maaf

1.8K 123 2
                                    

Aku telah berada di depan rumah vishal. Sesuai dengan pemberitahuanku sebelumya, aku menunggunya untuk menunggu ku di taman tidak jauh dari halaman rumahnya .nampak dari kejauhan seorang lelaki dengan jaket kulit berwarna hitam putih terduduk di bangku taman itu.

Tidak menunggu waktu yang lama aku menghampirinya.

"shal"panggilku.

"eh. Hay shal. Ada apa? Tumben banget bertamu malam-malam gini"

"aku ada keperluan"

"keperluan apa? "

"sebenarnya gue mau ngomong sama lo"kataku.

"oh ya. Ngomong apa? Gue dengar"

"gimana yah. Gue ngomong atau tidak yaj"batinku masih menimang nimang nasehat aldi.

"tapi lo nggak bakalan marah kan? "

"ayolah sal. Lo kira gue kak ros apa. Santai aja kali. Kapan coba gue marah sama princess"

"shal.,sebenarnya.. "kataku menahan degup jantungku yang sudah berdebar tidak beraturan...

"lo tau kan akhir akhir ini kita itu dekat"

"ehmm.. Kita dekat. Tunggu .bilang kalau itu satu harapan dari lo yang bisa gue raih"katanya sumringah.

"bukan gitu syal.sebenarnya kedekatan kita itu cuman pura-pura"kataku hati hati.

"mm.. Maksudnya. Yang jelas dong sal"katanya yang memang belum menangkap maksud dari ucapanku.

"kedekatan kita semua ini cuman trik gue untuk bikin aldi cemburu"kataku.

Kulihat ekspresinya tidak lagi sama seperti yang tadinya. Wajahnya berubah memerah. Kedua matanya lebih terlihat melebar.

"gue harap lo nggak salah paham"kataku ketakutan.

"jangan bilang kalau gue lo buat sebagai mainan mainan lo"katanya datar dengan ekspresi wajah dekat dengan kata sangat marah.

"gue nggak maksud buat... "

"hh... Apa ini. Dua kali gue ditipu sama dua perempuan"

"syhal. Tenang dulu"

"dua perempuan gue cinta.gue sayang. Semua hianatin gue karna satu orang. Yah satu orang. Orang itu aldi"katanya dengan nada pelan namun terdengar sangat menentukan.

"gue mohon ini bukan salah aldi"

"diam"katanya berteriak sukses membuat ku menggertak ketakutan.

"gue nggak suka lo belain dia"katanya lagi.

Like komen adek kakak

"apapun masalah lo sama aldi. Gue mohon jangan salahin dia. Dia beneran nggak tau apa apa"

"lo yang nggak tau apa apa. Lo nggak tahu bagaimana dia dulu. Dia itu lebih dari seorang pengecut"

"stop. Aldi bukan pengecut"kataku ikut berteriak.

"gue bilang jangan belain dia. Gue nggak suka"katanya tak kala teriakannya denganku.

"gue bela dia karna memang dia nggak salah. Gue tahu aldi. Dia nggak seperti apa yang lo bil"

"ahh...... "teriaknya yang hampir saja melayangkan tamparan di pipiku. Namun sebuah tangan kekar menahan tangan vishal hingga tidak jadi menamparku.

#part history aldi#

"setelah cukup lama bernostalgia dengan masa laluku. Aku turun untuk mencari keberadaan salsha. Aku harap dia nggak nekat.

"mah. Mama liat salsha nggak? "

"mama nggak liat. Bukannya kata vanesha kalian lagi di halaman belakang tadinya"aku langsung berlari ke kamar mengambil handpone dan kunci mobil setelah mendengar pernyataan mama. Hal itu cukup membuat ku cemas. Walau belum sepenuhnya dugaan ku benar. Namun tetap saja itu mengundang kekhawatiran ku.

Dengan langkah seribu aku memasuki halaman rumah vishal. Untunglah dulu aku berteman baik dengan satpam di rumah vishal. Membuat ku leluasa untuk memasuki rumahnya tanpa sepengetahuannya.

Ternyata dugaan ku benar. Salsha ada disini dan hampir saja ia dilukai oleh vishal. Aku sudah tahu itu sejak awal. Karna memang vishal sejak dari kecil memiliki sifat mudah marah dan selalu bertindak dengan kekerasan. Jarang ia bisa mengontrolnya.

"aldi"kata salsha lega.

Follow dong. Ig rosary_y

"akhirnya lo datang juga. Sudah lama gue menantikan momen ini"

"lo kan  udaj janji nggak akan lukain dia. Lalu kenapa sekarang lo lakuin itu? "

"gue memang udah janji.asalkan kesalahan yang dia buat itu bukan karna lo. Tapi yang terjadi malah itu.entah dengan sengaja atau tidak lo kembali membangkitkan rasa dendam gue"



Like

"gue hanya minta. Lo jangan lampiasin kemarahan lo sama dia. Dia itu nggak tau apa apa"kataku.

Dengan gerakan lincah sebuah pukulan melayang di pipi kananku.

Pukulannya cukup keras sehingga tidak menutup kemungkinan hal tersebut menimbulkan darah segar yang mengalir di sudut bibirku.

"aldi"pekik salsha tidak jauh dari kami.

"tanpa lo suruh gue juga bakalan lakuin itu. Sudah lama gue ingin lakuin itu sama lo.dan sekarang terbayar. "

"vishal. Gue mohon. Hentiin. Lo jangan marah sama aldi"

Mendengar pernyataan salsha vishal justru kembali melayang kan pukulannya padaku. Kali ini dia melayangkan pukulan berkali kali padaku membuatku jatuh tersungkur ke tanah dengan luka lebam yang memenuhi wajahku.

Gue bukannya tidak bisa melawan. Tapi gue biarin vishal lakuin itu. Toh dia juga nggak selamanya salah. Gue juga mengerti jika ada di posisinya. Lagi pula kalau aku melawan justru dia semakin gencar untuk memukuliku.

"gue kan sudah bilang jangan belain dia. Kalau lo belain dia lagi. Sama hal nya lo minta gue buat mukulin dia lagi"katanya yang ditujukan pada salsha.

Gue nggak kasian liat diri gue sendiri. Justru gue kasihan sama salsha. Gue nggak tega liat dia nangis. Dia pasti shock menyaksikan kejadian ini.

Untunglah seperti dengan prediksi gue. Kemarahan vishal juga akan hilang sendiri nantinya.

Setelah kepergian vishal. Salsha langsung mendekatiku.

"aldi. Lo nggak papa kan? "katanya di sela sela isak tangisnya.

"maafin gue.gue nggak dengerin omongan lo"katanya.

"lo memang harus minta maaf. Makannya lo dibilangin nurut. Jangan membantah mulu. Bagaimana coba kalau nantinya lo sudah jadi istri gue"kataku berniat menghibur namun kayanya tidak berhasil. Tangisnya malah semakin pecah.

"lo tunggu disini yah. Gue mau cari bantuan dulu"katanya

ia menjauh dari penglihatanku. Bersamaan dengan itu penglihatanku seketika memburam sampai aku akhirnya tidak melihat apapun.

Aku tidak sepenuhnya tersadar. Namun aku dapat merasakan tubuhku di angkat ke atas brangkar. Dengan suara isak tangis di sekelilingku.

Dua isak tangis yang sangat familiar di pendengaranku. Yaitu salsha dan mama.

"yaelah di.. Lo dari dulu paling suka ya bikin orang nangis. "

Aku juga bisa mendengar omelan itu. Siapa lagi kalau bukan omelan vanesha. Di saat semua orang bersedih dia lah satu satunya orang yang tak akan menunjukkan ekspresi sedih.

Dia sudah terlalu sering melihat ku dengan keadaan begini. Jadi itu sudah menjadi hal biasa baginya yang tidak pantas untuk ditangisi

Jum'at 1 september


Mungkinkah Cinta?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang