Ternyata tangan aku udah gatel buat ngetik part ini hahaha
Terpaksa deh aku Up lagi semoga ga bosen yaa~
Happy Reading...
👀👀👀
Matahari pagi menyusup celah-celah gorden menerangi ruangan yang ramai berhias dengan dominan warna gold dan ungu, disana didepan sebuah cermin besar, seorang gadis sibuk menatap pantulan dirinya sendiri dicermin. Wajah dan rambutnya sudah tertata cantik, hanya tinggal mengenakan gaunnya dan dia akan tampak sempurna
Dia menerawang jauh kemasa-masa perjalanannya hingga bisa sampai dititik ini, banyak airmata, banyak pengorbanan, banyak kerinduan dan tentu saja banyak kebahagiaan pula
Gadis itu menghela nafas kasar saat matanya turun ke kursi yang didudukinya, merutuki sifat Bossy prianya yang selalu semena-mena dalam memutuskan sesuatu. Sudah di lamar serasa sedang diajar karena "Tugas" yang diberikan, kini dia harus jadi ratu satu hari menggunakan kursi beroda itu
Kalau saja Prianya itu bisa sedikit bersabar atau tidak memiliki mulut manis yang mampu menghasut kedua orangtuanya, mungkin dia bisa menjadi ratu sehari yang sempurna karena berjalan dengan dua kakinya sendiri. Mengingatnya saja membuat Sabil kesal sendiri
Flashback on
Pagi hari yang harusnya cerah justru harus dilalui Edgar dengan muram karna ocehan dan wajah masam gadis yang dicintainya, salahnya juga hingga Sabil berang seperti sekarang tapi dia kan hanya ingin semua jelas usianya kini bukan lagi usia untuk berpacar-pacaran itulah kenapa dia meminta izin pada Satrio untuk mempercepat hari pernikahannya
Alih-alih bahagia namun wanitanya itu malah protes dan merajuk, dia ingin menjadi ratu sehari yang sempurna berjalan kepelaminan dengan dua kakinya sendiri. Oh ayolah Sabil sudah sempurna dimatanya, untuk apa lagi menunggu. Walau perkiraan dokter Sabil akan pulih sekitar 6 sampai 12 kedepan tapi Edgar tidak ingin menunda-nunda lagi
"Sayang, Udah dong ngambeknya.. Kita harus ketemu sama orang WO masa kamunya cemberut gitu.." bujuk Edgar untuk kesekian kalinya namun wanita yang cantik dengan balutan dress baby pink itu masih enggan merespon
"Sal, bisa ga kamu bersikap lebih dewasa?" tanya Edgar tegas, biasanya kalau sudah begini Sabil pasti akan menurut dan berhenti merajuk
"Ih, ga ngaca.. Yang ga dewasa siapa? Ga bisa apa diomongin berdua dulu ga main ambil keputusan sendiri? Emang situ mau nikah sama boneka yang ga bisa ngomong yang nurut-nurut aja mau digimanain juga?" semprot Sabil menggebu-gebu. Sia tidak bisa menghilangakan kekesalannya
"Ya ga gitu, Sayang... Kamukan tau aku udah 2 tahun lebih loh menduda. Aku pengen ada yang temenin saat tidur, ada yang sambut setiap bangun pagi, aku ga mau kesepian lebih lama lagi.." rengek Edgar memelas
"Lagian ga baik loh, Sal niat baik ditunda-tunda..." lanjut Edgar kini sok bijak, ingin rasanya Sabil merauk wajah itu saking kesalnya
"Udahlah,Bil.. Daripada nanti disamber cabe-cabean... Udah ngebet kawin tuh si Edgar.." celetuk Ayu yang datang entah darimana
Sabil menghembuskan nafas kasar, akhirnya mengangguk pasrah pada keputusan yang memang tidak mungkin bisa diubah-ubah, gimana bisa diubah kalau berkas-berkas mereka sudah lebih dulu dimasukan ke KUA oleh mantan Dosennya itu
Flashback off
"Sudah cantik kok anaknya Bunda.." suara lembut membuyarkan lamunan Sabil gadis itu melirik lewat cermin seraya tersenyum tipis
KAMU SEDANG MEMBACA
My Gorgeous Student (The End)
Romance*Dilarang keras mengcopy atau menggandakan cerita ini dalam bentuk apapun tanpa seizin Author* Dia bukan siapa-siapa yang diubah waktu menjadi bagian terpenting dalam hidup anak-anak Gue dan Waktu makin mengubahnya menjadi sulit untuk gue lepaskan k...