SOA [REMAKE] - PART 37 - ALANA AND EDWARD ARE ACTUALLY DATING

6.4K 330 7
                                    

Alana POV

Untunglah pada saat aku sampai di rumah Max belum pulang dari perusahaannya, sehingga aku tidak perlu susah-susah untuk mengusir Johana dari rumah ini. Karena dapat aku pastikan jika dia bertemu Max, bisa-bisa dia meminta untuk menginap di sini. Aku segera mandi dan bersiap-siap ketika sudah kupastikan Johana sudah lenyap dari rumahku.

Jam tujuh kurang sepuluh, aku sudah siap dengan sabrina hitam dipadukan dengan celana jeans robek di bagian lutut yang juga berwarna hitam. Aku keluar dari kamarku dan menuju ke ruang tamu untuk menunggu kedatangan Edward. Ku dengar pintu rumahku di buka dari luar. Tak lama kemudian, Max muncul dari pintu. Aku segera berdiri lalu memeluknya singkat.

"Hai, Max. Kau terlihat lelah hari ini," ucapku.

Dia membingkai wajahku dengan kedua tangannya, "Kau sangat cantik hari ini, mau kencan dengan Sean?" tanyanya seperti sedang menggodaku.

"Hmm," aku pura-pura sedang berpikir.

Max mendekatkan wajahnya ke telingaku.

"Kasih tahu aku berapa panjang senjata kasiatnya itu, aku ingin tahu apakah miliknya lebih besar dari milikku," bisik Max tepat di telingaku.

Mendengar ucapannya membuatku merinding, "Apa kau sudah gila, Max?!" tanyaku dengan sinis, dia terkekeh.

"Aku hanya bercanda," jawabnya terkekeh.

Tin... Tin...

Ku dengar ada suara klakson mobil, sepertinya Edward sudah sampai. Aku segera mengecup pipi Max.

"Bye, Max," ucapku lalu pergi begitu saja meninggalkan Max.

"Hati-hati. Ingat jangan sampai kau duluan yang memberiku seorang keponakan," ucapnya lagi-lagi menggodaku.

Aku mengabaikannya sebelum ucapnya semakin aneh. Aku masuk ke dalam mobil sport maroon punya Edward.

"Hai," sapanya dengan manis.

"Hai," balasku.

Dia terlihat lebih santai dibandingkan tadi siang, mungkin karena sekarang dia tidak memakai jasnya. Dia melajukan mobilnya pelan.

"Kau terlihat sangat cantik malam ini," pujinya, "Dan juga seksi," sambungnya.

Ku rasa Johana benar. Aku harus berhati-hati dengan pria semacam dia.

"Terima kasih," jawabku singkat hanya sebagai untuk bersikap sopan.

"Tentu," jawabnya.

Disepanjang perjalanan kami sibuk dengan pikiran masing-masing. Beberapa menit berlalu, sampailah kami didepan sebuah club.

Club? Apa dia tidak salah membawaku kesini? Bukannya tadi siang dia bilang dia akan membicarakan tentang bisnis malam ini? Dia turun dari mobilnya, aku pun mengikuti hal yang sama dengannya. Aku menatap club tersebut dengan bingung.

"Apa kau tidak suka tempatnya?" tanyanya.

Aku menggelengkan kepalaku. Aku bukannya tidak suka dengan club hanya saja bagiku sangat tidak sesuai membicarakan pekerjaan di tempat yang bising seperti ini.

"Apa kita tidak salah tempat?" tanyaku memastikan.

"Tidak. Ayo," dia menarik tanganku.

Dan bodohnya aku hanya pasrah mengikuti kemauannya itu. Dia membawaku masuk ke dalam dan sesampainya kami di sana, dia menuntunku ke sebuah ruangan yang aku perkirakan itu adalah ruangan VVIP di club ini. Aku memperhatikan sekitarku, ku lihat semua wanita memandang ke arahku dengan tatapan tidak suka. Edward memanggil pelayan.

STORY OF ALANATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang