24. Penghianatan 2

4.1K 72 21
                                    

Besok akan menjadi hari paling bersejarah dan penuh kenangan untuk Luvita dan Jeje. Karena besok mereka berdua akan menikah. Setelah sekian lama berteman dekat akhirnya sekitar 2 bulan yang lalu Jeje menyatakan cintanya pada Luvita dan diterima dengan ikhlas oleh Luvita, kemudian mengingat umur mereka yang sudah matang akhirnya mereka memutuskan untuk segera menikah.

Karena besok Luvita dan Jeje menikah, aku dan Taccil's friends yang lain menginap dirumah Luvita, kecuali Bagio yang menginap di rumah Jeje.

"Cieee ciee yang besok nikahhh" ujarku meledek Luvita saat sedang perawatan persiapan menjadi penganten baru dirumahnya, perawatan seperti itu biasa dilakukan agar mempelai wanita nampak lebih cantik dari biasanya di depan sang mempelai pria. Begitu pula dengan mempelai prianya, Jeje juga harus melakukan perawatan agar terlihat lebih tampan dari biasanya.

"Aaaahhh.. iyaaaa besok gue nikah yaa... duh deg deg an nih rasanyaaa, dulu lo gini juga ga jo waktu nikah sama Azhuar?" Jawan Luvita sambil bertanya kembali kepadaku.

"Ah retorik pertanyaan lo pit!" jawab Taccil menyelak jawabanku.

"Hahaha dulu kan gue nikah sama Azhuar karena terpaksa pit, orang abis nikah gue nangis-nangis" jawabku sambil terkikik.

"Oh iyayaaa gue lupa joooo, sorry sorry" jawab Luvita.

"Lu mah ih dari dulu lalalolonya ngga sembuh sembuh" jawab Taccil sambil berdecak kesal.

"Udah udah woy, jemput Dea sama ical dibandara sekarang aja deh yuk" jawabku melerai mereka berdua. Dea dan Ical hampir menyelesaikan kuliahnya di Jerman, sehingga mereka punya banyak waktu senggang dan bisa pulang ke Indonesia sebentar untuk menghadiri pernikahan sakral sahabat kami.

Taccil? Dia adalah makhluk paling santai sejagad raya, Taccil selalu punya banyak waktu kapan pun ia mau pulang ke Indonesia, entah bagaimana kabar kuliahnya di Negeri kincir angin kami semua sahabatnya tidak ada yang mengetahui bagaimana kabar kuliahnya, entah sudah hampir selesai atau justru sebaliknya (?)

Hari ini Anjani kutitipkan di rumah ibuku sampai acaraku dengan teman temanku selesai. sesekali jika Anjani merindukanku ibuku akan munghubungiku dengan video call, jadi hari ini aku bebas kemana saja tanpa di ikuti anakku. aku pun sudah izin dengan Azhuar.

***

"Saya terima nikah dan kawinnya Luvita binti sulaiman dengan mas kawin seberat 10 gram dan seperangkat alat sholat di bayar tunai" ucap jeje dengan lantang

"bagaimana saksi? sah?" ucap si penghulu

Aku dan teman-temanku serempak mengatakan "SAHHHHHH"

"Weyyyy akhirnya lo jadi laki beneran jeeeee!" ucap Dea yang duduk dibelakang Jeje dan juga yang mengawali kerusuhan kami.

"Ga bakal ada yang ngatain lo homo lagi ndut! gila gila!" ucap Bagio.

"Mohon tenang ya, karena kita belum membaca doa setelah akad nikah tadi" ucap seseorang sehingga menghentikan kerusuhan kami.

*Berdoa*

Setelah acara akad yang diselenggarakan dirumah Luvita selesai aku dan teman-temanku pun membututi Luvita kekamar tidurnya untuk berganti kebaya dan kebetulan ada ibunya Luvita juga di kamar.

"Tanteeee aduhh maaf ya tadi kita ngga sopan banget, rusuh banget tantee" ucapku tiba-tiba sanbil menghampiri tante Lia -ibu dari Luvita-

"Hahahahahaha emang kapan kalian ngga rusuh? gapapa kok sayang tante udah biasa bertahun tahun dirusuhin kalian, ngga usah ngga enak hati gitu ya sayangggg" Jawab tante Lia sambil terkikik.

"Ya allah tantee makasih yaa, aku kira tante bakalan marah sama kita.. jadi ngga enak hehe" ucap Ical dan hanya dijawab kekehan oleh tante Lia.

Luvita pun selesai berganti pakaian kebaya dan siap menuju tempat pelaminan. Jeje yang dibuntuti Bagio pun menghampiri Luvita di kamar.

Tanpa?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang