SEQUEL

3.4K 66 2
                                    

Anjani remaja yang kini telah berumur 17 tahun sedang duduk di pinggir jendela besar berbentuk bulat berwarna putih yang terdapat di kamarnya, memandang rintik hujan yang turun di kota leipzig -Germany- sore itu dan menikmati hawa dingin yang ditimbulkan oleh rintik hujan tersebut, sambil memeluk sebuah bingkai foto laki-laki yang sangat ia cintai dan sudah hampir 11 tahun pergi.

"Papah... jani kangen sama papah, biasanya papah suka dateng ke mimpi jani, main sama jani, tapi kenapa sekarang udah jarang pah? Ga pernah lagi malah.. papah tau ga sih kalo jani kangen papah?, jani selalu tungguin papah di mimpi tapi papah ngga pernah dateng. Jani kangen banget pah sama papah.. nanti malem dateng ya pah ke mimpi jani, jani tunggu.." ucap Anjani berbicara pada sebuah bingkai foto, kemudian mencium foto itu

"Anjani... nak.." panggil seseorang dari luar kamar sambil mengetuk pintu.

"Iya mahh aku didalem, buka aja ngga aku kunci" jawab Anjani dari dalam kamar sambil menyeka air mata.

Jo membuka pintu kamar putrinya yang kini sudah beranjak dewasa dan menutupnya kembali seraya menghampiri putrinya yang terlihat sedang duduk di pinggir jendela besar bulat dan memandang ke arah luar jendela, memandang rintik hujan yang membuat jendela itu berembun.

Embun pada jendela kaca itu seakan bercerita tentang rintik tak teresap, menanti rindu yang tak terucap.

"Was guckst du Jani?" (Apa yang sedang kamu lihat Jani?) Ucap Jo sambil membelai lembut kepala putrinya.

"Nichts" (tidak ada)

"Coba liat.." Jo mengambil bingkai foto dalam pelukan Anjani, kemudian menaruhnya dengan benar di meja belajar Anjani.

"Jani kangen papah Azhuar mah.." ucap Anjani sambil meneteskan air mata dan menekuk lututnya, menahan hawa dingin akibat hujan.

"Jani.. dengerin mamah.. dengerin mamah sayang.." ucap Jo sambil mengahapus air mata putrinya

"Terkadang... Harapan memang tidak akan sejalan dengan takdir. Jika takdir selalu berjalan sesuai harapan kita, akankah kita belajar untuk mengerti tentang kekecewaan? Tidak sayang.

Jika takdir selalu berjalan sesuai dengan harapan kita, kita tidak akan pernah belajar bahwa kecewa itu seharusnya menguatkan.

Kehilangan ayah, kehilangan orang yang mamah cintai, kehilangan suami, kehilangan anak.." Jo menyeka air mata yang keluar dari matanya.

"Rasanya baru kemarin mamah nikah dengan papahmu, melewati segala badai rumah tangga bersama, mengukir masa-masa indah bersama, dan tak terasa kini 10 tahun sudah aku telah kehilangannya

Berhari-hari, berminggu-minggu, berbulan-bulan, dan bertahun-tahun mamah terpaksa belajar menyesuaikan diri dengan kekecewaan yang terlanjur ada karena takdir keparat. Tapi apa daya? Life must go on! Kita ngga bisa terus-terus an stuck di masa lalu. Jadiin masa lalu itu pacuan kita untuk berbuat yang lebih baik lagi dimasa depan" ucap Jo panjang lebar, kemudian ia menyeka lagi setetes air matanya yang keluar

"Mommm... i'm sorry... i'm so sorry mommmm" Anjani memeluk ibunya

"Lain kali.. kalo kamu lagi kangen sama papah, lebih baik kamu sholat dan berdoa untuk papah.. ya?"

"Yes mom" jawab anjani

"Mom.. can i ask you something?"

"Of course"

"Boleh ngga mah tahun ajaran depan.. aku.. lanjutinnya di Indonesia?" Ucapnya penuh ragu

"Why? Kenapa tiba-tiba kamu mau pindah ke indo? Kamu ngga betah tinggal disini sama mamah, Damar, dan papah Yasha?"

"Ngga gitu mah.. Jani pengen sering-sering main dan jagain kuburan papah, doain papah, taruh bunga dikuburan papah.. i promise! I'll be better mom!" Anjani memohon

"Iyaa mamah yakin kamu pasti bisa jadi yang lebih baik lagi dari yang sekarang, but.. mamah harus bicarakan tentang hal ini dulu sama papah yasha.oke?"

"Okeyy"

"Sekarang kamu ganti baju gih, mamah mau minta temenin ke Nollendorfplatz"

"Tumben mamah minta temenin ke Flea market gitu? Mau beli apa mah?"

"Lagi pengen beli yang antik-antik aja hehehe"

* * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * *

"Gimana pah? Setuju ngga?" Ucap jo pada suaminya yasha, saat sedang makan malam

"Papah si setuju-setuju aja asalkan kamu bisa jaga diri jani.."

"Of course dad! Aku bisa jaga diri kok, lagian kan aku tinggal sama eyang putri dan eyang kakung aku ngga akan mungkin macem-macem, i promise!"

"Iya iya papah percaya" ucap yasha sambil mengangguk menyetujui permintaan anjani

"Yeeyyyyyyyy" sorak Anjani kesenangan

"Tapi janji yaa harus lebih baik dari yang sekarang!" Ucap jo

"Yes mommm!" Anjani bangkit dan mencium pipi ayah tiri dan ibu nya

"Damar juga di tium dong kak.." ucap Damar, adik tiri Anjani yang baru berumur 4 tahun

"Hahahahaha iya deh.. damar sekalian kakak cium dehh mmmmuuaaahhh" jani mencium pipi adik tirinya

Kemudian semuanya tertawa melihat tingkah lucu Damar, Anak kedua Jo dari pernihakahannya dengan Yasha

* * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * *

Kau datang dengan sejuta keindahan

Membuatku jatuh dan di mabuk akan segala keindahan itu

Kau bagai cahaya matahari setelah hujan

Menghangatkanku dari terpaan angin dingin setelah hujan

Kau bagai pelangi yang datang dengan sejuta warna di tengah awan biru

Membuat hariku yang kelabu menjadi penuh dengan warna mejikuhibiniu

Kemudian kau pergi dengan turut membawa sejuta warna pelangi itu

Membuat hariku kembali kelabu

Terimakasih untuk semua warna pelangi itu Azhuar..

Pergilah..

Pergilah dengan tenang bersama semua warna pelangimu..

Jangan khawatirkan aku,

Aku telah menemukan matahariku, matahari yang akan menyinariku sampai aku menyusulmu..

-Imajie Jo Soeharsono

* * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * *

Jika detik jarum jam bisa berputar mundur, mungkin aku akan senantiasa mengulangnya

Mengulang segala kenangan indah saat bersamamu ayah..

Saat kau menggendongku disaat aku menangis..
Saat kau berjanji untuk makan bersamaku namun kau ingkari..
Dan saat kau mencium pipi atau kening atau kepalaku..
Aku ingin merasakan itu sekaliiii lagi, sekalipun itu hanya dalam mimpi.

Ayah..Terimakasih untuk segala hal indah yang pernah kau lakukan untukku dan ibu..

Ayah.. Kunjungi aku walau hanya dalam mimpi yah..

Aku tunggu di mimpi ya yah..

I miss you..

-Anjani Hermawan

Tanpa?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang