BUDAYAKAN VOTE SEBELUM MEMBACA!
***"ATAAAAAAAAAA BANGUNNN UDAH JAM 06.15 NANTI KAMU BISA TELAT KE SEKOLAHNYAA!!!!"
Teriakan tersebut tidak digubris oleh remaja yang dipanggil Ata itu, ia malah mencari posisi yang lebih nyaman untuk kembali terjun ke alam mimpinya. Ibunda Agatha hanya mampu menghela nafas panjang melihat tingkah putri bungsunya, selalu saja.
"Atttaaa!!! Kamu mau bangun atau enggak Ibu kasih Uang jajan?"
"IYA OKE ATA MANDI." Pekik Agatha yang tiba tiba loncat dari ranjang king size nya dan menyambar handuk di dalam lemari.
"Dasar mata ijo! Kalau udah bersangkutan sama duit aja langsung." Dumel Vera—ibunda Agatha sembari merapikan tempat tidur Agatha agar anak gadis itu tidak semakin terlambat jika harus merapikan kasurnya terlebih dahulu.
Tak butuh waktu lama, Agatha pun keluar dari kamar mandi dan bergegas mengenakan seragam sekolahnya, kemudian langsung menuju ruang makan karna keluarganya pasti sudah menunggu dan akan menyemburkan macam macam siraman rohani pagi, lihat saja.
"Lama banget sih lo! Emangnya waktu kita cuman buat nungguin lo uring uringan doang?!"
"Tau nih bikin kita ikutan telat aja gara gara nungguin sinden kelar mandi."
"Lain kali jangan gini lagi ya Ta."
Rendetan makian itu keluar dari mulut Kakak-Kakaknya. Sontak hal tersebut membuat Agatha jengah dan memilih untuk menyantap sarapannya dari pada membalas omelan para kakak, karena jika ia melayani kakak-kakaknya tentu saja ia kalah, bagaimana tidak? Mereka bertiga dan Agatha sendiri.
"Ata berangkat. Assalamualaikum." Pamit Agatha sembari mencium punggung tangan orang tuanya.
"Waalaikumsalam, iya hati-hati nak. Dan besok-besok jangan bangun terlambat lagi." Kata Ayah mencoba menasihati Agatha.
"Iya iya." Sahut Agatha kepalang singkat.
Perempuan cantik bernama Alta yang merupakan kakak dari Agatha berlari kecil, menghampiri sang adik yang sedang menyalakan mesin motornya, "Ta Aku bareng kamu ya? mobil aku bannya bocor jadi harus dibawa kebengkel."
"Ya." Balas Agatha singkat sambil melirik Alta yang ada di belakangnya.
"Kamu pakai motor lagi Ta?" Tanya Alta memastikan.
"Kalo lo mau bareng gue, lo tinggal ikutin aja nggak usah banyak omong, buruan naik nanti telat aja nangis bombai." Seru Agatha sangat ketus, terdengar tidak sopan memang namun mau di apakan lagi jika sudah menjadi wataknya yang memang ketus dan jutek?
"Nanti rambut aku rusak gimana Ta? mending naik mobil aja lebih enak." Ucap Alta yang mencoba membujuk Agatha, namun alhasil Agatha tetap pada pendiriannya.
"Mau mau enggak enggak. Kalo mau cepetan naik dan pake helmnya kalo nggak mau gue pergi sekarang." Ucap Agatha yang hendak melajukan motornya, tapi dengan cepat Alta menahannya.
"Iyaiya aku ikut kamu, tapi jangan ngebut loh! aku takut jatoh." Pasrah Alta dan langsung menaiki motor Agatha.
Tanpa berniat membalas ucapan Alta, Agatha segera melajukan motornya dengan kecepatan rata rata, tidak ada obrolan di antara keduanya, mereka sibuk dengan pikiran masing-masing hingga tidak sadar bahwa kini motor yang tengah mereka tumpangi sudah sampai di area sekolah.
"Makasih ya Ta, aku kekelas duluan nanti aku WhatsApp kamu kabarin pulang bareng atau enggak. Bye Ataaa adikku sayangg!!" Ucap Alta sembari berjalan cepat melambaikan tangannya kepada sang adik.
"Sebenernya gue yang songong atau lo yang terlalu baik sih?" Gumam Agatha lau pergi meninggalkan parkiran untuk menuju kelasnya, tidak sadar bahwa bel masuk kelas sudah berbunyi satu menit yang lalu
KAMU SEDANG MEMBACA
AGATHA (LENGKAP)
Teen FictionSELESAI Agatha, seorang gadis tomboy yang memiliki sifat cuek, jutek, dingin, dan tidak peduli oleh sekitar. Tiba-tiba ada seorang Alvaro yang masuk ke dalam kehidupannya yang mempunyai sifat berbanding terbalik dengan dirinya. Akankah es batu itu a...