Like. Komen please
#part history salsha#
"aku mau nanya"
"apa maksud lo nerima perjodohan itu? "
Ia tersenyum miring mendengar pertanyaanku.
"apa hanya karna pertanyaan gue barusan lo udah geer? "
"memangnya kapan aku bilang bahwa aku geer? "
"kamu tidak bilang tapi aku melihatnya dari ekspresi wajah lo"
"dan sekarang jangan mencoba mengaitkan pertanyaanku dengan ekspresi wajah gue"
"aku mengaitkannya karna itu memang berkaitan"
"ish. Elo memang nggak mau kalah. Lupakan soal pertanyaan gue barusan"
Setelah itu aku segera kembali pada mereka yang tengah berbincang. nampaknya aku telah buang buang waktu untuk menemuinya.
Seusai perbincangan hal yang tidak penting menurutku di restoran tadi.
Aku melangkahkan kaki ku hendak meninggalkan area restoran.berhubung mama masih punya urusan lain dengan kedua orang tua aldi. Jadilah sekarang aku harus pulang sendiri.
Namun langkahku terhenti saat melihat cowok yang beberapa menit lalu membuat ku kesal sedang asyik bersandar di mobilnya seolah sedang menunggu kedatangan seseorang.
"eits. Mau kemana"katanya menghentikan langkahku yang hendak melangkahinya.
"nggak usah pegang-pegang "kataku ketus.
"mau kemana? "
"nggak usah basa-basi. Langsung pada intinya saja"kataku dingin karna masih kesal dengan ucapannya tadi yang seolah meremehkanku.
"ayolah. Apa sekarang kamu sedang marah? "
"apa perlu gue jawab? "
"ok ok. Lo nggak usah jawab. Gue udah tau"
"terus mau lo apa sekarang? "
"lo mau pulang kan.gue anterin"
"gue bis"
"nggak ada penolakan"
"lo memanh di takdirkan untuk buat orang kesal yah"kataku tidak terima dengan ucapannya yang seolah olah mengharuskanku untuk menurutinya.
"ini kemauannya tante helen. Jadi nggak usah nolak dan nggak usah mikir yang macam-macam"
Ingin sekali rasanya minggat dari sini sekarang. Tapi kalau sudah menyangkut soal mama gue nggak bisa berbuat apa-apa lagi. Bisa-bisa habis gue kena omelan penghambat tidur.
Sepanjang perjalanan aku hanya diam dan memasang ekspresi yang tak bersahabat.
Aku harus menunjukkan padanya bahwa aku juga bisa marah dan menegaskan bahwa ia telah melakukan kesalahan.
"lo nggak capek diam mulu? "
"kok lo nggak jawab"
"lo masih nggak mau jawab? "
"emang penting yah gue jawab semua pertanyaan yang nggak bermutu lo itu"kataku baru angkat bicara.
"maaf"kata nya.
"kerasukan apa lo. Akhirnya lo nyadar kesalahan juga"batin ku.
"gue nerima perjodohan tadi karna gue nggak mau ngecewain mama sama papa gue aja. Dan anggap aja ini juga bentuk penjagaan gue terhadap lo atas pesan caithlin"katanya seolah mengerti apa yang aku pikirkan.

KAMU SEDANG MEMBACA
Mungkinkah Cinta?
Fiksi Penggemarmenceritakan tentang seorang gadis yang sangat membenci alvaro maldini siregar dan menjadi haters nya.