Author POV
"Dasar pria gila!" teriak Alana, menghentakkan kakinya.
Suara Alana menggema di sepanjang lobby, membuat semua orang memperhatikan bahkan ada yang secara terang-terangan menertawakan Alana. Sayangnya gadis cantik itu tak peduli dengan orang-orang yang memperhatikannya, karena fokusnya sekarang adalah mencari keberadaan Sean yang tiba-tiba menghilang begitu saja.
"Pria gila!" gerutu Alana, "Kenapa bisa-bisanya dia meninggalkanku begitu saja? Sialan!"
Alana benar-benar tidak berhenti menumpahkan kekesalannya, satu persatu lantai perusahaan itu Alana cek demi untuk mengetahui di mana ruangan Sean. Alana begitu tertarik menjelajahi perusahaan tersebut, karena menurutnya perusahaan Sean memiliki design yang sangat menarik. Namun beberapa saat kemudian, Alana menyerah karena tak menemukan ruangan Sean. Padahal ia sendiri sudah berada di lantai kelima.
Awalnya Alana tidak mau bertanya ke pekerja yang berada di sana, karena menurut Alana ia bisa mengandalkan instingnya untuk menemui keberadaan Sean. Tapi ternyata ia salah, karena sampai di tingkat kelima pun Alana belum dapat menemukan Sean, hingga ia memutuskan kembali ke lobby dan bertanya kepada salah satu orang yang berada di sana.
"Hei...!" Alana menghentikan wanita cantik, namun terlihat sangat seksi, "Apa kau tahu di mana ruangan Sean?" sambung Alana.
"Maksudmu, Sean Jovano Smith?" jawab wanita tersebut sambil menatap Alana dengan tatapan menyelidik.
"Mungkin?"
"Ada urusan apa kau mencari pujaan hatiku? Wanita sepertimu tidak pantas mencari Sean!" ucap wanita tersebut dan menunjuk wajah Alana.
"Ohh santai! Tidak perlu menunjukku begitu. Kau bilang apa tadi? Aku tidak pantas mencari Sean?" Alana memegang dagu wanita tersebut, "Aku kasih tahu, ya? Aku pacarnya Sean Java hmm... Javaliano Smith!" tegas Alana.
"Hahaha... Kau saja salah menyebut namanya! Bagaimana aku bisa percaya kau pacarnya?" jawab wanita tersebut, menepis tangan Alana dengan kasar.
"Awww..." keluh Alana.
"Alana!" Alana menoleh ke sumber suara.
"Sayaaanggg..." Alana berlari dan memeluk sang pemilik suara tersebut.
🍒🍒🍒
Sean POV
"Sayaaanggg..." Alana berlari ke arahku dan langsung memelukku.
"Kenapa dia?" batinku.
Namun setelah aku melihat wanita yang ada di depanku, aku sepertinya paham kenapa Alana secara tiba-tiba bertingkah laku seperti itu.
"Kenapa?" jawabku lembut dan mengusap rambutnya pelan.
Aku melirik ke arah Jane. Ya, wanita di depan kami tersebut bernama Jane. Dia merupakan salah satu wanita yang paling ku hindari. Dia merupakan anak dari sahabat ayahku dan dia selalu mengganggu hidupku sejak dua tahun yang lalu.
Ia berjalan cepat ke arah kami dan menarik Alana dari genggamanku. Alana yang sepertinya tidak siap dengan serangan tersebut, pun kehilangan keseimbangan dan akhirnya terjatuh dengan posisi terduduk di lantai.
"Aww! Sakit! Dasar wanita gila!" teriak Alana.
"Alana!" teriakku bertepatan dengan Alana yang berteriak kesakitan, "Apa kau tidak apa-apa?" tanyaku dan membantunya berdiri.
"Menurutmu? Apakah aku keliatan baik-baik saja?" jawabnya, mengelus bokong.
"Kau ini benar-benar wanita gila!" bentak Alana dan langsung menjambak rambut Jane.
"Lepaskan, bitch! Kau merusak rambutku!" teriak Jane ikut menjambak rambut Alana.
"Tidak akan ku lepaskan!" teriak Alana semakin menggila begitu juga dengan Jane.
"HENTIKAN!" teriakku yang mulai kehabisan kesabaran.
Mereka seketika menghentikan aksi tersebut, namun keduanya masih saling menatap satu sama lain dengan tatapan membunuh. Aku mengambil tangan Alana dan segera menariknya untuk pergi dari situ.
"Sean, Lepaskan! Bokongku masih sakit!" keluh Alana.
Akhirnya aku menghentikan langkahku dan dalam hitungan detik aku menggendong Alana begitu saja dengan gaya bridal style.
"Seannn...!" teriak Alana karna terkejut dengan aksiku yang tiba-tiba tersebut.
Namun setelah itu dia menggantungkan kedua tangannya di leherku dan menaruh wajahnya di pundakku.
Aku tersenyum tipis melihat tingkahnya yang unik.
"Aku hanya iiiii—" bisik Alana di dekat telingaku, karena mendengar suaranya tersebut aku menolehkan wajahku kearahnya.
Aku tersentak, wajah kami sangat dekat dan aku tersadar kalau dia sangat cantik. Aku menelan salivaku dengan susah payah. Rasanya aku ingin sekali melahap bibirnya yang seksi. Aku berusaha dengan sekuat tenaga untuk tidak melumat bibirnya, namun sepertinya aku sudah tidak tahan.
"Satu kecupan singkat sepertinya tidak masalah," batinku.
Ketika bibir kami hampir tak berjarak, tiba-tiba saja si gila Jane pun kembali beraksi.
"Sean! Turunkan dia!"
Wanita gila itu berteriak, hingga membuatku mengurungkan niat untuk mengecup bibir Alana.
Alana kembali membenamkan wajahnya di pundakku dan aku bisa menjamin jika sekarang wajahnya sedang memerah seperti tomat. Sekarang kami telah menjadi tontonan para pekerja di sini dan keadaan seperti ini membuatku sangat muak.
Jane menggila. Ia tidak henti-hentinya menarik tangan Alana yang sedang bergelantungan di leherku.
"HENTIKAN!" teriakku kedua kalinya.
Jane menghentikan aksi gilanya tersebut sedangkan Alana dia semakin memperkuat pelukannya.
"Sebaiknya kau pulang sekarang, sebelum aku menyuruh orang untuk menyeretmu!" tegasku lalu berjalan kearah lift pribadiku dengan Alana yang masih berada dalam gendonganku.
Namun baru setengah jalan, aku kembali berhenti.
"Bubar sekarang! Atau kalian mau mendapatkan surat pemberhentian di meja kalian!" tegasku kepada para pekerja yang telah menjadikan kami sebagai tontonan.
Setelah mendengar ucapanku, semua karyawan ku bubar dengan cepat dan langsung kembali menyelesaikan pekerjaannya masing-masing. Sesampai di depan lift pribadiku, aku memencet tombol panel yang berada di dekat pintu lift tersebut dengan susah payah.
Ting.
Pintu lift terbuka, dan kami langsung masuk ke dalamnya.
***
To be continue
Jangan lupa vote dan comment yaa
Follow instagram : itsviy_
Terima kasih.
Love,
Itsviy (26.07.2018)
KAMU SEDANG MEMBACA
STORY OF ALANA
Romance|FINNISHED| • TERSEDIA DI GOOGLE PLAY BOOK #Hr : 51 in romance. The story is based on my own thinking and imagination. Please report to me if you found others who copy my story. *** Berani, cerdik dan ceroboh tiga kata yang bisa mendeskripsikan wa...