23. Penghianatan 1

3.9K 63 5
                                    

5 tahun berlalu begitu cepat, begitu pula dengan anak perempuanku yang suamiku beri nama Anjani mulai beranjak besar. Usianya sudah masuk kelas taman kanak-kanak, sudah saatnya ia mencari teman di luar lingkungan apartment dan rumah nenek kakeknya.

Aku juga sudah melupakan laki-laki di masa lalu yang entah tak ku ketahui lagi keberadaanya. Baru ku sadari, waktu begitu cepat berlalu.

"Mas, aku di pindah tugas sama kantor ke Malaysia. kamu setuju ngga kalo aku ambil pekerjaan ini?" Ucapku ketika kami sedang berada didalam kamar tidur.

"Aku ngizinin kamu kerja itu buat ngisi kejenuhan, kalo kamu ambil pekerjaan itu nanti yang ngurusin aku sama Jani siapa?" Jawab Azhuar.

"Iya iya maaf mas, aku kan cuma nanya hehe"

"Kamu berhenti kerja aja deh.. kamu buka apotek aja gih"

"Males ngurusinnya ah.. mendingan kerja sama orang hahaha, ngantuk ah aku mau tidur"

Kemudian kudengar ponsel Azhuar bergetar sekali, menandakan bahwa ada SMS yang Baru saja masuk.

"Aku dipanggil papah nih buat kekantor ada pekerjaan yg harus aku selesaikan sekarang juga"

"Sekarang? malem-malem gini?"

"Iya sayang, ini barusan papah sms. yaudah aku pergi dulu ya sayang"

"Iyaudah hati-hati mas jangan ngebut"

Beberapa bulan ini Azhuar memang berubah. Azhuar sudahlah tak seromantis dulu. Bahkan dia sudah lama sekali tidak pernah mencium keningku lagi. Ia sering pergi mendadak tengah malam seperti ini, sering meeting dihari weekend, ponsel di beri kata sandi, dan sering pulang telat. Tidak, aku tidak berfikir negative tentangnya, hanya saja seperti ada yang mengganjal selama beberapa bulan ini .

***

Sedari pagi aku terus memikirkan mimpi burukku semalam, aku bermimpi melihat Azhuar sedang bermesraan dengan perempuan lain dikantor. Namun itu hanya mimpi, atau mungkin pertanda? Pertanda jawaban atas keanehannya beberapa bulan ini? Apa mungkin dia selingkuh?. Aku akan minta cerai apabila itu benar terjadi.

"Mahhh ayo kita jalan-jalan yuk.. papah kok ngga pernah ajak kita jalan-jalan lagi si mah" Rengek Jani.

"Papah kan lagi sibuk Jani.."

"Aku mau telphone papah mah!"

"mau telphone papah?? oh iyaaaa sebentar ya *pencet tombol* nih kamu ngomong sama papah"

"haloooo papahhh"

"halo jani.. anak papah.. udah mandi belum?"

"udah dongg"

"kok macih acem nih baunya"

"ih papah yg bau acemm, papah ada dimana?"

"papah dikantor sayang"

"papah aku mau jalan-jalan sama papah sama mamah"

"aduh papah lagi sibuk sayang, kamu jalan-jalan sama mamah aja ya.. nanti kalo kerjaan papah udah selesai papah nyusul"

"bener yaaa papah nyusul.."

"iya insya allah"

"yaudah aku mau siap-siap ya pahh"

"okedeh"

Azhuar memang terdengar sedang sibuk sekali, tidak seharusnya aku berpikir negative tentangnya. Setelah Anjani menelphone Azhuar, aku dan Anjani bersiap-siap karena aku akan membawanya jalan-jalan ke mall yang dekat apartmen.

Tanpa?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang