Pagi ini kediaman keluarga Bimantara lebih sibuk dari biasanya, Bryan dan Amel sudah bersiap-siap untuk menghadiri acara disekolah Erina, begitu juga dengan Edo dan Elma. Sementara Sabil dari pagi sudah sibuk mendandani Erina, hanya Ayah dari Erinalah yang belum terlihat dari pagi tadi.
Erina sudah siap dengan gaun putihnya dan tatanan rambut cantik, sementara Sabil masih setia dengan piyama beruang saat Amel memasuki kamar cucu pertamanya itu
"Ya ampun, Sabil kok belum siap-siap? " pekik Amel saat melihat Sabil dengan piyama
"Ini baru mau mandi Tante.. Rapihin Erina dulu biar ga keringetan lagi..." sahut Sabil disertakan kekehan membuat Amel menggelengkan kepalanya.
"Mama, cepet ya mandinya biar kita ga telat..." pinta Erina yang sedari tadi sibuk menatap dirinya dicermin, merasa takjub dengan penampilannya
"Iya Sayang, yaudah Mama mandi dulu.. Ina jangan banyak gerak ya nanti keringetan, rambutnya sama make upnya rusak..." ujar Sabil yang langsung diangguki oleh Erina
Setelah itu Sabil masuk ke kamar mandi dan mulai mempersiapkan dirinya, Ya. Hari ini adalah hari pementasan disekolah Erina, sekaligus acara perpisahan murid-murid TK B yang akan diwisuda bulan depan. Awalnya Sabil tidak ingin ikut tapi gadis kecilnya itu merengek bahkan merajuk tidak mau tampil kalau dirinya tidak datang
Satu jam kemudian Sabil keluar dari kamar Erina dan menemui keluarga Edgar yang sudah berkumpul di ruang keluarga. Erina langsung berlari dan memeluk Sabil saking kegirangannya akan pergi keacara sekolah dengan Mamanya itu, biasanya kalau ada acara seperti ini hanya Oma atau Auntynya yang datang. keluarga yang lain juga memuji penampilan Sabil hingga..
"Itu terlalu terbuka, pakai yang hitam saja.." suara bariton menarik perhatian semua yang ada disana
Ditangga paling bawah tampak seorang pria yang terlihat menawan dengan balutan semi formalnya, sedang menatap tajam ke arah Sabil dan tangan yang sibuk mengancingkan jasnya
Kalau ini adalah dunia komik, bisa dipastikan rahang Sabil pasti sudah jatuh ke lantai saking lebarnya dia menganga terlalu kagum dengan penampilan dosennya itu, Yatuhan rasanya ingin dia berlari dan menerkam tubuh itu sekarang juga kalau tidak ingat statusnya dan sedang dimana mereka sekarang
"Ya ampun, Gar!!! Kamu ga inget yang mama bilang semalem apa? Dresscodenya itu All in white kenapa pake baju itu..." pekik Amel heboh melihat putranya yang berpotensi memalukan karena saltum alias salah kostum diacara cucunya itu
"Edgar ga punya baju putih, Ma.. Uda--"
"Yang kemarin beli kan ada kak.. Celana putih dan kemeja putih pake itu aja.." sela Sabil memotong protesan Edgar, Amel menengok kearah Sabil bibirnya tersungging senyum yang sulit diartikan
"Adakan Bil? Kamu siapin gih... Lama! bisa telat kita klo dia sendiri yang nyari..." perintah Amel membuat Sabil gelagapan. Ya kali, dia yang harus siapin baju pria itu
KAMU SEDANG MEMBACA
My Gorgeous Student (The End)
Romance*Dilarang keras mengcopy atau menggandakan cerita ini dalam bentuk apapun tanpa seizin Author* Dia bukan siapa-siapa yang diubah waktu menjadi bagian terpenting dalam hidup anak-anak Gue dan Waktu makin mengubahnya menjadi sulit untuk gue lepaskan k...