25. Kelabu

4.2K 79 8
                                    

"Tolong bilangin ke Azhuar dong mah aku ngga mau ketemu dia" ucapku meminta tolong pada ibuku sambil menangis. kemudian ibuku pergi keluar kamar dan segera ku kunci kamarku karena aku sedang tidak ingin di ganggu malam ini.

tidak lama kudengar suara seseorang mengetuk pintuku sambil memanggil namaku

"Jo..." suara Azhuar mengetuk pintu.

"Jo.. bukaa.. please dengerin aku dulu.." ucap Azhuar dari luar kamar.

"Ngga mauuuu, mending lo pulang sanaaaa!" teriakku. kemudian aku menutup kupingku menggunakan headset dan ku nyalakan lagu dengan volume tinggi. karena terlalu lelah menangis akhirnya aku tertidur dan headsetnya terlepas dari kupingku entah kemana.

*       *       *

Pagi hari aku terbangun dengan keadaan mata bengkak, dan agak menghitam karena terlalu banyak menangis. Karena kupikir sudah aman tidak ada suara Azhuar, rencananya hari ini aku akan pulang ke apartmen untuk mengambil baju-baju ku dan baju Anjani di sana karena beberapa hari lagi aku akan berangkat ke Malaysia. Sebelum keberangkatanku ke Malaysia aku memang sengaja mengambil cuti kerja selama seminggu.

Saat aku baru saja membuka pintu kamarku pemandangan yang kudapati adalah Azhuar yang tertidur dilantai didepan kamarku "Bangun.." ucapku sambil duduk dilantai dan mengguncang badannya agar cepat bangun.

"Jo?!" Azhuar terlihat kaget saat melihat aku membangunkannya.

Aku hanya terdiam menatap wajahnya sambil mengkerutkan kedua alisku.

"Sayang.. kenapa mata kamu bengkak?, menghitam juga, pasti karena terlalu banyak menangis ya? maafin aku ya.. aku bisa jelasin semuanya kok" ucapnya sambil mengusap lembut kantung mata di bawah mataku.

Aku pun menangis lagi dan ku genggam tangannya. "ngga ada yang perlu kamu jelasin lagi. semuanya udah jelas dari sifat kamu yang berubah, cafe banana, dan kemaren di dapur. semuanya udah jelas" ucapku sambil menatap wajahnya dan masih dalam keadaan menangis.

Aku dapat melihat ekspresi wajah Azhuar yang berubah terkejut ketika aku mengatakan Cafe Banana. "Kamu ngga perlu kaget gitu aku tau semuanya yang selama ini kamu perbuat di belakang aku"

"Ngga, ngga, kamu dengerin aku dulu" jawab Azhuar.

Aku melepas cincin nikahku dan ku taruh ditangan Azhuar "Aku kembalikan. Berikan cincin itu untuk orang yang terbaik menurut kamu. Untuk orang yang...." aku belum selesai berbicara tetapi mulutku di tutup menggunakan bibirnya dan ia mulai melumat bibirku namun aku tak membalasnya.

"Ngga sayang, ini cuma untuk kamu. Ngga ada orang yang aku sayang kecuali kamu, ngga ada yang lebih dibandingkan kamu. Kamu adalah istri yang terbaik dari yang terbaik. sarah itu....."

"Udah.. cukup, mas. Aku ngga mau denger penjelasan dari kamu. kamu ngga usah ngebaik-baikin aku. karena semua ucapanmu barusan itu hanya seperti balon, terlihat manis tapi nyatanya isinya angin semua!"

"Kasih aku kesempatan buat jelasin semuanya.. ini ngga seburuk yang kamu kira"

" 'Ngga seburuk' kamu bilang? kamu naked perempuan itu juga naked dan kalian bercumbu berduaan di dapur itu kamu bilang 'ngga seburuk yg aku kira'? ha? keterlaluan kamu, mas!"

"I-i-iya tapi aku bisa jelasin.."

"Maaf mas.. aku bukan istri yang baik sehingga kamu harus selingkuh dari aku. Maafin aku mas"

"Kamu udah yang terbaik jo, kamu ngga perlu minta maaf. Aku yang salah, aku yang minta maaf jo"

"Aku kurang nurut apa mas? Hiks.. hiks" aku semakin menangis.

Tanpa?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang