Happy Reading !!!
🔱🔱🔱
Didalam ruang kelas yang tampak ramai dengan suara-suara penghuninya, terdapat seorang gadis sedang merebahkan kepalanya lesu dimeja kecil bangkunya dengan lengan sebagai bantalan. matanya memandang nanar layar ponsel yang menampilkan hasil nilai sementara miliknya, tertera huruf E dan D pada dua mata kuliah diantara B+ dan B dimata kuliah lainnya
"Kenawhy lagi sih lu, Bil? heran masih muda kayaknya udah banyak banget beban hidup lu?" celoteh gadis bertubuh tambun yang sedang asyik mengunyah sate ati ampela miliknya
Gadis yang merebahkan kepalanya itu menyodorkan ponsel ke arah Nina-sahabatnya "Look! Nilai gue dimatkul Cekgu besar D dan Manusia Tembok E dong.. mana dari fakultas ga ada perbaikan! ya kali harus ngulang.. kapan Lulusnya gue ini.." rengeknya dengan tampang memelas, membuat Nina menghela nafas seraya menggelengkan kepala dramatis.
"DL! Derita Lu! Lagian lo gila sih 9 kali pertemuan lo hadir cuma dua kali udah tau bagi tuh dosen dua absensi is number one.. nih ya kalau gue dosennya, gue kasih Z nilai lu.." cibir Nina membuat sahabatnya itu menatap dirinya dengan tatapan tidak percaya
Gadis itu, Salsabille Maura Renjani mahasiswi smester 5 fakultas Psikologi. Kalau diminta deskripsikan dirinya dengan satu kata maka kata itu adalah Biasa. Ya dia memang seperti layaknya Mahasiswi biasa tidak terlalu menonjol, wajah juga biasa saja tidak cantik hanya terkesan manis, kulit kuning langsat, hidungnya tidak seperti prosotan TK, mata almond dan bibir tipisnya berwarna pink cherry yang biasa hanya dioleskan lipbalm. Tubuhnya lumayan tinggi serta berisi dan Otaknya.. juga biasa saja lebih cenderung paspasan, Intinya dia bukan Gadis Idaman seperti yang ada di dalam Novel-novel atau Comik-Comik itu
Apalagi dengan kekurangan gadis berusia 21 tahun itu yang tidak pernah bisa bangun pagi menambah jauh perbandingannya dengan Gadis Idaman. sejak SD Salsabille atau yang lebih akrab dipanggil Sabil itu memiliki insomnia akut dia tidak bisa tidur kalau tanpa bantuan obat dan setelah mengkonsumsi Obat dia akan sulit bangun. Maka dari itu dia selalu dimasukkan ke sekolah Siang. sialnya, saat masuk smester 5 ini ada dua mata kuliah yang masuk jam 8 tepat, dan sudah dipastikan Sabil akan susah mengikuti mata kuliah itu.
"Coba lo minta keringanan aja dari Bu Dilla sama Pak Edgar.. Siapa tau mereka bisa bantu.." usul seseorang dari arah belakang kedua gadis itu, sontak saja membuat mereka menoleh bersamaan
"Romiii... elu Emang paling the best pokoknyaaa... Wle dasar sahabat kardus.." setelah mengacungkan jempol kearah cowo dibelakangnya dan menjulurkan lidah pada Nina, sahabatnya. Gadis itu bergegas bangkit dan meninggalkan kelas mengabaikan panggilan kedua orang tadi bahkan dia lupa kalau 15 menit lagi kelasnya akan dimulai
"Biarkanlah dia berjuang untuk yang E, kalo udah B mah bisa menunggu.." gumam Nina lalu kembali menggigit sate Ati Ampelanya yang tersisa
❇❇❇
Seorang pria jangkung melangkah dengan pasti menyusuri lorong-lorong gedung tempatnya bekerja, sesekali dia membalas sapaan muda-mudi yang ditemuinya dengan anggukan atau senyum tipis nan kaku
Setibanya didepan pintu kaca, pria itu langsung masuk dan betapa terkejutnya dia mendapati seorang gadis berbalut seragam putih abu-abu duduk disoffa ruangan itu bersama gadis kecil yang sangat dikenalnya"Apa yang kalian lakukan disini, Elma? Erina?" tanya pria itu membuat kedua gadis yang ada disoffa sembari asyik menatap layar ponsel mendongak, melihat pria tegap itu gadis kecil yang kira-kira berusia 6-7 tahun langsung berlari kearahnya
KAMU SEDANG MEMBACA
My Gorgeous Student (The End)
Romance*Dilarang keras mengcopy atau menggandakan cerita ini dalam bentuk apapun tanpa seizin Author* Dia bukan siapa-siapa yang diubah waktu menjadi bagian terpenting dalam hidup anak-anak Gue dan Waktu makin mengubahnya menjadi sulit untuk gue lepaskan k...