Aku benar-benar bingung kemana aku harus mencari donor jantung untuk azhuar. berjalan kesana kemari tanpa tujuan pasti, seperti orang kehilangan akal
kringgg kringgg kringgg
handphoneku berdering dan kuangkat tanpa mempedulikan siapa yang menelphone
"halo"
"halo ibu azhuar, saya dari Rumah Sakit Beferelly Jakarta, anda bisa segera datang ke Rumah Sakit? operasi pencakokan jantung bapak azhuar akan segera dilakukan, untuk itu ibu diminta segera datang kerumah sakit untuk menandatangani berkas surat persetujuan dan membayar biaya administrasinya" aku agak aneh mendengar berita dari rumah sakit tersebut. siapa gerangan manusia baik hati yang rela mendonorkan jantungnya untuk suamiku?
"benarkah?! apa anda tidak salah orang?!"
"tidak ibu saya yakin saya tidak salah, anda istri dari bapak azhuar hermawan kan? benarkan?"
"oh! iya! benar! oke! saya akan segera datang kerumah sakit. lakukan operasi pencangkokannya sekarang! saya sedang menuju kerumah sakit dan akan segera mengurus semua berkas dan biayanya setelah saya sampai dirumah sakit"
Aku langsung memberhentikan sebuah taksi dan menyuruh supir taksi tersebut membawaku secepat kilat menuju Rumah Sakit tempat suamiku akan segera melakukan pencangkokan jantung
****
Aku telah menunggu didepan ruang operasi selama 2 jam. menunggu dengan cemas, apakah operasi pencangkokan ini akan berhasil atau tidak dan sedikit rasa penasaran, manusia baik hati mana yang rela mendonorkan jantungnya untuk azhuar. Rasa penasaran itu membawaku menuju meja reseptionis tempatku mengurus segala berkas pasca operasi"
"mmm.. permisi mba"
"iya ibu ada yang bisa saya bantu?" jawab reseptionis itu dengan ramah
"Saya istrinya bapak Azhuar hermawan yang sedang melakukan operasi pencakokan jantung.. mmm.. apa saya boleh tau, siapa orang yang mendonorkan jantungnya untuk suami saya?"
reseptionis menjawab dengan senyuman ramah "maaf ibu, sebelum operasi dilakukan sang pendonor meminta pihak rumah sakit untuk merahasiakan ini. dia sempat berpesan bahwa nanti ibu akan tau sendiri siapa dia, seperti itu katanya bu"
"selain itu? apa dia meninggalkan pesan lain? seperti.. berapa upah yang harus saya bayarkan kepada keluarga yang ditinggalkannya? "
"tidak, tidak ada pesan lain selain pesan untuk merahasiakan identitas sang pendonor dan keluarga pendonor"
"mmm... begitu ya. kalau begitu, terimakasih atas infonya" kemudian aku pergi meninggalkan meja reseptionis
Rasa gusar, cemas, dan penasaran menyelimutiku selama operasi pencakokan jantung suamiku masih berlangsung.
Penasasaran! kini hanya rasa itu yang terus menggelayuti pikiranku. laki-laki kah? atau perempuan kah sang pendonor itu? hatiku terus bertanya dan pikiranku sibuk mencari jawaban.
6 jam berlalu dan aku masih setia menunggu didepan ruang operasi, duduk, menunggu dengan gusar, bangkit dan mondar-mandir didepan ruang operasi seperti setrikaan. sampai akhirnya aku lelah dan tertidur disofa depan ruang operasi
"ibu.. ibu azhuar" suara seseorang mengagetkanku, aku terperanjat dan bangun dari posisi tidurku
"suster?! sudah selesai ya ternyata operasinya.." saat aku terbangun aku mendapati seorang perawat berpakaian serba putih yang barusan membangunkanku, ternyata aku sudah tertidur selama 3 jam
"baru.. saja selesai" jawabnya dengan senyuman ramah "oh iya! ini ada surat dari sang pendonor sebelum kami melakukan operasi" perawat itu memberikan sebuah surat dengan amplop berwarna hijau kebiruan dan ada replika serangga Kepik yang terbuat dari kayu di pojok bawah amplop tersebut, kepik adalah serangga lucu yang paling kusukai dan surat ini dari sang pendonor..
KAMU SEDANG MEMBACA
Tanpa?
RomanceAku menanti. Tapi menanti bukanlah diam. Detik berputar dan aku tetap berputar di lingkaran. Ya, ini masih saja tentang dia sekali pun aku telah di miliki. ...... Percayalah.. tidak akan ada yang abadi. Termasuk orang yang mencintaimu juga akan perg...