Part 46.

10K 475 28
                                    

Fredy menuruh Deylora untuk datang ke apartemennya. Ia akan berangkat bersama ke acara tersebut.

Deylora mencoba memencet tombol bell pada apart Fredy. Fredy tak kunjung keluar. Sebenarnya dirinya bisa saja masuk menerobos pintu yang terkunci dengan kata sandi itu.

Deylora memiliki akses untuk masuk kedalam kamar bosnya. Pasalnya sekertarisnya itu sering sekali membicarakan soal pekerjaannya bersama bosnya bahkan sebelum ia memulai meeting bosnya itu akan mengajarinya seperti les privat berdua.

Deylora mencoba memencet kembali bell tersebut. Sama sekali tak ada jawaban. Ia memutuskan menerobos masuk kedalam apartemen bosnya itu.

Benar saja. Ruang tamunya terlihat kosong. Sepertinya bosnya tak ada di apart tersebut. Deylora mencoba mencari dimana keberadaan Fredy.

Deylora masuk kedalam kamar Fredy. Ia tak menemukan seseorang didalamnya. Sampai pada Deylora ingin melihat apakah pria itu ada di kamar mandi. Benar saja. Fredy keluar dari kamar mandi dan langsung melihat Deylora dihadapannya. Betapa terkejutnya mereka berdua. 10 detik mereka berkontak mata satu sama lain. Wajah Deylora sudah memerah tersipu malu. Pasalnya ia seperti sedang kepergok telah menguntit bosnya itu.

Fredy dengan tubuh toplesnya tanpa sehelai benang pun langsung dengan cepat menutupi bagian kemaluannya dengan handuk yang ia gunakan untuk mengeringkan tubuhnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Fredy dengan tubuh toplesnya tanpa sehelai benang pun langsung dengan cepat menutupi bagian kemaluannya dengan handuk yang ia gunakan untuk mengeringkan tubuhnya.

Fredy memang terbiasa dengan tubuh yang telanjang, karna ia tinggal sendiri di apartemen. Tak ada yang akan mengintipnya bahkan ia sesuka hati mau atau tidak mengenakan pakaian.

Fredy lupa jika ia menyuruh Deylora untuk datang ke apartemennya.

"So, sorry" kata Deylora sambil menundukkan kepalanya. Ia tak ingin bosnya melihat wajah merahnya.

"Umm tak apa" kata Fredy dengan kikuk.

"A-a-aku akan menunggumu di ruang tamu" ujur Deylora sambil terbata-bata lalu pergi meninggalkan Fredy.

Fredy hanya tersenyum jahil. Bukan pertama kalinya Deylora seperti ini jika sedang melihat Fredy telanjang badan. Bahkan ia pernah memergoki Deylora sedang menatapnya dengan muka yang bengong selama 15detik.

"Sungguh sangat manis" ujur Fredy.

Fredy memakai kaos putih polosnya dengan celana 3/4nya berjalan menemui Deylora sambil membawa dua gelas kopi.

"Tunggu sebentar. Kau bisa minum ini" ujur Fredy sambil menyodorkan satu dari dua gelas itu pada Deylora.

"Maafkan aku. Aku tadi telah memencet bellnya tapi kau tak kunjung datang membukakan pintu, jadi aku menerobos masuk" ujur Deylora sambil menjelaskan kesalah pahaman tadi.

Hati Deylora dari tadi tak tenang. Ia takut Fredy salah paham dengannya.

Fredy tertawa terbahak-bahak mendengarkan penjelasan Deylora.

My Hero is a Man in a SuitTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang