☆AGATHA 2☆ (Dihukum)

3.3K 216 3
                                    

***

Mereka bertiga menghela napas panjangnya, Kiki ini memang benar benar lemot kalau diajak bicara tapi jika di tanya soal pelajaran sikap lemotnya hilang begitu saja karena dia benar benar jenius, aneh kan?

"Udah udah lupain aja ya Kiki, pada intinya nama cowok itu Alvaro, oke?" Kalimat tersebut keluar dari mulut Selly yang sudah kepalang pusing.

"Oke deh."

"Jadi lo sekelas plus sebangku sama dia Ta?" Tanya Alnira yang sudah sangat penasaran.

"Iya"

"Lo gak ngobrol sama dia?" Kini Selly yang bertanya.

"Engga."

"Lo gak diajak ke minimarket?" Pertanyaan ini keluar dari mulut Kiki.

"Ya enggak lah."

"Lo dari tadi jawabnya engga iya engga iya terus ngebetein banget sih, udah ah gue mau ke kelas dulu kayaknya bentar lagi guru selesai rapat deh, lo mau bareng gak Sel? Ki?" Ucap Alnira yang tampaknya sedang kesal.

"Gua juga deh, lo iya gak Ki? Ta?" Kata Selly.

"Yaudah Kiki ikut aja, Ata mau bareng juga?"

"Engga deh kalian duluan aja." Tolak Agatha.

"Yaudah kita duluan ya! byee!" Pamit Selly yang mendapat anggukan dari Agatha.

Mereka berempat memang tidak sekelas, Agatha kelas 11 IPA 3, Selly kelas 11 IPA 5, Alnira kelas 11 IPS 2, Kiki kelas 11 IPA 1. Walaupun mereka tidak satu kelas tapi mereka sudah sangat dekat seperti saudara sendiri, karena orang tua mereka yang sudah berteman baik sejak lama, dan mereka yang sudah bersama sama dari masih dalam kandungan. Benar benar seperti kembar empat.

Agatha sedang asik dengan ponselnya, mendengar kan lagu dangdut yang akhir-akhir ini ia suka dengar, mungkin jika teman-teman nya tahu ia sudah menjadi bulan bulanan karena mendengarkan lagu dangdut.

"Agatha! ngapain kamu di kantin saat jam pelajaran masih berlangsung? kamu tidak berniat untuk sekolah? kalau benar begitu silahkan kamu keluar dari sekolah ini, lagipula sekolah ini tidak akan rugi kehilangan murid seperti kamu." Suara itu membuat tubuh Agatha menegang seketika.

Ya benar itu adalah seorang guru cantik memang masih muda pula, tetapi jangan salah bu Tari sangat killer dan paling ditakuti setelah Pak Gunawan dan Bu Rini. Bayangkan banyak sekali guru killer di SMA Bintang ini.

Agatha sudah bersiap untuk menerima apapun yang akan di lakukan oleh bu Tari. Pasrah, ya benar hanya pasrah.

"Jawab Agatha! Ngapain kamu disini!?" Tanya Bu Tari dengan kelopak matanya hampir saja keluar.

"Anu bu—saya lagi—" Ucapan Agatha terhenti dengan satu gebrakkan meja,

"Cukup Agatha! Sekarang kamu Lari 15 putaran, sehabis itu kamu berdiri di tiang bendera sampai jam istirahat selasai!!" Potong bu Tari masih dengan suara garangnya yang bak seorang singa lapar.

"Tapi bu—" Lagi lagi ucapan Agatha terhenti,

"Gak ada tapi tapian! lakukan sekarang atau kamu saya kasih surat peringatan?!!"

"Iya bu iya." Agatha hanya pasrah dan berjalan dengan langkah gontai menuju lapangan. Benar benar hari yang sial bagi Agatha.

Saat sudah berada di lapangan, Agatha hanya diam, dia tidak lari bahkan hanya seperti patung di pinggir lapangan, entah apa yang ia pikirkan sekarang ini sampai tiba tiba teriakan bu Tari langsung menyadarkan Agatha.

"AGATHAAAAA!!!!!!"

"Ehh iya bu iya ini saya mau lari, tadi tuh saya lagi memperkirakan kira kira berapa lama ya waktu yang saya kuras buat lari? Lama ya? eh engga deng cepet, eh tau dah." Celoteh Agatha tanpa sadar dirinya kali ini terlihat cerewet seperti Selly.

AGATHA (LENGKAP)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang