Last Extra Part

44.1K 1.4K 18
                                    

"Sayang.. Ga nakal kok.. Cup yaa jangan nangis.. Mamanya jadi sedih.." bujuk Sabil lirih, Edo melepaskan diri dari rengkuhan Papanya beralih memeluk leher Mamanya, hal manja yang selalu dilakukan pada Sabil,Edgar tersenyum saat mengamati interaksi kedua sumber kebahagiaannya itu

"Edo memang ngapain? Mba-mbanya ga akan marah kalo Edo ga buat salah.." tanya Edgar mencoba mencari jawaban dari kebingungannya dan Sabil. Ya, siapa yang tidak bingung kalau sedang asyik menonton tv tiba-tiba suara tangisan sang Putra menggelegar diseluruh penjuru rumah.

"Edo bikin boneka Ina jadi kayak boneka Annabell gini, Pa!" suara Erina terdengar dari arah tangga, "Edo juga bikin buku Pr Roro jadi dua gini, Pa!" timpal Rora.

Edgar, Sabil dan Edo menoleh kearah Erina dan Roro yang sedang menuruni tangga ditangan mereka terdapat barang bukti ke jahilan adik mereka itu

Sabil menatap horor boneka kesayangan Erina yang awalnya cantik menjadi berantakan karena coretan spidol diwajah dan badannya lalu beralih kebuku ditangan Roro, entah apa yang diperbuat anak laki-lakinya itu hingga buku yang tadinya utuh kini terbelah menjadi dua

"Edo! Bisa jelaskan apa yang terjadi pada buku Pr mba Roro dan boneka mba Ina?" tegas Edgar membuat Edo meringkuk, menelusupkan wajahnya kedada Sabil dan wanita hamil itu menatap tajam suaminya tidak terima dengan nada yang digunakan Edgar saat bicara pada Edonya

"Mas.. Namanya juga Edo masih kecil.. Jangan galak gitu kenapa sih.." protes Sabil sembari mengelus sayang kepala putranya

"Engga galak sayang... Aku tuh cu--"

"Alah udahlah awas ya kamu Mas marah-marahin anak aku.. Lagian buku sama boneka bisa dibeli, kalo anak? Mau dibeli dimana coba?" sela Sabil dengan nada ngotot, sejak awal kehamilannya, kalah berargumen adalah hal yang paling dia benci selain wangi parfum Edgar jadi bagaimanapun dia harus menang

kedua gadis kecil memutar mata mereka jengah, melihat Sabil yang beranjak pergi bersama Edo, dan Edgar yang mencoba menahan emosinya yang tiba-tiba ikut tersulut

Sejak kehamilan Mamanya, Edo memang jadi makin jahil dan kejahilannya itu selalu dilindungi oleh sang Mama jadi Papa merekapun tidak bisa berkutik paling hanya bisa menasehati Edo secara lembut.

Yah, bisa dipastikan itu tidak akan berhasil terbukti dari sang Papa yang sudah dua kali harus membiayai pengobatan penjual gorengan atau jajanan karena bagian tubuhnya kecipratan minyak panas hasil perbuatan Edo yang melempar Es batu berukuran lumayan besar kewajan panasnya atau teman sebayanya yang mengalami cedera akibat lemparan batu bocah itu

"Ini bukan masalah beli membeli! Tapi masalah Attitude dan manners yang harus dididik sejak dini, Sal--"

Blammm

Suara pintu tertutup keras menjadi sahutan dari semua ucapan Edgar, pria itu menghela nafas lelah seraya merebahkan dirinya disoffa.

💕💕💕

Sabil memasuki dapur saat Mama Amel dan Bi Sum sedang berkutat dengan peralatan masak, wanita dengan perut yang sedikit membuncit itu mengambil tempat disamping sang mertua lalu mulai mengupas wortel yang ada disana

"Suamimu kemana? Tumben biasanya kalo hari libur gini ga bisa lepas..." ujar Amel dengan senyum menggodanya, mood Sabil yang sudah drop makin down saat Mama Amel menanyakan suaminya yang menyebalkan, ya bagaimana tidak menyebalkan harusnya istri sedang ngambek itu dibujuk bukannya ditinggal tidur seperti sekarang ini

"Sal.." tegur mama Amel yang tidak kunjung mendapat sahutan dari menantunya, Sabil mencebik bibirnya matanya sudah berkaca-kaca dan wajahnya sudah memerah siap mengeluarkan senjata andalannya

My Gorgeous Student (The End) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang