12

1K 82 5
                                    

"Stt... ! Kau menarik perhatian sekelas Ino !" kesal Temari sambil meletakkan telunjuknya di depan bibir Ino.

Ino menganggukkan kepala tanda mengerti.

Temari mendesah bingung. Dia tahu dia tidak boleh sampai jatuh cinta pada Shikamaru. Tapi sikap Shikamaru tadi membuatnya shock. Apalagi dia ikut membalas ciuman Shikamaru. Ugh ! Bagaimana dia bisa bertemu Shikamaru lagi ? Dia juga lupa akan apa yang dikatakan Shikamaru kemarin itu.

'Ini soal bisnis !'

"Hei Ino. Nanti aku akan pulang saat istirahat pertama. Tolong beritahu guru ya ! Kalau mereka bertanya soalku. Aku pulang dengan supir," Temari kemudian berjalan ke bangkunya.

Ino ingin bertanya alasan Temari pulang lebih cepat. Tapi bel sudah keburu berbunyi. Temari juga sudah kembali ke tempat duduknya. Dengan rela, Ino duduk kembali di kursinya sambil berpikir,

'Shikamaru mencium Temari. Apa artinya Shikamaru sudah move on dariku ? Baguslah andaikan begitu. Sekarang aku hanya perlu mengurus Sai. Laki laki itu ! Aku benar benar merasa aneh ketika aku bertemu dengannya' .

***

Dengan bergegas, Temari membereskan buku bukunya dan memasukkannya ke dalam tas. Kelas sudah sepi. Hanya ada kumpulan perempuan perempuan tukang gossip. Semoga mereka tidak menggossipkan Temari.

Temari membawa tasnya lalu kemudian menuju parkiran mobil. Sambil menunggu supirnya tiba, Temari memainkan hp dengan santai.

Tinnn !!!

Suara berisik itu membuat Temari menggerutu kesal. Entah bagaimana dia bisa hafal mobil Shikamaru beserta platnya.

"Murid teladan sepertimu tenyata suka membolos ya !" kata Shikamaru sambil mengeluarkan kepalanya dari jendela.

Temari mendecih sebal lalu mendekati Shikamaru yang sedari tadi menyengir.

"Dan kau ! Apa yang kau lakukan sekarang huh ? Mencoba bolos juga ?" telunjuk Temari mengarah tepat di depan hidung Shikamaru.

Shikamaru lalu turun dari mobilnya dan berdiri tepat di depannya. Shikamaru tersenyum jahil. Temari hanya diam di tempat dan tanpa sadar wajahnya bersemu merah.

"Kau blushing," ucapan Shikamaru sukses membuat Temari refleks memegang pipinya yang bersemu.

Shikamaru terkekeh melihat tingkah Temari yang malu malu. Dengan paksa, Shikamaru menarik tangan Temari  dan membawanya ke kursi penumpang di sebelah pengemudi.

Shikamaru membuka pintu dan mendorong masuk Temari tanpa menghiraukan protes Temari. Dan entah mengapa, Temari menjadi bodoh. Temari tidak kabur meskipun tahu kursi penumpang tidak terkunci.

"Apa apaan kau ini ?" kesal Temari ketika Shikamaru sudah menjalankan mesin duluan.

"Hm ? Apa ada yang salah ? Aku hanya mengantar pacarku ke makam calon mertuaku," jawab Shikamaru.

Temari sangat syok. Bagaimana Shikamaru bisa tahu bahwa dia ingin pergi ke makam orangtuanya ? 'Apa dia memasang alat penyadap di otakku ? Bahkan aku tidak membicarakan soal ini pada siapapun. Termasuk Gaara dan Kankuro'

"Wah ? Apa dugaanku benar ? Dari ekspersimu saja sudah ketahuan tuh !" kata Shikamaru sambil melirik ke arah Temari yang tambah syok.

"Kau jahat !" Temari melancarkan serangannya pada Shikamaru. Tanpa memperdulikan Shikamaru yang fokus menyetir.

"Aw ! Aw ! Temari ! Stop it okay ? Aku sedang menyetir sayang," kata Shikamaru lalu menoleh ke arah Temari sekilas.

Temari berdecak sebal lalu melipat kedua tangannya sambil bermuka kesal.

***

Mereka tiba di tempat tujuan. Temari berjalan duluan dengan rasa damai. Bukan seperti orang pada umumnya yang takut akan kuburan, Temari malah merasa damai karena tempat yang sepi.

Shikamaru yang melihat langkah Temari merasa khawatir. Meski Temari dalam keadaan tenang, tetapi langkahnya seperti orang yang mabuk. Seakan akan dia mau jatuh.

Tepat ketika Temari benar benar terjatuh, Shikamaru langsung menahannya dan memeluknya. Rasanya ada yang bergemuruh di hatinya.

Sambil terduduk lesuh di jalan setapak, Shikamaru memeluk Temari yang kelihatanya sedang menangis.

"Temari," kata Shikamaru pelan.

"Shika... Aku lelah... Aku lelah tetapi mereka sudah lebih dahulu meninggalkanku dan adik adikku Shika... Kenapa mereka sekejam itu ? Hiks," isak Temari sedih sambil membalas pelukan Shikamaru dengan erat.

Shikamaru mengerti perasaan Temari. Ditinggal orangtuanya ketika kau masih muda. Ditambah, ketika kau sedih, hanya sinar rembulan yang mendampingimu tiap malam.

Shikamaru mengecup kepala Temari sambil mengelus elus bahu Temari guna menenangkan Temari. Tetapi efeknya benar benar sangat kecil. Temari malah kian menangis.

Dibawah cahaya matahari, mereka saling menenangkan. Tanpa kenal tempat, mereka duduk dan berpelukan.

---

"Kebahagiaan itu tidak akan bertambah lama Tema-chan, lihat saja kau akan menjadi milikku suatu saat nanti,"

Kira kira siapa sih yang bilang begitu ? Hmm 🤔...

Gangster Boy (✔)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang