Siang itu, dikamar Seulgi ada seseorang yang sama sekali tak Seulgi harapkan kehadirannya. Siapa lagi kalau bukan June? Berulang kali Seulgi mengusirnya namun manusia tak tahu diri itu terus saja diam dikamar Seulgi. Bukan apa-apa, hanya saja Seulgi ingin fokus mengerjakan skripsinya yang berulang kali terkena revisi oleh dosen bernama Sarada itu.
"Lo mau apa sih, Jun? Udah dehh kalo gada yang mau diomongin mending lo keluar dari kamar gue. Ganggu liatnya bikin ga fokus" Ucap Seulgi sambil menendang kaki panjang milik June dari kasurnya.
"Soalnya ketampananku mengalihkan duniamu ya, Gi?"
"Najis! Sakit jiwa lu ya" Namun June hanya tertawa mendengar jawaban Seulgi. "Bodo dah. Gue mau ngerjain lagi" Kata Seulgi sambil kembali fokus pada laptopnya.
"Gi?"
"Hmm"
"Gi, gue serius"
"Apaan?" Seulgi membenarkan posisi kacamatanya yang sedikit merosot dari hidungnya. Kemudian ia menatap June yang tampak dari wajahnya, ia sedang bingung.
"Ada temen gue.. Dia lagi deket sama cewe. Tapi dia udah punya cewe. Nah cewe yg dideketin ini, malah suka sama temen gue ini. Padahak temen gue nganggepnya cuma sekedar temen deket. Menurut lo gimana?"
Seulgi berdeham lalu membenarkan posisi duduknya. Ia menarik June dan membuat June menatap mata sipit Seulgi.
"Dana suka sama lo?" Tanya Seulgi serius.
"Anjing!"
PLAAAKK!
Satu tamparan mendarat mulus di pipi kiri June. Ya maklum, June kan keceplosan. Dia tak tahu, ternyata Seulgi begitu peka.
"Sakit monyet!" Kata June sambil mengusap pipi kirinya. Seulgi tertawa melihat pipi kiri June yang nyatanya sedikit merah
"Upss maaf hehehe abisan lo juga sih kurangajar!"
"refleks, bodoh" Jawab June.
"Jadi bener?" Tanya Seulgi untuk memastikan. June malah membuang muka dan merebahkan tubuhnya di kasur.
"Kan gue jadi ga enak sama bang Mino"
"Yaudah nanti gue bantu bilang ke Mino" Ucap Seulgi. June langsung mencium tangan Seulgi.
"Makasih ayang makasih"
"Najis! Trus lo sama Dahyun gimana?"
"Putus"
"Anjing!"
"Kok lo malah ngatain gue anjing?" Kata June sambil menendang kaki Seulgi. Seulgi mengaduh.
"Ya lo apa-apaan putus sama Dahyun?!"
"Ya gue gamau aja milih salah satu, jadi mending gue ga milih dua-duanya daripada tersakiti" Jawab June dengan lesu.
"Bego apa goblok?"
"Gue gamau jadi brengsek, Gi. Gue gamau Dahyun ngira gue milih Dana. Dan gue juga gamau Dana mikir kalo dia pelarian selama gue LDR sama Dahyun"
"DASAR TOLOL!"
"Tadi katanya bego dan goblok. Ko sekarang tolol?"
"Alah capek ngomong sama lo!" Kata Seulgi yang kemudian kembali fokus pada laptopnya.
"Tapi bener ya nanti lo bilangin Bang Mino?"
"Hmmm"
****
Entah kebetulan atau tidak, sore itu, setelah June memberitahuinya soal Dana. Mino datang kerumah, alasannya mau mengungsi karena rumahnya dikunci. Entah sang empunya rumah pergi kemana. Kebetulan juga, June sedang keluar bersama Chanwoo. Seulgi membuatkan semangkuk mie instan kesukaan Mino. Ia kemudian duduk bersebrangan dengan Mino di ruang makan rumahnya.
Seulgi menatap Mino yang dengan lahapnya memakan mie instan buatannya. Seulgi bertopang dagu mengamati pacarnya itu. Harus sekarang banget nih gue ngomongnya?
"No"
"Hmm?" Mino yang sedang memakan mie instan buatan Seulgi langsung mendongkak ketika Seulgi memanggilnya.
"Gini.." Seulgi kemudian berdeham dan membenarkan posisi duduknya yang berhadapan dengan Mino.
"Dana sama June--"
"Mereka kenapa?" Tanya Mino dengan raut wajah yang serius.
"Gue sih gatau ya, No. Kan gue dengernya dari June doang nih. June putus sama Dahyun" Setelah mendengar June putus, Mino langsung tersedak. Buru-buru Seulgi mengambilkan segelas air minum untuknya.
"Pelan, No"
"Kenapa bisa putus?" Tanya Mino. Seulgi mengedikkan bahunya.
"June ngga enak sama Dana"
"Kok Dana? Bentar bentar... Jangan bilang si Dana ganjen jadi pelakor?" Tanya Mino. Buru-buru Seulgi menggeleng.
"Bukan, No.. Cuma apa ya.. Kan emang Dana suka sama June. Dan June jadi gaenak buat milih dua-duanya" Kata Seulgi.
"June tau??"
"Tau dia No kalo Dana suka sama dia" Mino langsung menggelengkan kepalanya. Bagaimana lagi? Mino tau betul adiknya itu memang tak pernah bisa menutupi perasannya.
"Dasar Dana tolol.. Baperan pula" Ucap Mino sambil kembali melahap mienya.
"No, kalo lo ada di posisinya June. Trus gue sebagai Dahyun dan ada cewe lain sebagai Dana. Apa lo bakal ngelakuin hal yang sama?" Hampir Mino tersedak saat Seulgi mengucapkan pertanyaan tak terduga itu. Ini yang kadang Mino takut jika Seulgi tiba-tiba mengajukan pertanyaan yang random.
Mino berdeham. Kemudian meneguk air minumnya, sembari berfikir harus menjawab apa. Seulgi itu sensitif, jawaban Mino meleset sedikit, ngambeknya berkepanjangan. Maka dari itu, Mino harus bisa berfikir tepat dan cepat untuk menjawab pertanyaan Seulgi.
"Gini ya, Gi.."
"Apa?"
"Ya sabar, Gi. Gue jelasin pelan-pelan jangan keburu-buru" Seulgi kemudian menghela nafas pendek lalu menganggukkn kepalanya.
"Kalo gue jadi June. Gue gakan ninggalin lo cuma karena ada Dana. Bagi gue, Dana ya Dana sebagai temen. Dan lo ya lo. Pacar gue. Apa yang perlu lo takutin? Gue ninggalin lo? Lo liat lagi ke belakang yang.. Pernah gue sekalipun ninggalin lo demi cewe lain? Atau demi keplinplanan gue sendiri?" Jawab Mino sambil menatap mata Seulgi lekat. Entah kenapa rasanya Seulgi ingin menangis mendengar jawaban Mino.
"Nooo..." Kata Seulgi sambil berusaha menahan air matanya yang sudah mengintip. Namun Mino justru kembali melanjutkan melahap makanannya.
"Hm?"
"MINO GUE NANGIS NIH TOLOL" Seulgi menendang kaki Mino dari bawah karena kesal, cowo itu malah lebih memilih makan ketimbang memperhatikannya.
"Ih yaampun ko nangis sih uduh uduhh..." Mino meletakkan sendok dan garpunya dan langsung berdiri di samping Seulgi. Mino mengusap rambut Seulgi dengan lembut dan membuat Seulgi bersandar ke perutnya.
"Jangan nangis ih lo jelek kalo nangis.. Makin ilang tuh mata"
"Kan gue terharu dasar lelaki tidak peka" Ucap Seulgi sambil memukul punggung Mino. Mino mengaduh lalu mengecup puncak kepala Seulgi.
"Gue sayang lo, Gi.. Dan gue gakan ninggalin lo. Oke?" Seulgi mengangguk.
Tanpa keduanya sadari, June sedang berdiri dibalik pilar rumah Seulgi, bersembunyi disana. June mendengar semua jawaban Mino. June semakin merasa bodoh karena telah meninggalkan Dahyun begitu saja, padahal Dahyun lah yang selama ini dengan sabar menemaninya. Tak seharusnya June bertindak demikian, toh Dana juga sepertinya santai saja dan mengerti bahwa June milik orang lain.
"Lo manusia tergoblok, Jun" Kata June pada dirinya sendiri.
Cieeee yang pada nungguin ini apdet hehehehe
Maaf ya sayangku..
Insyaallah nanti aku cepet apdet ko :*
MAKANNYA VOMMENT
STORY GUE YG RAME VOMMENT DISINI DOANG. YANG LAIN SEPI. SEDIH AINGGG
![](https://img.wattpad.com/cover/93322829-288-k534159.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Hello, My Neighbour! [✔️]
Fanfic[COMPLETED] "Dia kan tetangga lo, sekali-sekali sapa kek 'Hello My Neighbour!' gitu" "Lah ogah, turun harga diri gue" - Kang Seulgi