Author POV
"Tentu," jawab Sean dengan penuh percaya diri.
Alana hanya bisa menganga mendengarkan jawaban Sean tersebut, lalu menggelengkan kepalanya berharap Chole. Sementara Max? Ia tak langsung percaya dengan omongan asal Sean tersebut. Pasalnya dari awal Alana sudah bilang jika ia tidak menyetujui hal gila yang ditawarkan oleh Sean.
Alana tidak mengerti mengapa Sean bersih keras ingin membuat semua orang berpikiran jika mereka berdua memang adalah sepasang kekasih. Max menatap Alana seperti meminta penjelasan dari Alana. Barulah Alana ingin membuka mulutnya, Sean tiba-tiba mendekat ke arahnya dan merangkul pinggang Alana.
"Ku rasa kalian bisa menilai sendiri apa hubungan kami?" jawab Sean, sambil mempererat rangkulannya.
Max tidak mengeluarkan satu kata pun, begitu juga dengan Chole. Ia hanya dia menatap dengan heran ke arah kakaknya dan juga Alana. Sedangkan Alana dia berusaha melepaskan tangan Sean dari tubuhnya.
"Jangan malu-malu, Alana," ucap Sean dengan nada menggoda Alana.
"Ayo," ajak Sean, menarik Alana untuk keluar dari kamarnya tersebut.
Pada saat Sean melewati Max.
Bugh.
Max memukul perut Sean.
"Shit!" umpat Sean memegang perutnya yang habis di pukul oleh Max.
"Jaga adikku! Jangan pernah kau sakiti dia," ucap Max lalu berbalik meninggalkan Sean, Alana dan Chole.
"Kau harus mengganti pintuku yang rusak, Max!" teriak Sean mengingatkan Max akan pintu kamarnya yang rusak akibat ulah Max tadi.
Tetapi tidak ada jawaban dari Max. Chole berjalan mendekat ke arah Alana dan juga Sean.
"Aku jadi bingung harus memanggilmu apa, kakak ipar atau adik ipar, ya?" tanya Chole kepada Alana.
Sedangkan Alana hanya memutar kedua bola matanya. Ia malas menanggapi pertanyaan bodoh itu. Chole yang merasa diacuhkan, pun keluar dari kamar Sean dengan menghentak-hentakkan kakinya. Ketika hanya tinggal Sean dan Alana didalam kamar tersebut. Sean mendekati Alana.
"Ku rasa hubungan kita sudah disetujui oleh kakakmu," ucap Sean, mengedipkan sebelah matanya.
"Jangan bermimpi terlalu jauh!" ucap Alana dan lagi-lagi Ia menginjak kaki Sean dengan sangat kencang.
"Shit," umpat Sean, memegangi kakinya.
Alana meninggalkan Sean begitu saja.
🍒🍒🍒
Sean POV
Sial.
Apa menginjak kakiku akan menjadi kebiasaannya sekarang? Aku melihatnya pergi meninggalkanku, aku pun dengan cekatan langsung mengikuti jalannya. Ku lihat dia berhenti di depan mobilku. Awalnya aku pikir dia akan pulang ke rumahnya, namun sepertinya dugaanku salah.
"Ada apa?" tanyanya heran karena aku tidak berhenti menatapnya.
"Kau terlihat sangat cantik hari ini, Al" ucapku dengan nada menggodanya.
"Kau pikir aku akan terpengaruh dengan omong kosongmu itu?" jawabnya dengan sangat ketus.
Aku masih tidak habis pikir dengan dirinya. Dia adalah satu-satunya wanita yang selalu saja ketus padaku. Padahal jika wanita lain yang aku puji seperti itu, dapat aku pastikan jika mereka akan kegirangan. Aku tidak ingin berdebat panjang lebar dengannya hari ini, karena aku ingat jika hari ini aku ada rapat penting dan aku harus segera mungkin ke perusahaanku sekarang.
"Masuklah," ucapku memutari mobil dan masuk ke dalamnya.
Dan dia hanya mengikuti perintahku tanpa banyak protes. Di sepanjang perjalanan kami hanya sibuk dengan pikiran masing-masing. Sesampainya di depan perusahaanku. Aku turun dari mobil, lalu dengan cepat aku memutari mobil dan membukakan pintu Alana. Aku mengulurkan tanganku dengan maksud untuk membantu Alana keluar dari mobil. Namun, Alana mengabaikan tanganku begitu saja. Aku menurunkan tanganku dan mengepalkan tanganku dengan sangat erat. Alana keluar dari mobil dan menutup pintu sendiri.
"Tidak perlu repot-repot! Ku rasa aku masih punya tangan yang bisa aku gunakan untuk membuka dan menutup pintu mobilmu ini," ucap Alana.
Aku hanya bisa menarik nafas panjang. Lalu berjalan masuk ke dalam kantor. Ku dengar langkah kaki Alana mengikutiku. Aku masuk kedalam lift pribadiku, begitu pula dengan Alana. Di dalam lift, aku menatapnya dengan jahil.
"Kenapa kau menatapku begitu, hah?" tanya Alana dengan nada tinggi.
"Apa kau ingat kejadian di lift ini beberapa hari yang lalu?" godaku.
Ku lihat pipinya sedikit memerah karena mendengarkan ucapanku tersebut.
"Apa kau ingin mengulanginya?" tanyaku lalu berjalan mendekat kearahnya.
Dia mundur. Sedangkan aku semakin melangkah mendekatinya. Semakin aku mendekat ke arahnya, semakin Ia melangkah ke belakang.
🍒🍒🍒
Alana POV
Sialan. Mau apa dia sebenarnya? Aku semakin melangkah mundur sampai punggungku menyentuh dinding, pertanda jika aku sudah tidak bisa menghindar lagi darinya lagi. Sekarang tubuhku terletak di antara dinding dan dirinya. Dia mendekatkan wajahnya ke arahku dan tidak tahu kenapa aku malah membiarkan tubuhnya dekat denganku. Padahal jika saja aku ingin, aku bisa mendorong tubuhnya untuk menjauh dari tubuhku. Namun, rasanya aku tidak ingin melakukan hal tersebut.
Semakin lama wajah kami semakin dekat. Aku menatap matanya, diapun membalas tatapan mataku. Tatapannya seolah sangat menginginkanku. Jantungku berdetak dengan sangat kencang dan nafasku sudah tidak teratur lagi. Aku menutup mataku.
Satu detik, dua detik, tiga detik.
***
To be continue
Haiiiiiiii ...
Penasaran sama kelanjutannya tapi gak mau nunggu besok?
Sekarang cerita "Story of Alana" udah tersedia di Google Play Book.
Harganya murah meriah loh, lagi diskon juga.
Buat yang tetap mau baca di wattpad, aku akan tetap konsisten update cerita ini sampe tamat kok di Wattpad. Hanya saja, kalau kalian beli di Google Play Book kalian gak perlu nunggu lama untuk menikmati ceritanya karena di Google Play Book, cerita ini sudah full sampai ending dan ada extra partnya juga loh ... hehehe
Sekedar informasi, cerita Story of Alana ini panjang (sampai 90 part) dan extra partnya itu bisa sampai 10 halaman. Yuk, buruan dibeli buat yang penasaran banget sama ceritanyaaa.
Love you!❤️
Salam sayang dari
Itsviy (11.08.2018)
KAMU SEDANG MEMBACA
STORY OF ALANA
Romance|FINNISHED| • TERSEDIA DI GOOGLE PLAY BOOK #Hr : 51 in romance. The story is based on my own thinking and imagination. Please report to me if you found others who copy my story. *** Berani, cerdik dan ceroboh tiga kata yang bisa mendeskripsikan wa...