Sudah 2 bulan aku berhenti bekerja dan mengambil cuti hamil untuk kegiatan kuliah. Usia kandunganku sekarang sudah menginjak usia tujuh bulan dan perutku sudah membesar. rasanya tidak sabar menunggu anak pertamaku, cucu kesayangan papahku lahir.
Sesuai adat turun temurun keluargaku, perempuan hamil yang sudah menginjak usia tujuh bulan akan diadakan acara syukuran tujuh bulan.
Acara diadakan di rumah orangtuaku, awalnya ibuku lah yang ingin mengatur semua acara masak memasaknya tetapi suamiku tidak mengizinkan ibuku memasak untuk acara besar seperti ini, karena Azhuar bilang ibuku sudah tua seharusnya dia hanya boleh bersantai dan menikmati hari tuanya. Azhuar hanya menyuruh ibuku mengatakan makanan dan keperluan lain apa yang diinginkan ibuku untuk acar tujuh bulanan ini kemudian seperti biasa Azhuar akan menyewa orang untuk mengurusi dan menyelesaikan urusan acara ini.
Acara tujuh bulanan yang dihadiri sanak saudara dan teman-teman ini berakhir sekitar pukul lima sore, aku sangat lelah karena perutku yang memang sudah membesar dan harus kubawa kemana-mana, kemudian aku memutuskan untuk istirahat dikamarku.
"Yang... kamu tidur ya??" Azhuar masuk ke dalam kamarku.
"Engga.. aku cuma pengen tiduran, aku capek banget soalnya" Azhuar menghampiriku dikasur dan memijit kakiku.
"Aku mau pegang perut kamu dong yang.. hehehe" ucap Azhuar sambil terus memijit-mijit kakiku.
"Pegang aja mas.. ngga ada yang ngelarang kok" kini tangan azhuar mengusap-usap seluruh bagian perutku
"ih ih kok kamu nendang-nendang perut mamah si nak? kamu kesempitan ya didalem? makannya cepet keluar dong.. wleee" lagi-lagi Azhuar berbicara dan bercanda dengan perutku.
"Lah? mas! kalo cepet-cepet keluar sebelum waktunya, bahaya malahan"
"Oiyaya hehehe.." jawab Azhuar cengengesan. "Oiya,ngga usah di USG ya yang.. biar jadi kejutan buat kita, anak cewe atau cowo sama aja kok dia tetep jagoan aku.. muahhhhh" Azhuar mencium perutku.
"Kamu sayang banget ya mas sama aku, sama anak kita?" Tanyaku menanyakan pertanyaan retorik.
"Banget!, sayang" jawabnya. Air mataku membendung melihat wajahnya yang begitu tulus mengucapkan kata sayang.
"Aku pengen rujak mas.. tolong ambilin dong di belakang" ucapku mengalihkan pembicaraan.
* * *
Mahesa pov
"BANGSATTTTTTTT!!! AHHHHHHHH" aku memukul samsak yang berada di kamar kos ku.
Sudah empat bulan lebih aku hanya luntang - lantung di kamar kos. ngga kuliah.. ngga kerja.. semua itu bermula dari kabar bahagia yang di tweets oleh Jo sekitar empat bulan yang lalu.
@josoeharss : thank's god! i'm pregnant! and thank's god.. because you invited my father to come to your party in heaven.
Jo hamil dan Ayahnya meninggal, tragis. Sebenarnya aku sangat ingin hadir di rumah duka. Namun, aku benar-benar tidak sanggup membawa kepingan - kepingan hatiku yang hancur ini kerumah duka, ditambah lagi aku pasti akan meliat Jo, perempuan yang ku sayang menangis di pelukan suaminya dan suaminya akan membelai Jo dengan manja. Aku pastikan aku memang tidak akan pernah sanggup meliat itu semua dan semenjak saat itu aku menjadi malas untuk melakukan kegiatan.
"Assalamualaikum.. permisiii" suara seseorang terdengar sambil mengetuk pintu. Aku pun segera membuka pintu dan memastikan siapa yang datang.
"Flow?" Ucapku.
"Mahesa..." ucap flow sambil menangis dan memelukku
"Kenapa lo dateng-dateng nangis?" Ucapku.
"Gue ngga enak kalo harus ngomong diluar kaya gini" Jawab Flow sambil terus menangis.
"yaudah masuk, didalem aja ngomongnya" setelah flow masuk dan aku persilahkan duduk flow justru tambah menangis.
"kenapa si lo?" Ucapku memastikan.
"Hes! lo inget waktu lo sama gue sama-sama lagi High trus lo nginep di apart gue? trus pas bangun kita baru sadar kalo semalem kita abis Making Love?" Ucap Flow sambil aku mengingat-ingat perempuan mana yang terakhir ku tiduri.
"Iya inget trus kenapa? enak ya? mau lagi? ayok, gue free"
Flow menampar wajahku dengam penuh amarah "Bangsat! lo liat nih!" ucap Flow sambil melempar tiga buah testpack ke wajahku.
"lo hamil? sama gue?" Jawabku.
"MENURUT LO?" Bentak Flow.
"Lo kan tidur bukan cuma sama gue doang, bisa aja kan itu bukan anak gue. coba lo inget-inget lagi cowo mana aja yang udah tidur sama lo tanpa pake pengaman trus keluar didalem" Aku belum selesai bicara namun Flow kembali menyumpal mulutku dengan tamparan.
"Bangsat lo! lo pikir gue cewe macem apa?? Anjing!!! Demi Tuhan! gue cuma tidur sama lo anjinggggggg! dan lo! lo itu orang pertama yang tidur sama gue sampe Making Love!! Demi Tuhan" Flow kembali menangis, dan aku merasakan suatu tangisan kesakitan di sela-sela tangisan Flow. Aku mencoba mengingat perempuan terakhir yang ku tiduri tanpa menggunakan pengaman, dan ternyata yang paling terakhir hanyalah Flow seingatku. Karena tidak tega aku memeluk Flow erat-erat.
"Maafin gue ya.." ku cium keningnya "Udah periksa ke dokter? udah berapa bulan?"
Setelah flow ku peluk dia tersenyum bahagia sambil terus berlinangan air mata "udah gue periksain, kata dokter baru 2 bulan" Aku membuang napas panjang.
Hening sejenak.
"Flow.. gue bingung mau ngasih lo makan pake apa, gue ngga kerja, kuliah berantakan, gue bingung" ucapku.
"ya lo cari kerja kek!"
Tiba - tiba aku teringat sesuatu.
"Ngga, ngga, gue udah ngga bingung kok, gue udah tau mau ngasih lo makan pake apa, bentar ya" kemudian aku menghubungi seseorang yang pernah menawarkan bantuan kepadaku.
"Halo gue Mahesa"
"Ohh lo.. gimana? udah mikir buat terima tawaran gue?"
"Iya, gue terima tawaran lo. besok temuin gue di cafe stawberry jam 10 pagi buat ngomongin semuanya"
"Oke ngga masalah.. di jamin lo ngga perlu repot-repot ngurus ini itu, pokoknya lo tinggal terima beres doang"
"Oke, terimakasih. selamat siang"
KAMU SEDANG MEMBACA
Tanpa?
RomanceAku menanti. Tapi menanti bukanlah diam. Detik berputar dan aku tetap berputar di lingkaran. Ya, ini masih saja tentang dia sekali pun aku telah di miliki. ...... Percayalah.. tidak akan ada yang abadi. Termasuk orang yang mencintaimu juga akan perg...