SOA [REMAKE] - PART 12 - A TIRED DAY FOR ME (2)

7.6K 360 0
                                    

Author POV

Alana dengan tergesa-gesa menuju lift, namun pintu lift biasa tak kunjung terbuka. Mungkin karena ruangan Sean berada paling atas, hingga lift tersebut membutuhkan waktu yang cukup lama untuk sampai ke lantai. Jadi Alana memutuskan untuk memakai lift pribadi Sean.

Ting..

Alana sudah berada di lantai satu. Ia langsung mendekati security yang ada di sana, dengan maksud bertanya tentang kantin kantor yang dikatakan Sean tadi.

"Siang, pak!" teriak Alana memberi hormat.

Security tersebut kaget melihat Alana yang tiba-tiba saja muncul dihadapannya.

"Ya, ada yang bisa saya bantu?" tanya security tersebut dengan ramah

"Di mana kantin kantor ini, pak?" tanya Alana dengan bersemangat

"Di sana. Mari saya antarkan, Nona," ujar sang security.

Alana pun akhirnya mengikuti security tersebut, hingga sesampainya mereka kantin, sang security tersebut undur diri dan tak lupa Alana mengucapkan rasa terima kasihnya.

Gadis cantik itu terpukau melihat kantin di perusahaan Sean yang sangat besar, rapi dan juga bersih. Alana berkeliling kantin tersebut, bahkan ia tak bisa melepaskan pandangannya dari berbagai macam makanan yang ditawarkan di sana. Sehingga sangkin asyiknya memilih-milih makanan, ia lupa dengan waktu lima belas menit yang Sean berikan untuknya membeli makanan.

Setelah beberapa menit memilih makanan, akhirnya Alana memutuskan untuk membeli pizza waffle fries, baked honey BBQ popcorn chicken, strawberry brownie kebabs, strawberry pineapple mojito dan mango rasberry sunshine smoothie.

Perlu di ingatkan, jika Alana memang wanita yang sangat doyan makan. Terlebih lagi ketika ia mendapati menu restoran tersaji di sebuah kantin seperti sekarang ini, maka itu semakin membuat selera makan seorang Alana begitu meletup-letup bak kembang api tahun baru.

Alana memilih meja di paling ujung dan duduk membelakangi pintu masuk. Sedangkan di sisi lain, Sean menunggu kehadiran Alana yang tak kunjung datang. Padahal sudah hampir satu jam gadis itu pergi, tapi tidak ada tanda-tanda ia akan datang.

Berhubung Sean sudah sangat lapar, maka Sean pun memutuskan untuk menyusul Alana ke kantin. Sesampainya di kantin, pria tampan itu meneliti setiap sudut kantin dan ia merasa tidak asing dengan seorang wanita yang sedang duduk membelakanginya.

Sean menduga jika wanita tersebut adalah Alana dan ia pun berjalan sangat pelan. Lalu ketika jarak mereka tidak terlalu jauh, ia benar-benar memastikan jika orang yang berada di depannya tersebut adalah Alana, yang terlihat sedang sangat menikmati berbagai macam makanannya.

Sean diam sebentar memperhatikan dari belakang, namun karena Alana sedang keasyikan makan, maka ia pun tak menyadari sama sekali jika Sean sudah berada dibelakannya. Alhasil, Sean memutuskan untuk mengerjai Alana dan di detik berikutnya, Alana sudah memekik keras akibat perbuatan usil Sean.

"Aaaa... Sakittt...!" rintih Alana, ketika Sean menjewer telinganya dari belakang.

"Kau ini malah enak-enaknya makan di sini! Aku kan menyuruh mu hanya lima belas menit saja! Kenapa kau tidak datang juga, hah?" bentak Sean dengan kedua matanya yang hampir terpelocok keluar.

Alana menahan nafas ketika mendengar Sean berbicara, sebab mulut gadis itu masih penuh dengan makanan hingga membuatnya sulit untuk berbicara.

"Mana makananku?" tanya Sean.

Alana tidak menjawab. Ia masih sibuk mengunyah makanan yang ada di mulutnya. Karena tidak mendapatkan jawaban dari Alana, Sean pun segera mengambil tempat dan memakan makanan milik sang sekretaris pribadi itu.

Sementara Alana sendiri, ia sangat kesal dengan perbuatan Sean yang seenaknya mengganggu kesenangannya. Ia menarik bahu Sean dari belakang namun tidak berefek apa-apa bagi sang CEO tampan yang semakin lahap mengisi perutnya.

"Itu makananku Seannn...!" teriak Alana lalu menginjak kaki Sean yang berada tidak jauh dari kakinya.

"Aw! Uhuk... Uhuk..." karena kaget Sean menjadi tersedak.

Dan Alana sangat puas melihat Sean yang menderita. Ia bahkan tertawa sangat keras, hingga membuat semua orang yang berada di kantin tersebut memperhatikan mereka.

Sean lekas meneguk minuman yang berada tak jauh dari matanya, lalu mengatur nafasnya kembali.

"Kau benar-benar wanita gila!" geram Sean.

"Kau harusnya sudah tahu bagaimana resiko yang akan kau hadapi jika kau berani mengganggu wanita gila sepertiku, tuan," bisik Alana tepat di telinga Sean, membuat bulu kuduk pria itu meremang.

Karena tidak memiliki ide untuk menjawab Alana, Sean memutuskan untuk tidak menghiraukan gadis gila itu dan melanjutkan aktivitas makannya. Alana hanya bisa menatap kesal ke arah Sean sembari mengigit bibirnya menahan marah. Sean makan dengan sangat cepat dan lahap, sehingga dalam hitungan menit saja makanan Alana sudah bersih tak tersisa.

"Kau kenapa?" tanya Sean sok polos ketika melihat wajah Alana yang di tekuk.

Alana tidak menjawab pertanyaan Sean karena masih kesal dengan ulah nakal Sean. Akhirnya Alana mencubit pipi kiri dan kanan Sean, sembari menggoyang-goyangkan pipi Sean ke kanan dan ke kiri. Gadis itu sangat kesal dengan Sean sedari pagi, dan beginilah cara Alana melampiaskan kekesalannya.

"Al! Le...pass...kannn..." ucap Sean terbata-bata karena tak berbicara akibat pipinya yang masih di cubit oleh Alana.

Sang gadis terlihat begitu senang ketika menyiksa Sean, membuat tawa lebarnya kembali menampilkan lesung di pipinya. Melihat hal itu, sekali lagi Sean tak bisa melepaskan pandangan matanya dari wajah cantik Alana, bersama dengan degupan jantungnya yang berpacu dua kali lebih cepat dari sebelumnya. Sedangkan orang-orang di sekitar mereka melihat iri pada keduanya, dengan tatapan seolah berkata 'Mereka adalah pasangan yang serasi dan lucu.' Akan tetapi ada juga yang tidak suka jika Alana dekat dengan Sean, sehingga mereka menatap Alana dengan tatapan membunuh.

Tak lama kemudian, ponsel Sean pun berdering. Alana melepaskan cubitannya dari pipi Sean, namun ia masih tertawa geli melihat wajah sang CEO yang terlihat kesal. Sean mengangkat panggilan tersebut, yang mana di sana tertera jelas sederet nomor ponsel tanpa nama. Awalnya Sean ragu mengangkat panggilan telepon tersebut, namun karena Alana mengerutkan kedua alis matanya, Sean pun akhirnya ikut merasa penasaran dan menekan tanda hijau yang di ponselnya.

"Hallo?" sapa Sean

"....."

"APA?!"

***

To be continue

Jangan lupa vote dan comment yaa

Follow instagram : itsviy_

Terima kasih.

Love,

Itsviy (26.07.2018)

STORY OF ALANATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang