9

921 75 5
                                    

Bel pulang berbunyi nyaring di telinga siswa dan para guru. Seluruh kelas langsung bernafas lega dan mulai membereskan buku buku mereka.

Temari mulai memasukkan satu persatu alat tulis dan tumpukan buku ilmiahnya.

Shikamaru tetap tertidur di dalam kelas tanpa ada niatan untuk bangun.

"Tema, kau ada piket kan ? Aku pulang dulu ya ! Hina dijemput Neji-nii soalnya. Byee !" Hinata melambaikan tangan ke Temari lalu mulai keluar dari kelas.

Temari melambai balik ke arah Hinata yang sudah menjauhi kelas. Dia memperhatikan seisi kelas. Kelas memang tidak tampak berantakan. Tetapi Temari tetap berinisiatif untuk merapikan kelasnya. Meskipun seluruh regu piket hari itu sudah pergi semua. Kecuali Temari.

Temari mulai dengan membereskan meja guru. Dia mengelap, merapikan dan menyusun meja guru secara tertata dan rapi.

Temari menghapus papan tulis berisikan pelajaran Tsunade-sensei.

Terakhir, dia merapikan barisan meja dan kursi yang dirasanya tidak beraturan.

Temari mendesah lega lalu segera membawa tas orange neonnya berjalan ke arah pintu.

Temari merasakan ada kejanggalan ketika suara menghirup dan menghembuskan nafas terdengar memenuhi satu kelas.

Temari membalikkan kepalanya dan mendapati Shikamaru tertidur pulas sambil menutupi wajahnya.

Temari geram. Dengan cepat dia melempar asal tasnya lalu berjalan ke meja Shikamaru sambil menyiapkan emosi untuk memarahi Shikamaru.

"Hei ! Hei !  HEI !" Bentak Temari sambil memukul mukul meja Shikamaru.

Shikamaru yang merasa terganggu memalingkan wajahnya ke arah yang lain. Seakan tidak peduli dengan kehadiran Temari.

"ISH ! NANAS ! CEPAT BANGUN ! KAU MAU TINGGAL DI SEKOLAH HAH ?! SEKOLAH SUDAH MAU TUTUP ! DASAR TIDAK TAHU ATURAN !" Marah Temari.

Shikamaru langsung menegakkan kepalanya ketika mendengar amukan Temari.

"AISH ! DIAM !" Balas Shikamaru lalu segera kembali ke posisinya yang semula.

Emosi Temari semakin parah ketika Shikamaru membentaknya. Begitu begitu, Shikamaru galak loh Tema...

'Sudahlah, lupakan saja. Ini juga sekolahnya... Entah apa yang akan dia lakukan, aku tidak peduli lagi,'  kata Temari dalam hati.

Dia meninggalkan Shikamaru sendirian di sore hari di dalam kelas.

***
---
"APA ?! TUNANGAN ?!? KAU GILA GAARA ?!" Suara Temari menggema hinga seluruh rumah. Bahkan maidnya saja sampai menutup telinga karena teriakan Temari begitu dahsyat.

"Ssstt... Mengertilah nee-san ! Ini untuk kebaikan perusahaan. Kerja sama dengan Nara Entertaiment, bisa melipat gandakan keuntungan kita. Aish ! Apa susahnya sih menikah dengan Shikamaru-san ? Atau jangan jangan, nee-san punya pacar ya ?" jawab Gaara lalu kembali bertanya pada Temari yang melongo tidak percaya.

Tanpa seijinnya, adik berambut merahnya ini telah menyetujui perjanjian dengan Nara Entertaiment untuk menikahinya dengan 'nanas busuk' itu.

"Nee-san tidak punya pacar dan nee-san tidak mau tahu ! Nee-san tidak akan menikahi atau bertunangan dengan laki laki itu !" marah Temari lalu berjalan naik ke lantai atas. Kamarnya.

---
***
"Apa kakek gila ? Aku tidak akan sudi bertunangan dengan kakak pemilik Sabaku Corp ! Cari saja perempuan kalangan atas lain ! Pokoknya aku tidak pernah sudi bersentuhan bahkan hingga bertunangan dengannya !" Teriak Shikamaru di depan kakeknya.

Kakenya tetap santai menghadapi amarah Shikamaru.

"Aku tidak mau tahu menahu soal hubungan musuhanmu dengan Temari-san. Pokoknya, persiapkan dirimu dua bulan kedepan untuk pertunanganmu !"
Dengan muka yang lusuh, Temari berjalan menuju kelasnya tanpa memperhatikan tatapan orang orang yang melihatnya.

Sepanjang perjalanan, Temari terus menguap dan mengucek ngucek matanya karena kemarin malam, dia benar benar tidak tidur.

"Tema ! Kenapa mukamu lusuh begini ?! Ditambah, wah... Apa kau hanya mengikat datu rambutmu ? Apa yang terjadi hem ?" Tenten menghampiri Temari yang benar benar terlihat lusuh.

Kakeknya pergi meninggalkan Shikamaru yang terus menggeram kesal.

'Pokoknya, aku tidak akan sudi dengan perempuan tidak waras itu. Aku harus menyusun rencana membujuknya untuk membatalkan pertunangan tidak jelas ini !' Batin Shikamaru dalam hati lalu dia berjalan ke kamarnya di lantai tiga
---
***
Dengan muka yang lusuh, Temari berjalan menuju kelasnya tanpa memperhatikan tatapan orang orang yang melihatnya.

Sepanjang perjalanan, Temari terus menguap dan mengucek ngucek matanya karena kemarin malam, dia benar benar tidak tidur.

"Tema ! Kenapa mukamu lusuh begini ?! Ditambah, wah... Apa kau hanya mengikat datu rambutmu ? Apa yang terjadi hem ?" Tenten menghampiri Temari yang benar benar terlihat lusuh.

"Ah ya ! Nanti aku ceritakan di tempat biasa. Ayo masuk !" Temari kemudian menggandeng tangan Tenten sebelah kiri.

---
***

"WHAT ?! BERTUNANGAN ?!" Teriak Sakura, Tenten, Ino dan Hinata bersamaan.

Temari mengangguk sambil mendesah pasrah seakan jiwanya sebentar lagi melayang.

"Ahh... Gaara si*l*n ! Anak itu sudah lama tidak menerima tonjokanku sepertinya," Temari melotot kesal karena kejadian kemarin.

"Sebaiknya kau pikirkan matang matang soal pertunangan itu. Jika kau merasa tidak cocok, kami akan senang hati membantumu mengacaukan pertunangan itu. Tapi, kau juga perlu memikirkan perusahaan. Seperti kata Gaara, ada untungnya pula kau menerima perjodohan itu," nasehat Tenten membuat Temari berpikir keras.

"Hah... Kurasa aku akan menerimanya. Perusahaan ini sudah dibangun sejak tahun tahun Tou-san belum lahir. Masa iya ? hanya karena aku, perusahaan terancam hancur," desahan Temari membuat teman temannya merasa prihatin.

"Yahh... Kurasa aku tidak akan melirik lirik ke arah Itachi-nii lagi... Huft ! Gara gara si merah dan si nanas itu, aku harus merelakan masa lajangku," kesal Temari kemudian kembali tersenyum pasrah tapi ceria.

"Tidak perlu kau anggap serius soal pertunangan itu... Selingkuh saja jika kau merasa bosan dengan Shikamaru. Shikamaru bisa saja selingkuh kok !" Kata Sakura membuat seluruh temannya melotot.

"KAU GILA !? KAU INGIN MEMBUAT TEMARI BERDOSA MEMANG ?!" Teriak Tenten membuat Sakura merasa bersalah meskipun dia merasa tidak ada yang aneh dari perkataannya.

Temari tertawa ketika melihat sahabatnya memarahi dan menyela perkataan Sakura.

'Sahabat itu, indah !'

Hayo, pasti pada nunggu akhirnya Shikamaru bareng Temari ? 😂😂

Sebenarnya sih, bukan begini kerangkanya, tapi yaudah lah ya 🤣

Gangster Boy (✔)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang