Agatha masuk ke dalam kamarnya dengan lesu, setelah mengganti pakaiannya ia langsung merebahkan dirinya di kasur sambil menatap langit langit kamarnya.
"Kenapa selalu begini sih?" Tanyanya, entah kepada apa dan siapa.
Tanpa sadar setetes, dua tetes, dan ribuan tetes air mata yang jarang sekali Agatha keluarkan luruh.
"Nasib gue emang harus di tinggal terus apa ya?" Tanyanya lagi.
Jujur, Agatha tidak mau jika harus pisah dengan Alvaro walaupun alasannya jelas tetap saja rasanya berat.
"Tapi kalo gue begini namanya gue egois, dia pergi kesana buat orang tuanya dan hidup dia bukan cuma buat nyenengin gue."
Walaupun rasanya sakit Agatha tetap berusaha tersenyum untuk menguatkan dirinya sendiri, "Dia bakal balik kok."
Lalu ia memejamkan matanya berharap semua rasa sakit yang ia rasanya hilang saat bangun pagi nanti.
——
Pagi ini meskipun suasana hatinya sedang kacau Agatha tetap harus berangkat sekolah karena tidak mungkin ia akan bolos untuk kesekian kalinya.
Sesampainya di sekolah ia langsung di sambut dengan para sahabatnya yang ternyata sudah berkumpul sambil bergosip dan Agatha pastikan topiknya tidak jauh dari Alvaro yang akan pulang ke London besok.
"Agatha lo udah tau kan?" Tanya Anggi seperti biasa, terlalu heboh dan kepo.
"Tau apaan?"
"Alvaro besok bakal ke London lagi."
"Oh."
Selly menguncangkan badan Agatha, "Lo kok biasa aja sih? lo gak sedih? gak kecewa? gak kesel?"
Agatha menaikkan sebelah alisnya, "Buat apa?"
Semua di buat tercengang oleh tingkah Agatha, padahal mereka semua tidak tahu bahwa Agatha mati matian menyembunyikan rasa sakit dan takut kehilangannya.
Tidak ingin mendengar apa apa lagi dari mulut teman temannya Agatha memilih untuk pergi menuju UKS agar dirinya bisa merasakan ketenangan.
Sampai di UKS Agatha merebahkan dirinya di salah satu ranjang dengan tatapan kosong. Besok, bocah konyol nan tengil yang selalu mengganggunya akan pergi dan berada di negara yang beda dengan dirinya.
Agatha tidak pandai mendeskripsikan perasaannya namun yang perlu di pahami hanya, ia benar-benar sedih.
"Gue tau lo sedih Agatha, gue pun begitu." Tiba tiba seseorang yang ada di ranjang sebelahnya bersuara, Agatha tidak bisa melihat orang itu namun Agatha tau itu adalah suara Lexi.
"Gue juga sangat sedih bakal di tinggal Alvaro ke London dan gak tau bakal balik kesini kapan. Walaupun dia baru baru ini hadir di pertemanan gue tapi dia sangat bawa pengaruh buat kita semua."
"Dia orang yang ramah, royal, lucu, pokoknya paket lengkap deh, rasanya kalo pas kumpul gak ada dia kayak kurang gitu." Ucap Lexi.
Agatha menghela napasnya, "Tapi kenapa pas gue udah sayang banget sama dia ya? kenapa nggak kemarin kemarin aja."
"Musibah kan gak ada yang tau, lagian kalo bisa milih takdir Alvaro juga gak bakal mau hidup gak tenang kayak sekarang. Lo harus bisa bedain waktu lo di tinggal sama Galaksi dan Alvaro ya Agatha, jangan sampe lo bakal benci ke Alvaro juga, gue yakin Alvaro udah jelasin semuanya kan? dan asal lo tau dia selalu mikirin perasaan lo walaupun lo sama sekali gak mikirin perasaan dia."

KAMU SEDANG MEMBACA
AGATHA (LENGKAP)
Fiksi RemajaSELESAI Agatha, seorang gadis tomboy yang memiliki sifat cuek, jutek, dingin, dan tidak peduli oleh sekitar. Tiba-tiba ada seorang Alvaro yang masuk ke dalam kehidupannya yang mempunyai sifat berbanding terbalik dengan dirinya. Akankah es batu itu a...