Hari sudah memasuki tengah malam. Tetapi, sepertinya ada seorang perempuan yang terus menggerak gerakkan tubuhnya kesana kemari.
Ia gelisah. Setelah pernyataan Shikamaru di balkon tadi, Temari hanya bisa memejamkan matanya. Ia seakan tidak memiliki akses masuk untuk menjelajahi mimpinya.
(FYI, Temari dan Shikamaru tidur seranjang. Itu juga karena Shikamaru yang berbaik hati membiarkan Temari tidur di ranjang. Masa nyuruh orang yang baru kita nyatakan perasaannya tidur di sofa ? Kan ngak swag 😂)
Merasa ada pergerakan sedari tadi, membuat Shikamaru mau tak mau membuka kelopak matanya. Ia kemudian mendapati Temari yang sedang memperhatikan langit langit kamar dengan serius. Temari juga terlihat gelisah.
Tanpa ragu, Shikamaru mempersempit jaraknya dengan Temari. Ia dengan nekat memeluk pingganv ramping Temari. Temari sedikit tersentak. Ia kemudian mengalihkan kepalanya kearah Shikamaru.
"Kenapa belum tidur ?" Suara serak Shikamaru seakan memenuhi kedua telinga Temari. Temari enggan untuk memberikan alasannya yang sebenarnya. Ia malu tentu saja.
"A-aku hanya pusing sedikit," kata Temari singkat. Dengan gugup, ia langsung memunggungi Shikamaru dan mencoba memeramkan matanya agar bisa tidur.
"Kau memikirkan yang tadi ?" Shikamaru terkekeh pelan setelah mengatakannya. Temari tetap menutup matanya rapat rapat. Berusaha menghilangkan rasa malu dan berdebar yang terasa sesak di dadanya.
"Jangan terlalu dipikirkan. Aku tak perlu mengetahui jawabanmu juga tak apa," kata Shikamaru pelan. Ia kemudian mengesek gesekkan hidungnya ke punggung Temari yang terbalut piyama.
Ia bahkan lupa dengan kesedihannya karena pemakaman ibunya. Ia kini terlalu bahagia. Karena akhirnya dia bisa mengetahui perasaannya sendiri dan bisa bersama dengan orang yang dicintainya.
"Tidurlah. Atau aku akan menerkammu sekarang," Shikamaru bersmirik. Membuat Temari seketika merinding.
Temari membalikkan badannya lalu memukul mukul dada Shikamaru. Shikamaru hanya tertawa dibuatnya. Sungguh, baginya Temari sangat lucu dengan sikap kekanak kanakannya.
"Iish ! Siapa juga yang mau denganmu ! Jangan macam macam tuan Nara ! Atau aku akan melaporkannya ke kakekmu karena sikap sembronomu," kata Temari sambil memukul mukul Shikamaru.
"Adukan saja ! Tentu saja kakek akan lebih senang karena ia akan segera mendapatkan cicit," Temari tambah kesal dibuatnya. Ditambah dengan tawa ejekan Shikamaru yang membuatnya makin kesal.
"Mesum ! Dasar Nara mesum !" Temari semakin mengencangkan pukulannya pada Shikamaru. Ia bahkan mencubit cubit lengat Shikamaru keras.
"Aw ! Aw ! Hentikan Temari ! Ouch !" Rintih Shikamaru. Tetapi Temari semakin gencar dengan aksinya. Ia bahkan kini tertawa senang dengan perbuatannya.
"Hahaha ! Rasakan akibat karena sudah menjahiliku dasar tuan mesum !" Kata Temari tersenyum jahat.
Grep !
Shikamaru menghentikan pukulan Temari. Ia memeluk Temari erat agar dia tidak bisa bergerak. Dada Temari semakin bergemuruh. Ia bahkan bingung harus melakukan apa dalan kondisinya sekarang.
"Sudahlah. Kita tidur saja. Aku lelah," kata Shikamaru. Shikamarupun memejamkan matanya dengan tenang.
Merasa ucapan Shikamaru bagai obat tidur, Temaripun memejamkan matanya dan terlelap hanya dalam hitungan detik. Tentu saja badannya masih direngkuh manis oleh Shikamaru.
Shikamaru membuka matanya setelah 1 menit berlalu. Ia menundukkan kepalanya dan melihat Temari yang sudah terlelap.
Shikamaru kemudian mensejajarkan kepalanya dengan Temari. Ia meraba wajah Temari yang sangat cantik. Pipinya yang putih dan sedikit bersemu merah, mata lentiknya yang indah, serta sebuah bibir ranum yang seakan menjadi sebuah heroin bagi Shikamaru.
Shikamaru kemudian tersenyum tipis. Ia tidak menyangka akan menyukai seorang perempuan yang notabenya musuh bebuyutannya. Ini sebuah berkat perjodohan kakeknya. Berterima kasihlah karena sekaranh ia bisa menemukan pengganti Ino. Seseorang yang bahkan lebih spesial baginya daripada Ino.
Ia mendekatkan wajahnya dengan Temari. Kemudian mengecup bibir Temari singkat. Kemudian ia menjauhkan wajahnya.
Sekali lagi, ia memandangi ciptaan Tuhan yang menurutnya sangat indah dan sempurna dihadapannya. Tak henti hentinya ia merasa kagum dengan bidadari yang kini ia peluk
"Aku mencintaimu Temari. Jangan coba coba pergi dariku. Karena aku tak akan bisa dan aku tak akan rela jika seorang wanita yang kucintai menjauh dariku. Cukup Ino saja yang menyakiti hatiku. Jangan sampai kau juga pergi meninggalkanku seperti Ino pergi ke pelukan Sai," kata Shikamaru panjang lebar.
"Aku sangat sangat mencintaimu Temari. Aku akan mencari hingga keluar angkasa jika kau berani meninggalkanku," Shikamaru mengecup dahi Temari lama. Kemudian untuk kesekian kalinya ia memandangi wajah Temari.
Tak lama kemudian, rasa kantuk semakin merajarela di tubuhnya. Iapun memejamkan matanya karena tak tahan. Kemudian ikut terlelap dalam mimpi yang manis bersama Temari.
***
Dikit dulu yahh... hehehe....
Sengaja bikin yang so sweet so sweet dlu sebagai pemanasan. Nguehehehe 😈😈
Next part siapkan hati Min-na karena Nao akan membuat 'sesuatu' yang menjadi awal konflik 👿.
Vomment jangan lupa :*
Tq :)
KAMU SEDANG MEMBACA
Gangster Boy (✔)
FanfictionDisclamer : Masashi Kishimoto Cover By : Occlunancy Ketika sebuah perjodohan yang membuatmu harus menjadi calon pengantin dari musuhmu sendiri. Start : 4/9/2017 End : 1/12/2018 ©2017/Natasya.A