Heboh..
Satu kata itulah yang dapat menggambarkan suasana rumah Sabil pada dini hari ini, bahkan dari mataharipun masih enggan untuk menampakan dirinya kediaman keluarga Sabil itu sudah disambangi oleh keluarga Edgar
Amel, Elma bahkan Erina memilih berhias diri dirumah Sabil dari pada dirumah mereka, agar bisa berangkat kegedung acara bersama katanya. Tapi bagi Edgar itu malah membuat repot karena pagi-pagi sekali tidur nyenyaknya sudah diganggu, suasana jadi heboh karena beberapa kali Amel dengan toa masjidnya memekik sebab berpikir ada barang yang tertinggal padahal tidak
Sementara Satrio, Bryan dan Edgar hanya bisa memandang para wanita bahkan gadis kecil yang berjalan mondar mandir dihadapan mereka. Apa mau dikata kalau Ayu dan Amel sudah bersatu tidak ada yang bisa menentang pendapat mereka termaksud para suami
"Yah, Tolong angkat Sabil dulu yah.. Pake rok kainnya susah nih.." teriak Ayu dari dalam kamar Sabil
"Biar Edgar aja, Yah.." cegah Edgar saat Satrio hendak bangun itu, mengundang lemparan bantal soffa dari Bryan. Untung saja refleks Edgar untuk menepis bantal itu tepat kalau tidak, bisa makin heboh karena bisa mengenai Edo yang masih tertidur disebelahnya
"Heleeh Dasar Modus!!" cibir Bryan membuat Edgar menyernyit bingung
"Apaan sih Pa.. Kalo kena Edo gimana?" geram Edgar kesal tangannya bergerak membetulkan selimut Doraemon putranya yang hampir melorot kelantai
"Ya lagian.. Denger ga tadi Bundanya Sabil bilang apa.. Mau pakein rok kain.. segala pura-pura bantuin, bilang aja mau modus.." Edgar menggaruk tengkuknya yang tidak gatal seraya meringis merutuki kebodohannya
Satrio terkekeh, menepuk bahu calon menantunya disertai senyuman mengejek "Nanti ya.. Tunggu halal dulu baru boleh di eksplor.." setelah mengatakan itu Satrio meninggalkan Edgar yang terdiam. Satu sisi dia merasa tersentil dengan ucapan Satrio namun disisi lain dirinya tertawa jahat
Gatau aja calon Ayah mertuanya itu kalau dia sudah pernah mengeksplor keindahan sempurna milik Sabil dan hampir membobolnya. Kalau saja tidak ada alarm peringatan tuhan melalui anak-anaknya
"Otakmu, Gar.. Awas calon menantu Papa buncit sebelum waktunya.." ancam Bryan membuat Edgar tersadar dari lamunannya. Pria itu Salah tingkah, bagaimana bisa Papanya ini meng-Gap pikiran absurdnya. Kedua ayah dan Anak itu saling bertatapan seolah bertelepati lalu tertawa bersama
❇❇❇
Perasaan haru tidak dapat dibendung lagi oleh pasangan paruh baya saat nama, Salsabille Maura Renjani disebut dan tak lama sang pemilik nama muncul dari barisan manusia dengan kursi roda yang didorong salah satu panitia
Tepuk tangan bersahutan saat penyerahan tabung selongsong dan gordon wisuda dari rektor kepada gadis dikursi roda itu. Ada rasa bangga, sedih dan bahagia yang bercampur menjadi satu didalam dada kedua paruh baya tadi.
Bangga dan bahagia karena walau dengan keadaannya sekarang Sabil mereka tidak pernah patah semangat dan mampu menyelesaikan studynya. Sedih karena dihari yang berbahagia ini tidak ada lagi ocehan atau tangis lebay Luna diantara mereka
Setelah acara wisuda selesai, mereka berfoto bersama banyak foto yang mereka ambil. Mengabadikan moment yang bersejarah itu, tidak ada habis-habisnya senyuman terukir diwajah Sabil. Gadis itu bahagia, walau merasa ada yang kurang lengkap karena tidak ada kakak kesayangannya disana namun keyakinan bahwa kakaknya melihat dan tersenyum dari atas sanalah yang membuatnya tidak tampak sedih
Setelah puas berfoto mereka memutuskan untuk kesalah satu Restorant yang sudah dipesan Edgar untuk merayakan Hari besar ini namun Sabil menahan lengan Edgar saat hendak mendorong kursinya tentu saja semua keluarga menatap gadis itu bingung
"Sekali... Sekali aja aku mau foto berdua sama mas..." lirih Sabil, Edgar makin bingung dari tadi mereka berdua sudah banyak berfoto kenapa Wanitanya itu meminta berfoto lagi
"Tadi masih kurang?" goda Edgar yang ditanggapi gelengan pelan dari Sabil
"Aku mau foto berdua sambil berdiri..." pinta Sabil pelan sontak saja memberi hantaman keras tak kasat mata pada dada semua orang dewasa yang ada disana
"Sal, tap-"
"Please... Aku kuat kok.. Diri 1 menit ga bakal buat kaki aku hancur.." mohon Sabil, Edgar mengedarkan tatapannya kearah orangtuanya dan orangtua Sabil berusaha meminta pendapat atau dukungan untuk menahan Sabil dengan kemauannya namun yang dia terima hanya anggukan kecil seolah mereka menyetujui keinginan Gadis itu
Akhirnya Edgar mengalah, membantu Sabil agar bisa berdiri dengan kedua kakinya menahan tubuh wanita itu agar tidak luluh kelantai lalu tersenyum saat bidikan kamera tertuju padanya
"Terimakasih, Mas.." bisik Sabil lembut, Edgar menoleh membalas tatapan lembut Wanitanya
"Anything for you, My Gorgeous Student... I Love You.." sahut Edgar dengan kecupan hangat dipelipis Sabil
Hari ini bukanlah akhir, justru hari ini merupakan Awal dari kehidupannya... Kehidupan dengan Edgar disampingnya, kehidupan dengan tiga malaikat kecilnya yang mungkin akan bertambah dan kehidupannya yang mungkin tidak akan sesempurna dinegri dongeng namun akan selalu dia hadapi bersama Cintanya.
◌⑅●♡⋆♡The End♡⋆♡●⑅◌
Hellooooo
Yihaaaa akhirnya kita sampai diEnding hiks... hiks...
Ya walaupun masih ga rela tapi ini memang harus diakhiri agar ga kepanjangan hihihi
Thanks banget buat kalian yang udah setia menanti dan mensuport cerita ini..
I love you guys 😘😘😘
Untuk Extra part mungkin akan aku buat nanti tapi ga janji secepetnya karena masih nyari Idenya, Jadi jangan hapus MGS dari Perpustakaanmu ya hohoho
Bisa comment juga kalau mau ngasih saran hehe
Sampai jumpa diceritaku Yang lainLove Zat 💙
KAMU SEDANG MEMBACA
My Gorgeous Student (The End)
Romance*Dilarang keras mengcopy atau menggandakan cerita ini dalam bentuk apapun tanpa seizin Author* Dia bukan siapa-siapa yang diubah waktu menjadi bagian terpenting dalam hidup anak-anak Gue dan Waktu makin mengubahnya menjadi sulit untuk gue lepaskan k...