Setelah mandi aku bersiap-siap untuk pergi kerumah Bagio yang baru saja pulang dari Umrah.
"Mau kuliah ya? mau dianter ngga?" Tanya Azhuar yang sedang menonton teve.
"Engga, masa hari minggu kuliah. mau kerumah temen SMA dulu yang baru pulang umrah" Jawabku.
"Oh.. yang mana? yang kemaren main kesini itu?" Tanya Azhuar lagi.
"Bukan. Belum pernah main kesini kok"
"Mau aku anterin ngga?" Azhuar bangkit dari posisi duduk kemudian mendekatiku. Wajah arabnya yang khas seketika membuat hatiku bertekuk lutut. Hidungnya yang tinggi setinggi gedung pencakar langit. Alisnya yang tebal dan aroma tubuhnya yang khas entah sejak kapan membuatku bagai tak berdaya ketika berada didekatnya.
"Boleh deh" Jawabku menerima tawaran Azhuar.
"Aku sekalian ikut main boleh?" Pinta Azhuar.
"Ngga usah deh mendingan, kalo ikut nanti kamu malah aku kacangin.. kamu kan tau gimana gilanya aku kalo udah ketemu temen-temenku itu.."
"Oh iyaaa bener juga kamu, yaudah nih uang jajannya" Aku hanya terdiam dan bingung karena uang yang Azhuar beri beberapa hari yang lalu saja belum habis sekarang dia sudah memberi lagi.
"Kenapa? kurang ya? bawa credit card aku aja nih, pinnya 090393" Azhuar justru menyodorkan credit card miliknya kepadaku. "ini yang gold kok, beli aja apa yang kamu mau.. ini ambilll" aku pun menerima uang pemberian Azhuar.
Kemudian Azhuar mengantarku kerumah Bagio. Hanya sekedar mengantarkan aku saja sampai depan rumahnya kemudian Azhuar langsung pulang ke apartment.
"Jo" Aku menoleh kearahnya. "hati-hati ya" Aku mengangguk kemudian membuka pintu hendak keluar dari mobil.
"Jo.." Azhuar kembali memanggilku. Aku kembali menoleh dan tiba - tiba ia mencium keningku ketika aku menoleh kearahnya. Tak lama, kudengar mulutnya mengucapkan 'i love you' kepadaku. Tiba-tiba hatiku berdebar kencang, aku tak dapat berkata-kata karena aku sendiri pun masih bingung, aku mencintainya atau tidak.
"Aku.. turun dulu ya? udah ditunggu temenku didalem. kamu jangan lupa makan ya? kalo mau nitip makanan atau sesuatu hubungin aku aja" Azhuar hanya menjawab dengan anggukan sambil tersenyum.
"Pulangnya jangan malem-malem ya. kakak - kakak aku lagi pada pulang soalnya, nanti malem diajakin dinner sama Umi"
"Iyaaaa" kemudian aku turun dari mobil dan menghampiri teman-temanku yang sudah menunggu didalam rumah Bagio.
***
Dinner.
Azhuar punya satu kakak perempuan bernama Adinta Hermawan yang sudah berumah tangga dan tinggal di Negeri Paman Sam, satu kakak laki-laki bernama Azriel Hermawan yang belum menikah dan memiliki kepribadian agak kewanitaan, dan juga memiliki satu orang adik perempuan yang cantik bernama Adinda Hermawan.
Malam ini Aku yang mengenakan dress putih sedengkul dengan motif bunga di bagian dada bersama suamiku Azhuar berkunjung kerumah orangtua Azhuar untuk dinner bersama keluarganya. Kak Dinta baru saja datang dari Belanda kemarin malam, Kak Jiel juga baru saja pulang dari Perancis setelah mempromosikan gaun hasil rancangan terbarunya di Perancis.
"eeeeeiiiii penganten baru udah dateng" suara ceria yang khas Umi terdengar diseluruh ruangan rumahnya yang luas nan mewah ini. "Abi... ini lho penganten barunya dateng" sambung Umi.
"Udah lama juga mah.. berlebihan deh" ujar azhuar sambil menghampiri ibunya yang sedang berdiri dipinggir meja makan dan mencium pipinya, aku mengikutinya dari belakang.
Azhuar membawaku ke ruang keluarga yang lumayan besar dan sangat nyaman dengan sofa empuk yang besar dan teve LED yang super besar entah berapa inch. Disana sudah ada Kak Dinta dan anak laki-lakinya yang lucu bernama ibrahim, kak Jiel, dan Dinda yang sedang memainkan smartphonenya.
"Eeeiii.. adek gue yang baru nikah udah dateng ternyata, sini sini ikut nimbrung sama kita" ajak kak dinta dengan ramah.
Sekarang semua orang diruang keluarga memandangku dengan ramah seakan mengajakku bergabung menjadi keluarga yang akur.
Aku pun duduk disebelah dinda, rasa canggung pun masih menyelimutiku karena mungkin aku belum terbiasa dengan keluarga baru yang sebelumnya sama sekali tak pernah aku kenal.
"Gileee.. gileee.. istri lo cakep juga ya juar, cakepan yang ini dari pada yang dulu tuh yang gagal nikah hahaha" Kak Jiel.
"Jelas lah istri gue cakep.. gue nya aja ganteng hahaha" Jawab Azhuar.
"Anak-anak makan yuk.. makanannya udah siap tuh.." Ucap Umi yang menyuruh anak-anaknya untuk berkumpul dan makan malam bersama.
Setelah makan malam selesai, kami pun tak lantas beranjak dari meja makan melainkan berbincang tentang banyak hal. Termasuk membicarakan tentang kepastian kapan perutku terisi oleh seorang jabang bayi.
"Gimana keadaan papah kamu, Jo?" Abi angkat bicara dan menanyakan keadaan Ayahku.
"Ya masih gitu bi, belum ada perkembangan tentang kesehatannya. malah kata dokter papah ngga mungkin bertahan dalam jangka waktu setahun"
"Abi pengen banget gendong cucu dari kamu bareng si atew, atew itu panggilan papahmu waktu muda dulu Jo" Abi tersenyum sambil menitikkan air mata.
"Hehe iya bi, aku juga lagi usaha kok sama mas Azhuar" Jawabky seadanya.
"Udah kedokter Jo?" Tanya Umi.
"Udah mi" dustaku. Ya, setidaknya aku sudah berusaha dengan Azhuar tempo lalu.
"Trus apa kata dokter?" Tanya Umi.
"Katanya Aku sama Azhuar normal kok mi, insya allah cepet dikasih momongan"
"Oiya, kemaren umi abis nitip sama temen umi yang umrah buat beli kurma muda, umi beliin kurma muda buat kamu biar cepet hamil. katanya kalo orang susah hamil aja bisa hamil kalo makan kurma muda itu" Ucap Umi.
"Wah boleh tuh mi" Jawabku sambil tersenyum berpura-pura bahagia didepan semua Keluarga Hermawan.
"Iya nanti umi siapin buat kamu bawa pulang ya jo" Kemudian aku hanya menjawab dengan anggukan.
Obrolan pun kami lanjutkan di ruang keluarga, kami menonton acara televisi ber-genre komedi hingga sekitar pukul sebelas malam, kemudian Aku dan Azhuar berpamitan untuk pulang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Tanpa?
عاطفيةAku menanti. Tapi menanti bukanlah diam. Detik berputar dan aku tetap berputar di lingkaran. Ya, ini masih saja tentang dia sekali pun aku telah di miliki. ...... Percayalah.. tidak akan ada yang abadi. Termasuk orang yang mencintaimu juga akan perg...