11

38K 1.8K 9
                                    

Sabil Pov

Sepulang dari Mall aku baru ingat kalau aku belum pamit pulang kepada kak Luna dan Roro, semua karena dosen tembok tidak jelas itu yang tiba-tiba badmood seperti ibu-ibu ga dapet arisan padahal udah ngarep dapat uang untuk bayar cicilan panci. Okey lupakan soal ibu-ibu itu. Aku baru tau seorang Edgar Bimantara kalau sudah merajuk sangat ga banget

Bayangkan saja dia mendiamiku selama diperjalanan pulang, dan setibanya dirumah dia mengambil anak-anaknya dan mengurung diri bersama mereka dikamar. Bahkan aku samar mendengar rengekan Erina minta keluar namun pria itu malah menyuruhnya tidur, aku tidak tau akan jadi apa kalau Edo bangun dan menangis nanti. Dan yang aku bingung dia itu kenapa aku yang dimusuhi? Seolah merajuknya gara-gara aku. Dede salah apa bang?

Usai memasak makan malam aku menghempaskan diriku disoffa lalu mencoba kembali menghubungi kak Luna, memastikan mereka sampai dengan selamat. Pada panggilan ke 3 baru kakakku itu mengangkat telponnya

"Hallo, Luna speaking.. Dari siapa ya?" sahutan dari sebrang sana membuatku mendengus kesal, kak Luna punya ke anehan dia tidak pernah mau menyimpan nomer telpon orang diponselnya, dia hanya hafal dengan nomer dirinya, Ayah dan Ibuku. Untuk nomer yang lain dia mempunyai buku telpon kecil kalau sewaktu-waktu dia ingin menghubungi seseorang. Repotkan?

"Ih lu maah!! Simpen apa nomer gue!!"

"Hahaha, hallo adek durhaka.. " aku memutar mataku mendengar cibirannya

"Kamvret! Udah sampe rumah lo kak?"

"Udah kok dari tadi, baru kelar mandi nih.."

"Syukur deh.. Sorry ya tadi ga sempet pamit.."

"Iye nyantai.. Gimana tuh dosen kece? Kenapa dia?"

"Hhh.. Ga ngerti lagi gue sama itu manusia, gila ga gue didiemin terus dari tadi pulang sampai sekarang anak-anak dikurung dikamarnya... Kesannya kayak gue yang salahkan." keluhku dan dijawab dengan tawa geli kakakku great! Dia fix menyebalkan

"Udah bisa dipastikan dia cemburu tuh..."

"Cemburu pala lo! Gausah aneh-aneh deh kak.."

"Duh, dasar cewe ga peka. Gue rasa dia cemburu sama Dicky, buktinya dia tiba-tiba dateng terus ngambil Edo dan ngajak kalian pulang.. Hahaha fix itu 99,9% udah kaya suami cemburuan.." aku malas mendengar celotehan tidak jelasnya, aku melirik jam sudah menunjukan pukul 17.20 dan Edo belum mandi

"Ah bodolah, udah ah kak gue mau ngambil Edo dulu dikamar bapaknya.. Tuh anak belum mandi.."

"Bil, ngerasa ga sih lo ngomong seolah-olah lo bini yang lagi ikutan ngambek.."

"Ngaco!! Udah ah gausah aneh-aneh... Bye cium sayang buat Rorokuh.."

"Hahaha okey deh.. Salam juga ya sama papanya anak-anak.."

Tut.. Tut.. Tut..

Sambungan terputus sebelum aku sempat mengeluarkan makian untuknya, aku menghela nafas lalu beranjak ke kamar dosen tembok itu. Mengetuk pintu berkali-kali sambil memintanya keluar karena Edo dan Erina belum mandi dan makan

Untungnya dia membuka pintu kamar dan melangkah pergi ke ruang kerjanya aku tidak ingin mempermasalahkan sikapnya itu, biarlah dia melakukan semaunya

Akupun memandikan Edo lalu mandi bersama Erina setelah memastikan Edo tenang diboxnya dengan mainan-mainan miliknya. Usai semua beres aku mengajak mereka makan malam, karena memang keluarga ini biasa makan malam dibawah jam 7 malam.

My Gorgeous Student (The End) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang