Seorang wanita masih terlelap didalam rengkuhan selimut putih tebalnya dengan damai, rambut hitam bergelombangnya kontras sekali dengan bantal putih yang menjadi sanggahan kepalanya
Tidurnya semakin nyenyak karena hembusan angin yang menyusup masuk kedalam ruangan serba putih itu. Belaian lembut pada pipinya juga membuatnya merasa begitu nyaman.Samar-samar suara tawa riang gadis kecil dan bocah laki-laki menyusup kedalam indera pendengarannya, menambah perasaan damai baginya
"Mau sampai kapan kamu tidur seperti ini, Sayang?" bisik suara bariton menariknya kekesadaran, senyum cerah merekah diwajahnya yang semanis madu
"Bangun Sayang anak-anak menunggu kita untuk sarapan.." suara bariton itu kembali terdengar disertai kehangatan dari rengkuhan lengan kekar dipinggangnya
Perlahan mata wanita itu terbuka, mengerjap-ngerjap untuk menyesuaikan dengan cahaya dikamarnya ini, dia membalik tubuhnya tanpa melepas rengkuhan lengan tadi. Menyusupkan wajahnya didada bidang yang begitu nyaman untuknya
"Goodmorning..." lirihnya masih dalam dekapan tubuh kekar itu
"Goodmorning, Sayang.. Gimana tidurnya?" tanya suara itu disertai kecupan ringan dipucuk kepala wanita itu
"Hhmm.. Nyenyak banget.." gumam wanita itu, tangannya ikut memeluk makin erat tubuh tegap kesukaannya
"Kita bangun yuk.. Kamu dan anak-anak pasti laper.." ajak pria itu yang langsung disetujui olehnya
Mereka mengurai pelukan itu, saling mengecup wajah masing-masing lalu hendak turun dari ranjang namun belum sempat kaki mereka merasakan dinginnya lantai, pintu kamar lebih dulu dibuka kasar hingga menimbulkan suara yang lumayan nyaring. Dan tampaklah dua bocah yang menjadi tersangkanya
"Mamaaaa~~" pekik mereka girang seraya berlari keranjang, tanpa aba-aba mereka meloncat ke atas ranjang dan menerjang tubuh wanita cantik itu
Kedua malaikat kecil itu memeluk dan memberikan ciuman bertubi-tubi hingga wanita itu tertawa lepas merasa kegelian dan bahagia disaat yang bersamaan
"Kami Sayang Mama, Selalu dan Selamanya..." suara yang begitu keras tiba-tiba terdengar, wanita itu mendongak menatap langit-langit seperti mencari sesuatu karna merasa bingung dengan suara lantang yang tiba-tiba terdengar
Namun saat dia kembali menurunkan pandangannya, kondisi ruangan berubah tidak ada lagi tiga sosok yang tadi bersamanya, ruangan besar ini terasa begitu hampa. Wanita itu celingukan mencari keberadaan tiga sosok penting yang menjadi sumber kebahagiaannya
Nihil, dia sendirian disana Wanita itu mulai histeris, dia memanggil tiga nama bergantian berharap salah satu dari pemilik tiga nama itu memunculkan dirinya. Tapi tidak, dia benar-benar sendirian dan tubuhnya seolah terpaku diranjang dia tidak bisa bergerak sama sekali.
"Anak-anaak..." teriak Sabil histeris seraya mendudukan dirinya. Keringat membasahi wajah dan lehernya, nafasnya juga terengah-engah seperti habis lari marathon
Sabil berusaha mengatur nafasnya, namun yang dia rasakan hanya sesak yang menyesakkan dada. Sesak yang sudah setia menemaninya sejak pertama kali mimpi itu muncul 9 bulan lalu
Gadis itu mencoba menenangkan diri, mengusap kasar jejak airmata yang mulai jatuh namun tetap saja, pertahanannya runtuh saat mengingat keindahan mimpinya tadi. Mimpi yang sudah menjadi obat dan juga racun secara bersamaan untuk dirinya
Sabil menangis sesegukan, mengeluarkan semua kesakitannya yang tidak pernah lagi dia tunjukan didepan orang lain termaksud keluarganya. Jika sedang diluar, Sabil akan menjadi gadis periang seperti biasa, senyumpun selalu terukir disudut bibinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Gorgeous Student (The End)
Romance*Dilarang keras mengcopy atau menggandakan cerita ini dalam bentuk apapun tanpa seizin Author* Dia bukan siapa-siapa yang diubah waktu menjadi bagian terpenting dalam hidup anak-anak Gue dan Waktu makin mengubahnya menjadi sulit untuk gue lepaskan k...