Temari melangkah mundur perlahan. Mencoba mengontrol emosinya. Pikirannya berkecamuk. Ia mengigit bibirnya dalam dan terus merinding tiap kali merasakan deru nafas Kabuto yang bertabrakan dengan leher jenjangnya.
Kabuto membalikkan posisi Temari menghadapnya. Ia kemudian berlutut sambil meremas lembut pergelangan tangan Temari.
'Sial... aku menyesal pernah membantu pyscopath seperti dia !'
"Temari No Sabaku. Kau taukan betapa diriku begitu mencintaimu ? Bahkan dalamnya samudra tak cukup untuk mengukur rasa cintaku padamu,"
Bukannya merasa tersipu, Temari malah memasang raut wajah jijik. Apa katanya ? Cinta ? Cih.
"Jangan katakan omong kosong. Jangan bermain main dengan kata cinta Kabuto-san,"
Pandangan Kabuto tiba tiba mendingin.
"Kau... Kau bilang apa ? Perasaanku ini kau bilang mainan ?!"
Kabuto berjalan menuju arah kumpulan meja meja yang disusun rapi keatas. Kata kata marahnya membuat Temari merinding. Benar benar menyeramkan bagi Temari.
"HAH ?! JAWAB AKU SIALAN !"
Bentak Kabuto.
Bruk !
Dalam sekali dorongan, tumpukan meja itu terjatuh dan menimbulkan suara yang menggema. Mungkin bisa terdengar sampai lantai paling atas sekolah.
"Kyaa !"
Temari dengan cepat menghindar. Ia berlari ke sudut gudang dan menutup kedua matanya serta meringkukkan badan.
Bibirnya bergetar. Ia bahkan hampir menangis.
"Bisakah kau menganggap perasaanku serius ? Semua uangku sudah kukorbankan agar kau menjadi milikku. Hanya milikku seorang TEMARI !"
Kabuto marah. Ia berteriak kesal sambil mengepalkan tangannya dan mendongakkan kepalanya.
"ARGH ! TIDAK ADA YANG BOLEH MEMILIKIMU SELAINKU !"
Kabuto melangkah perlahan kearah Temari. Temari dapat mendengar derap langkahnya. Jelas dan sukses membuatnya menangis.
Semakin dekat dan semakin dekat. Jantung Temari berdetak sangat kencang.
Grep !
Kabuto meraih pergelangan tangan Temari. Temari kaget. Ia menghempaskan lengan Kabuto dengan kencang dan sekuat tenaga.
"L-lepas ! LEPAS !!"
"Katakan Temari ! Kau mencintaiku kan ?! IYAKAN !"
Kabuto seolah menuntut Temari mengatakan 'ya'. Tetapi Temari tetap gigih. Ia menggeleng gelengkan kepalanya cepat hingga kepalanya terasa sedikit pening.
Hati Kabuto serasa remuk dan hancur berkeping keping. Ia menghempaskan lengan Temari pelan. Nafasnya tidak teratur.
"Aku merelakan semuanya untukmu Temari. Aku membunuh ibu si sialan Shikamaru dan mencoba menghancurkannya. Aku menabrak ayah Hinata hingga kini beliau koma. Kuteror Sakura hingga ia tak sanggup lagi hidup,"
Temari jelas kaget. Lidahnya kelu bahkan hanya untuk bersuara.
"J... Jadi... S... Semua... Salahku ?"
Sebulir, dua bulir, hingga bulir bulir berikutnya mengalir dari mata indah temari. Hatinya hancur sekaligus sakit. Ia benci menghadapi kenyataab bahwa penyebab semua masalah yang terjadi pada teman temannya adalah karenanya.
Ia merasa gagal. Ia bukanlah teman terbaik untuk sahabatnya. Ia bukanlah tunangan terbaik untuk Shikamaru.
Ia sangat sangat merasa buruk.
"Aku tak mau membuatmu menjauh dariku kamu hanya milikku. Bukan milik orang lain. Bahkan termasuk tunanganmu si sial Nara itu,"
Kabuto menatap sinis kearah lantai. Ia sangat benci setengah mati dengan Shikamaru. Baginya, Shikamaru hanyalah sampah masyarakat yang berlindung dibawah harta dan kekuasaan milik kakeknya. Aslinya, Shikamaru adalah pria terpengecut se dunia.
"Kabuto... Kenapa kau melakukan ini ?"
"Kenapa ? Kenapa katamu ?" Nafas Kabuto menderu.
"KARENA AKU MENCINTAIMU TEMARI ! SEMUA YANG ADA PADA DIRIMU ADALAH HAKKU !"
Kabuto berteriak dengan lantang. Ia meraih rahang Temari dengan kasar.
Temari terlonjak kaget. Kabuto tiba tiba menciumnya dengan ganas dan agresif. Ia mendorong bahu Kabuto kuat. Tetapi tenaganya bukanlah apa apa dibanding dengan Kabuto.
Merasa pasokan udaranya menipis, Kabuto segera melepaskan ciuman agresifnya. Temari terengah engah. Bahkan Shikamaru tak pernah melakukan hal itu padanya.
Kabuto kembali meraup bibir Temari. Tetapi, sebelum ia meraih bibir ranum Temari, Temari langsung mendorong kuat Kabuto dengan tenaga terakhirnya.
"Berhenti Kabuto ! Kau tidak mencintaiku ! KAU TEROBSESI PADAKU !"
Temari berteriak lantang. Sedangkan Kabuto hanya diam saja.
"Semua perilakumu. Semua yang kau lakukan sekarang... Ini bukan cinta Kabuto... Kumohon sadarlah. Jika kau mencintai seseorang... Jangan buat dia menangis. Buatlah dia tersenyum dengan caramu sendiri,"
Temari mengatakannya dengan lantang tanpa terbata bata. Ia memeluk dirinya sendiri lalu menghapus air matanya yang mengenang.
"Berheti dan bebaskan aku dari sini. Biarkan aku bahagia dan berhenti mengganggu hidupku. Hanya karena aku pernah menolongmu, bukan berarti itu merupakan rasa cinta,"
Kabuto terdiam. Ia mengepalkan tangannya keras.
Temari berjalan pelan menjauhi Kabuto yang masih diam dan menunduk.
Ketika ia tiba di depan pintu gudang, ia langsung mencoba membuka pintunya. Tapi, gagal.
Ia menarik kuat pintunya. Apa ia terkunci sekarang ?
Sial ! Dia lupa Kabuto tengah menguncinya sekarang. Kabuto jelas tidak akan membiarkannya keluar dari sini.
"Jika aku tak bisa memilikimu. Maka tak ada yang boleh tersenyum denganmu. Karena semua pada dirimu adalah milikku,"
Kabuto berucap tegas.
Temari tetap pada posisinya. Setelah mendengar ucapan Kabuto. Ia langsung berbalik menghadap Kabuto.
Betapa terkejutnya dia.
Kabuto tengah memegang korek api batangan dan menyeringai seram. Sedetik kemudian...
"JANGAN !!"
***
Sampai disini dulu bosqq. Ada yg kangen Shikamaru ngak ? 😂
Vote pleasee :*// hargai diriku yang sudah menulis untuk kalian 😢//
See U In Next Chap💖
***
KAMU SEDANG MEMBACA
Gangster Boy (✔)
FanfictionDisclamer : Masashi Kishimoto Cover By : Occlunancy Ketika sebuah perjodohan yang membuatmu harus menjadi calon pengantin dari musuhmu sendiri. Start : 4/9/2017 End : 1/12/2018 ©2017/Natasya.A