21

972 69 2
                                    

Hari ini telah tiba. Hari pertunangan Temari dan Shikamaru. Rasanya memang biasa saja. Toh, mereka tidak saling menyukai bukan ?

Temari kini sedang diriasi oleh Ino di ruang rias. Dia merasa Ino lebih cocok merias wajahnya ketimbang perias perias diluar sana yang bisa saja gadungan. Plus, ini lumayan menghemat uang Temari. Jangan salah. Meski kaya,Temari tetap perempuan yang gemar menabung dan menghemat.

"Nah ! Selesai !" gumam Ino lalu menutup kotak bedak. Temari membuka mata perlahan dan memperhatikan penampilannya di cermin. Dia merasa... Cantik.

"Tema-chan memang yang terbaik !" komen Hinata lalu mengacungkan jempolnya manis. Temari tersenyum membalas pujian Hinata.

"Nah ! Sekarang dressnya !" Ino dengan segera mendorong Temari menuju ruang ganti dan mengganti kaos juga jeans ala anak remaja dengan long dress berwarna merah gelap.

Selesai mengganti baju dengan dress, Temari mengintip keluar dari balik tirai dengan gugup. Temari merasa agak malu. Dressnya itu terlalu mengekspos punggung mulusnya juga paha kanannya. Gaun itu terlalu seksi memang untuk anak seusianya.

"Keluarlah Tema-chan !" panggil Hinata juga Sakura dan Tenten dengan mata berbinar binar.

Dengan gugup, Temari pun keluar sambil mengusap lengan kanannya. Dia tidak pernah mengenakan dress yang menampilkan punggungnya yang mulus juga pahanya yang putih.

Terima kasih untuk Ino yang kebetulan ikut saat itu dan bibi Makoto yang memperkenalkannya gaun itu padanya.

"Tema ! Kau benar benar cantik ! Pasti Shika baka itu terpesona," komen Sakura yang lalu menghampiri Temari dan memperhatikan gaun Temari sambil berputar putar.

"Sexy !" komen Tenten lalu melipat tangannya dan terus memperhatikan Temari. Membuat Temari merasa malu. "Jika aku jadi laki laki, mataku tidak akan pernah lepas dari dressmu itu !" kata Tenten.

"Tenten !" Kesal Temari. Tenten hanya tertawa melihat tingkah malu Temari. Lucu baginya.

"Kalian... Ini kan baru pertunangan. Kenapa seakan akan aku seperti akan menikah ?" komen Temari malu malu. Semua tertawa.

"Hei, tunggu aku. Aku juga ingin menganti bajuku dengan dress yang waktu itu kubeli dengan Temari. Ingat ? Mengingat saat itu aku ingin tertawa hehe," Ino cekikikan sambil mengingat moment ketika mereka kabur dari sekolah.

Temari sedikit menimang nimang. Tiba tiba, sekelibat memori melintasi pikirannya. Itu saat dia dan Ino kabur dari sekolah. Temari menggeleng malu. Berusaha melupakan kejadian itu.

"Aish ! Cepat kau ganti bajumu !" Temari kemudian mendorong punggung Ino yang membawa dress ungunya. Ino tak bisa berhenti tertawa sejak tadi.

"Ino ! Ceritakan padaku yah ! Aku penasaran. Hahaha," goda Sakura. Temari semakin malu dibuatnya.

Kenapa dia bisa dibuat malu oleh adik adik yang hanya berbeda bulan dengannya ini ?

Author note : Disini, Nao sengaja membuat Temari dan yang lain seumuran dan hanya berbeda bulan ^^

"Ugh !" Dengus Temari.

"Taraa !!!" teriak Ino sambil keluar dari ruang ganti. Ino benar benar cantik ketika dia mengenakan dress ungunya yang waktu itu ia beli bersama Temari. Sakura menatap senang pada Ino.

"Kawai~," komen Hinata lalu memeluk erat Ino. Ino membalas pelukannya sambil tersenyum.

"Jaa-ne ! Ayo pergi !" kata Sakura lalu membawa Temari keluar.

Skip Time~ [Maap, Nao gak ngerti acara pertunangan itu seperti apa 😓]

Temari segera menaiki mobilnya bersama Shikamaru. Cincin pertunangan mereka telah terpasang dengan indah di jari manis mereka.

Berbagai paparazi terus memotret kegiatan pertunangan mereka dari awal hingga Temari dan Shikamaru memasuki mobil.

Mereka kini sedang dalam perjalanan menuju rumah baru mereka.

Ya, garis bawahi ! Rumah Baru Mereka.

Bukan tanpa alasan kakek Shikamaru memaksa mereka untuk serumah. Itu agar hubungan mereka berjalan dengan lancar dan semakin dekat.

Pihak Temaripun tidak ada yang protes.

Temari terus memandangi keluar jendela. Dia mengabaikan Shikamaru yang juga sibuk dengan kegiatannya sendiri. Alias tidur.

'Ini menyebalkan. Kenapa pula aku harus satu rumah dengannya ? Kami kan belun menikah. Andai bisa, aku ingin melaporkannya ke polisi. Ish ! Ini pemaksaan !' Batin Temari lalu mendecak kesal.

***

Temari sedikit berdecak kagum. Pasalnya, rumah yang dia -dulu- tinggali bersama Gaara dan Kankuro tidak sebesar sekarang.

Temari melirik kearah Shikamaru yang merasa tidak ada spesial spesialnya dari rumah ini. Shikamaru malah menguap lebar lalu mendahului Temari yang tampak kesal dengan Shikamaru.

'Oke, biarkan saja dia. Kekayaannya memang lebih tinggi daripadaku' Batin Temari lalu menyusul langkah Shikamaru.

"Shikamaru-san, Temari-san, ini rumah baru kalian. Di rumah baru ini hanya terdapat sebuah kemar. Begitu permintaan Nara-sama," kata supir yang tadi mengantar mereka.

"WHAT ?!" Kaget mereka berdua. Bahkan Shikamaru yang tadinya masih mengantuk langsung fresh setelah mendengar kata2 itu. Ia bahkan melotot lebar kearah supir yang masih tersenyum ramah.

"Rumah ini akan diperbanyak kamarnya jika Shikamaru dan Temari-san sudah memiliki keturunan. Kalian mengerti maksudku bukan ?"

Seketika, wajah Temari dan Shikamaru langsung memunculkan semburat merah.

'Supir menyebalkan !'

"Tidak ada yang boleh mengubah rumah ini sedikitpun. Kecuali perintah Nara-sama. Baiklah, saya permisi dulu," kata supir itu lalu meninggalkan koper Temari dan Shikamaru di depan rumah dan berjalan menuju mobil.

Terpaksa, Shikamaru dan Temari membawa koper masing masing memasuki rumah.

'Bagaimana aku bisa melanjutkan hidupku jika tinggal serumah dengannya ? Tuhan... tolong aku' batin Temari lalu memijit kepalanya.

Dia merasa pusing dan lelah dengan semua yang ia lalui di kehidupan ini. Kenapa pula dia harus kenal dengan seorang gangster seperti Shikamaru ? Kenapa pula di zaman modern ini Temari tidak bisa memilih atau mencari jodohnya sendiri ?

"Dasar siput ! Apa yang kau lakukan diluar seperti itu ? Cepatlah masuk.  Aku mau mengunci pintunya" kata Shikamaru yang ternyata sudah memasuki rumah besar itu.

"Ah !" Sadar Temari kemudian mengiringi kopernya itu memasuki rumah itu.

"Tidak ada orang sama sekali ? Dimana para maid ?" Tanya Temari. Shikamaru mengunci pintu rumah ketika Temari sudah memasuki rumah sambil melihat lihat.

"Mereka datang hanya untuk membersihkan rumah," Temari menoleh. Sambil berpikir, itu artinya... Temari akan menyiapkan makan untuknya dan Shikamaru ?

"Artinya... aku yang akan memasak huh ?"

"Tentu saja. Masih nanya lagi," kata Shikamaru dingin dan mendahului Temari yang belum bisa menerima kenyataan.

'Bisa beri aku hal yang lebih buruk dari ini ?'

***

Story apa ini x.x ?!?

Leave a vote and comment please :*

Gangster Boy (✔)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang