17. Move On??

3.9K 52 2
                                    

Hari-hari berlalu begitu cepat sejak kematian Ayah. Dengan terpaksa pula aku harus segera mengikhlaskan kepergiannya, meskipun hati belum sepenuhnya ikhlas, namun ikhlas itu harus segera hadir agar Ayah tenang di sisi Tuhan.

Mata kuliah terakhir hari ini adalah farmakologi dasar dan berakhir pukul 12 siang, Aku dan Jeje seperti biasa mencari makan ke kantin.

"Jo.. gue sama anak-anak mau main nanti jam 1, ikut ga lo?"

"Pada ikut semua? ikutlah gue.. kangen gue sama Taccil's friends hahaha.. pada mau main kemana emang?"

"Biasa.. paling makan di ginthai"

"Oke oke"

Semenjak hamil, porsi makanku sangat meningkat, saat ini saja aku sudah menghabiskan semangkuk mie ayam, sepiring somay, dan semangkuk es campur dan pada akhirnya aku harus ke kamar mandi untuk memuntahkan semua yang telah ku makan.. aku mual tapi aku tetap ingin makan.

***

Setelah memesan makanan aku dan teman-temanku berbincang seperti biasa, tetap rumpi dan berisik sama seperti saat sekolah dulu.

"Eh eh ada yang lagi hamil lohhhhh" Celetuk Luvita.

"Oiyaaaa, selamat jo! semoga anak lo cantik kaya gueee.. yeee.. hahaha" Dea.

"Iya cantiknya si kaya lo tapi kelakuannya jangan sampe deh seleboran kaya lo" jawabku. kemudian semua temanku memberiku selamat dan mendoakan bayi yang ada diperutku.

"Katanya ogah lo bikin anak sama Azhuar, eh gataunya bikin juga lo hahaha" Ical.

"Lah gue Baru tau! Ternyata enak!! Hahahaha" Jawabku sambil agak berbisik. Kemudian semua temanku tertawa terbahak - bahak.

"Wahhh keenakkan nih ceritanya? jadi pengen.. hahahaha" Jawab Taccil kemudian teman - teman ku ikut tertawa.

"Ayok cil sama gue aja!! Gue udah siap lahir batin" Ucap Jeje bersemangat.

"Ehemmmmmmm" Luvita. Ia seakan memberi kode dengan berpura - pura membenarkan suaranya.

"Weitzzz.. sorry Je, lain kali aja. Kayanya ada yang marah tuh.." Ucap Taccil.

"Kamu kenapa si sayangg? Hmm?" Ucap Jeje sambil mengarahkan tubuhnya ke arah Luvita yang kebetulan berada disampingnya.

"Eh! Kalian tuh udah jadian belom si? Dari dulu lho kode - kode an, sayang - sayang an, colek - colek, tapi kalo ditanya katanya kalian ngga pacaran. Sekarang kalian udah pacaran belom si?" Tanya bagio.

"Tau nih Jejenya ngga nembak nembak" Jawab Luvita dengan nada lesu.

"Lah?! Tulus tuh ngga butuh status lagi," Kemudian semua temanku kembali tertawa.

"Jo berarti udah move on dari mahesa bangsat dong ya..." Ucap Ical mengganti topik.

"Move on??" Jawabku, aku mengubah mimik wajahku menjadi sedih dan menggeleng gelengkan kepala pertanda aku menjawab tidak.

"Ya allah ya tuhan ku... Imajie Jo Soeharsono... hell to the oooo helooooo, kurang apa si Azhuarrr?? woyyyyy!! emang cowo ganteng kaya Azhuar ngga bisa bikin lo move on Jo?! Buset dahhhhh" Jawab Taccil sambil menggebrak meja.

"Ngelupain Mahesa ngga segampang gue ngelupain rumus Aljabar kali cil" Jawabku seadanya.

"Eh, btw kita tahun baru kemana nih??" Tanya Jeje mengalihkan pembicaraan

"Singaporeeeee hehehe" Jawab Ical.

"Gue lagi bunting kali cal" Jawabku.

"Puncak ajalahhh kaya biasaa" Jawab Luvita.

"Eh iya tuh bener" Jawab semua temanku.

"Oke. fixnya kita ke puncak yaaa?" tanya Taccil memastikan.

"Yo'eeeeeeee" Jawab kami serempak.

"Kaya biasa ya, nanti penginapan sama biaya gue sama bagio yang ngurus" Ucap Taccil.

Setelah kenyang main dengan teman-temanku aku pulang ke apartmen karna hari pun sudah sore. Tapi Azhuar belum juga pulang sampai setelah aku sholat magribh pun Azhuar belum pulang, aku memutuskan untuk tidur lebih awal karna aku sangat lelah hari ini.

Aku terbangun dan melihat jam, ternyata pukul sebelas malam. Aku keluar kamar dan melihat Azhuar sedang menonton bola diteve diruang tengah.

"Mas..." Aku menghampiri Azhuar dan ikut duduk disofa disamping Azhuar.

"Apa sayanggg" Jawab Azhuar lembut sambil tetap melototi acara bola diteve.

"Laper nihhh.. anaknya minta makan nihhh" Jawabku merengek.

"Delivery aja gih" jawab azhuar sambil ngoceh "Iya! Iya! Terus! terus! kekiri kiri iya itu bolanya! yahhh begooo"

"ihhhhhh" Aku mengguncang tubuhnya.

"Iya iya.. kenapa kenapa?.." Jawabnya lembut sambil menengok ke arahku.

"Ngga mau delivery!! bikinin mie donggg mas.." Rengekku.

"Ntar dulu ini bolanya belum iklan sayang"

"Ihhh bola mah iklannya lamaaaaa, bikininnnnnnnnnn! sekarangggggg!" Nada suaraku mulai marah.

"Delivery aja si.." jawabnya sambil tetap melototi acara bola

"Ishhh ngga mauuu!!! aaakkhhhhh beteeeee" Aku benar - benar marah kemudian aku menggigit lengan Azhuar.

"Eh, iya iya aku bikinin. Jangan gigit, jangan gigit. Sakit tau.."

"Aku mendingan makan lengan kamu dari pada harus delivery" Jawabku ketus.

"Iya aku bikinin mie"

Kemudian Azhuar pergi ke dapur dengan merelakan tidak menonton pertandingan bola favoritenya dan membuatkanku mie instan.

"Mie apa sayang?" Tanya Azhuar dari dapur.

"Rebusss" jawabku sambil mengganti siaran teve kesukaanku  yaitu Tukang Haji Naik Bubur.

Tak lama Azhuar sudah selesai membuatkan aku mie instan.

"Kok mie rebusnya pake kuah si?? ah ngga mau ahh.. aku ngga suka mi rebus pake kuahh"

"Lah? gimana ceritanya si yang.. mi rebus ngga pake kuah masa.." jawab Azhuar kebingungan.

"Iya mi sama bumbu nya tetep mi rebus tapi ngga pake kuah. aku bete ah! buat kamu aja itu mi nya!" jawabku kesal.

"Iya iya aku bikinin yang baru ya.."

"Aku ngga mau mi rebus! maunya mie goreng!" Ucapku.

Entah mengapa semenjak hamil, selera makanku jadi aneh dan porsi makananku juga sangat meningkat. Bahkan aku bisa menghabiskan satu loyang pizza ukuran jumbo sendiri tetapi tidak menggunakan mayonaise atau saus melainkan menggunakan kecap. Lalu aku suka makan bakso dengan pisang goreng, lalu permen yang aku gerus dan aku larutkan di kuah bakso, dan aku juga suka tomat ditambah dengan mayonaise kemudian di jus dan ditambahkan es batu. makanan yang menurut semua orang itu menjijikan menjadi sangat enak dimulutku.

Tak lama Azhuar membawa mi goreng pesananku.

"Ihhh mana kuahnya??" Protesku.

"Lah?? tadi kan kamu mintanya mi goreng masa pake kuah yang?!"

"Iya! tapi aku pengennya makan mi goreng pake kuah! pakein kuah sanaaaaa" Azhuar membuang napas panjang pertanda kesabarannya hampir habis kemudian pergi ke dapur untuk memberi kuah di mie goreng pesananku.

Aku hanya makan telur dan kuahnya saja. Kemudian perutku terasa mual lagi aku memutuskan untuk kembali tidur dan memberikan mie yang tak habis kumakan kepada Azhuar.

"Nih mas buat kamu, aku udah kenyang mau tidur lagi" Aku memberikan mangkuk mie ku ke Azhuar dan pergi kekamar untuk melanjutkan tidur.

"Lah kok telor sama kuahnya doang yang abis, mi nya kok utuh yangg?? ahhh kamu mah ada aja deh kelakuannyaaa.." Ucap Azhuar.

Tanpa?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang