4

1.1K 76 22
                                    

Shikamaru tiba di rumahnya. Seperti biasa, bersih, luas dan tetap saja, sepi. Meski Shikamaru memiliki puluhan maid, tetap saja rumah terasa sepi.

Tepat di ruang makan, dia bertemu dengan Konohamaru. Assistantnya yang sangat cermat,teliti dan telaten.

"Jadi, rapat apa lagi hari ini ?" Shikamaru bertanya sambil memukul pundaknya yang agak pegal karena menentengkan tasnya yang serasa berisi batu.

"Tidak ada rapat untuk hari ini. Kau bisa melanjutkan pekerjaanmu yang kemarin masih tersisa di rumah," ucap Konohamaru setelah selesai membaca jadwal Shikamaru untuk hari ini. Shikamaru mengangguk malas.

"Maaf lagi Konohamaru, aku harus menjadikanmu assistantku. Padahal harusnya di waktu waktu seperti ini, kau masih bisa bersekolah lalu bersenang senang dengan teman temanmu,"

Konohamaru memang kini dia bisa bermain dengan teman teman sebayanya. Tapi diusianya yang masih terbilang muda, dia setiap hari harus mengurus jadwal Shikamaru yang terkadang padat dan terkadang tidak. Itu semua demi ayahnya.

Shikamaru menaiki tangga lalu berhenti ketika dia sudah sampai di lantai 3. Dia berhenti di sebuah ruangan yang cukup besar. Ruang kerjanya.

Dengan dominasi antara warna silver dengan putih, membuat ruangan itu terlihat simple tapi elegant juga modern.

Shikamaru melempar asal tasnya ke lantai. Dia duduk di kursinya lalu memulai pekerjaannya. Meski masih belia, tetapi Shikamaru mengerti sangat soal dunia ekonomi dan bisnis.

Shikamaru membaca satu persatu berkasnya yang bertumpuk setinggi 30 cm. Dia lalu menandatangani satu persatu dari berkas berkas itu. Ada pula yang dia lempar asal.

"Kapan ini akan berakhir ?!" Gerutu Shikamaru. Dia kesal. Dia benci. Dia marah. Dan akan selalu seperti itu setiap harinya.

"Tuan, makananya sudah siap," suara pelan dari maidnya membuat Shikamaru sadar lalu duduk tegak.

"Masuk," Shikamaru mengucapkannya dengan tegas dan singkat. Siapa saja yang mendengarnya pasti akan merinding.

Maid itu masuk dan seperti biasa, dia meletakkan menu makan siang di meja kerja Shikamaru meski terkadang, Shikamaru pasti malas untuk memakannya.

Sekitar tiga jam lamanya, pekerjaannya selesai. Menu makan siang hanya dia habiskan setengah dengan alasan tidak lapar.

Dia segera mandi lalu mengganti bajunya dengan baju yang casual. Cocok untuk keluar rumah dan cocok untuk pakaian sehari hari.

Selesai berganti baju, dia memandang dengan saksama poster Ino Yamanaka. Model yang sudah berhenti sejak tahun 2010. Teman pertama Shikamaru. Sekaligus cinta pertamanya. Tapi tidak ada yang tahu. Begitu pula Ino.

Semua orang di KHS tidak ada yang tahu bahwa Ino adalah mantan model nasional yang dulunya lumayan terkenal. Semua orang yang dulunya adalah fans Ino mengenal dengan sebutan Y.In Nama samarannya sejak debut menjadi model. Tidak ada yang tahu karena Ino memang tidak pernah mengumbar nama aslinya atau status dirinya dulu di KHS. Hanya kerabat dekatnya yang tahu profil dirinya yang sebenarnya. Ditambah, dulunya Ino mengecat rambutnya menjadi warna hitam.

Sedangkan hubungan Shikamaru dengan Ino dulunya adalah atasan dan bawahan. Ino dulunya bekerja di bawah naugan Nara Entertaiment.

Dia merindukan Ino. Tapi apa yang bisa dia lakukan ? Ino tidak menyukainya. Bahkan menempatkannya di friendzone.

Shikamaru harus merelakan Ino. Shikamaru memang harus. Karena perasaanya pada Ino bertepuk sebelah tangan. Apalagi, kini Sai sedang mencoba mendekati Ino dengan menjahilinya. Sai adalah sahabatnya. Sahabat tidak saling melukai dan mengkhianati. Terutama untuk urusan cinta.

Gangster Boy (✔)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang