Sean POV
"Tidak ada kata penolakan, Sean!" ucap Mr. Scott.
Emangnya dia pikir dia siapa? Orang tuaku saja tidak memaksaku. Kenapa dia dari dulu selalu bertindak sesukanya? Aku menarik nafas panjang lalu menatapnya dengan tajam.
"Aku pun sama dengan dirimu, Mr. Scott. Kau tahu aku adalah orang yang apabila sudah mengatakan tidak berarti akan selamanya tidak! Apa kau pikir aku sudi menikah dengan wanita murahan yang tiap malam tidur dengan banyak pria berbeda-beda hanya demi uang yang bahkan bisa ia dapatkan lebih banyak dariku?! Hahaha... Jangan bermimpi aku akan menikahi barang bekas sepertimu, Jane!" jawabku dengan tegas lalu pergi meninggalkan ruangan Jane.
Jane semakin histeris tangisannya.
"Janeeee..." semua orang meneriakkan nama Jane kecuali satu orang, yaitu ibuku.
Dia memanggil namaku. Namun, aku tidak ingin menoleh ke belakang lagi. Aku sudah membulatkan tekad untuk keluar dari ruangan penyiksaan itu. Saat hendak membuka pintu, seseorang di luar membukanya terlebih dahulu dan ternyata yang membuka pintu tersebut adalah seorang dokter pria berserta dua suster dibelakangnya.
Kurasa ada sesuatu hal serius yang terjadi pada Jane. Namun karena rasa kesal ku sudah berada pada tingkah maksimal, maka ku putuskan untuk tidak memberikan rasa empatiku lagi padanya. Ku lanjutkan langkah dengan mantap dan benar-benar keluar dari ruangan tersebut.
Saat sampai di lobi rumah sakit, ku dengar ada seseorang yang meneriakkan namaku. Aku memberhentikan langkahku, karena aku sangat yakin jika suara tersebut adalah suara ibuku. Aku menoleh ke belakang. Ku lihat dia berada sedikit jauh dariku dan kini mendekatiku.
"Ada apa, Mom?" tanyaku ketika ibu sudah sampai di hadapanku.
"Apa kau serius dengan perkataanmu tadi?" dia balik bertanya.
"Tentu. Kau tahu, Mom? Dari dulu aku tidak pernah suka dengannya. Aku bahkan menyuruh orang untuk menyelidiki dia dan setelah aku tahu semuanya? Jangan harap aku mau menikah dengan wanita murahan seperti dia, Ma!" jawabku dengan tegas.
"Bukan itu maksud Mommy, Sean. Tapi soal perkataanmu tentang Alana. Itu kan nama yang kau sebut tadi?"
Sial. Kenapa ibuku jadi membahas Alana. Haruskah aku berbohong lagi? Atau aku harus jujur dengannya jika aku sebenarnya tidak mencintai Alana dan kami tidak ada hubungan apa-apa?
"Bukan tidak, tapi kau belum mencintainya, Sean!" hati kecilku tiba-tiba berbicara.
"Mom, ak—"
"Sudah tidak perlu di jawab! Dari matamu saja Mommy sudah bisa menilai jika kau sangat mencintai Alana," ucap ibu, mengelus pipiku dengan kedua tangannya.
Apa? Kenapa ibu bisa menyimpulkan begitu. Aku ingin berkata yang sejujurnya tentang diriku dan Alana saat ini, namun entah kenapa rasanya aku tidak bisa menentang ucapan ibuku. Hatiku seolah setuju dengan ucapan itu dan ini benar-benar di luar dari kendali logika di kepalaku.
"Jika kau benar-benar mencintainya? Mommy akan mendukung hubunganmu, Sean!" tegas ibu ku berbinar-binar, "Hanya saja itu tidak gratis! Mommy punya satu syarat dan kau harus mengikuti syarat tersebut!" sambung ibu ku semakin bersemangat.
"Apa?" tanyaku dengan penasaran.
"Suruh dia menemui, Mommy. Mom, ingin berkenalan dengan wanita yang sudah membuat anakku jatuh hati seperti ini," jelas ibuku.
"Kami akan menemuimu jika tidak sibuk, Mom," jawabku.
Kulihat mata Mom berbinar-binar lagi setelah mendengar jawabanku. Kurasa dia sudah tidak sabar bertemu dengan Alana. Melihat ekspresinya tersebut, membuatku jadi tidak tega jika harus membohonginya. Namun aku juga tidak sanggup mengatakan yang sejujurnya, aku takut dia kecewa.
"Sean," kudengar ada suara pria yang menyebut namaku.
Ternyata pria tersebut adalah Ayah, dan dia menatapku dengan tatapan marah.
"Ya?" jawabku singkat.
"Bukankah aku tidak pernah mengajarkanmu menjadi pria brengsek, lalu kenapa sekarang kau malah meninggalkan Jane ketika dia dalam keadaan begitu?" ucapnya dengan nada tinggi.
"Karena aku muak melihatnya!" aku mengeraskan rahangku menahan amarah dalam diriku.
"Ikut aku!" perintahnya.
"Tidak! Aku ada urusan!" tolakku karena aku sudah sangat yakin jika ayah pasti akan membawaku ke ruangan Jane lagi.
"Sean Jovano Smith kukatakan sekali lagi, ikut aku!"
Aku sangat tahu jika ayah sudah menyebutkan nama lengkapku berarti dia sudah sangat marah besar denganku. Aku menarik nafas panjang lalu dengan berat hati mengikuti kemauannya. Ibu menggenggam tanganku dengan erat di sepanjang perjalanan balik ke ruangan Jane lagi.
Dan genggaman dari ibulah yang membuatku merasa sedikit tenang. Sesampainya di ruangan Jane, ayah membuka pintu tersebut dan aku mau tidak mau harus ikut masuk ke dalamnya.
Ku lihat Jane sedang tertidur dengan pulas di kasurnya. Hmm... Entahlah dia sedang tertidur atau pingsan, aku tidak peduli. Orang tua Jane menatapku dengan sangat tajam. Sedangkan aku hanya membalas tatapan mereka dengan datar.
"Sean," ayah memanggilku.
Aku menoleh ke arah ayah berada dan menatapnya.
"Kami sudah merencanakan pernikahan kau dan Jane akan dilangsungkan dua bulan lagi!"
Seketika tubuhku menegang mendengar omongan dad tersebut. Aku menatapnya dengan tajam.
"Sudah ku—"
"Aku belum selesai bicara Sean! Jangan memotong pembicaraanku" sambung das lagi.
Aku membungkam mulutku, dan kulirik kedua orang tua Jane, mereka tersenyum seolah sangat puas melihat penderitaanku.
"Tapi, aku bisa saja membatalkan pernikahan tersebut apabila dalam jangka waktu satu bulan kau menemuiku dengan wanita yang kau bicarakan tadi dan menunjukkan keseriusan kalian dalam menjalin hubungan" jelas ayah dengan panjang lebar.
Aku tidak tahu aku harus lega atau bagaimana mendengar ucapan dad tersebut. Di satu sisi aku sangat senang setidaknya aku memiliki kesempatan untuk tidak menikah dengan Jane. Namun, disisi yang lainnya aku bingung, bagaimana caranya aku harus membujuk Alana agar mau menjadi pacar pura-puraku. Atau aku memang harus mendekati Alana? Bagaimana jika dia menolakku? Berbagai pikiran berkecamuk dalam diriku.
________________________
To be continue
Penting!!!
Hai, guys ...
Aku mau infoin kalau cerita ini besok atau lusa akan dijual versi ebooknya secara full di Google Play Book (Nanti akan dikabarkan lebih lanjut)
Tapi, tenangggggg .... Aku akan tetep konsisten update cerita ini sampai tamat di wattpad kok. Setiap hari aku akan update 1 - 2 part/lebih (tergantung mood) hehehe.
Buat yang penasaran sama ceritanya dan gak mau nunggu lama karena cerita ini memang agak panjang dan partnya itu bisa sampai 90an, kalian bisa langsung beli ceritanya di Google Play Book ya (sudah disertai extra partnya juga)
Harganya murah meriah kok, gak bakalan bikin kantong jebol wkwkwk.
Follow instagram : itsviy_ untuk info lebih lanjut.
Terima kasih
Love,
Itsviy (01.08.2018)
KAMU SEDANG MEMBACA
STORY OF ALANA
Romance|FINNISHED| • TERSEDIA DI GOOGLE PLAY BOOK #Hr : 51 in romance. The story is based on my own thinking and imagination. Please report to me if you found others who copy my story. *** Berani, cerdik dan ceroboh tiga kata yang bisa mendeskripsikan wa...