Disaat saya menyayangi anda, anda pergi tanpa permisi. Disaat saya sudah lupa, anda kembali datang tanpa permisi. Maaf, saya bukan keset rumah yang setiap saat harus WELCOME.
-------------------------------------------------------------
***
Dia? Batin Agatha berteriak.
Ingin beranjak dari tempat itu namun rasanya kakinya begitu kaku untuk melenggang pergi. Ingin mengalihkan pandangannya namun matanya terasa terkunci oleh mata indah itu. Ingin menangis namun air matanya terlalu berharga untuk seorang yang tidak tahu malu itu. Dan jadilah seperti ini, Agatha stuck dengan posisinya ini. Perlahan kaki gagah lelaki tampan itu berjalan mendekati Agatha dengan senyum yang mengembang di wajahnya. Senyum yang pernah membuat pipi Agatha merona namun sekarang bagi Agatha senyum itu adalah senyum terburuk yang pernah ia lihat.
"Hai Ta! apa kabar?" Sapanya biasa saja, seperti tidak pernah ada sesuatu diantara mereka.
Agatha memandang datar namun penuh sirat kebencian kepada orang itu. Tidak ingin berlama-lama melihat wajah orang itu, Agatha pun berjalan dengan cepat meninggalkan tempat itu.
Namun suara cowok itu mampu membuat Agatha bergeming, tapi tak bisa di pungkiri bahwa kini emosinya makin tersulut.
"Kalo lo pergi, itu tandanya lo belum bisa move on dari gue." Ujar lelaki itu santai.
Agatha makin emosi, "Ck! Move on? lo siapa gue?" Kini Agatha tidak stuck seperti tadi, malah kini Agatha maju lima langkah agar bisa lebih dekat melihat wajah lelaki sialan itu.
Alvaro yang masih berada di situ hanya menatap dua orang dihadapannya dengan tatapan bingung, melihat dua insan yang saling melemparkan tatapan tajam. Sungguh Alvaro sangat tidak biasa berada dalam situasi menegangkan seperti ini. Namun jika ia ikut campur, ia yakin masalah mereka malah semakin runyam. Jadi Alvaro hanya memilih diam dengan posisinya, tidak ingin beranjak namun tidak juga ikut campur. Ia hanya ingin mengawasi Agatha, karena tidak bisa di pungkiri bahwa ia mengkhawatirkan Agatha.
"Gue minta maaf sama lo Ta gue tau gua salah. Gara-gara gue lo jadi berubah, lo jadi lebih jutek, cuek, dan gak peduli sama sekitar lo. Dan itu semua karena gue Ta. Gue nyesel karena udah pergi tanpa pamit sama lo, gue nyesel karena udah ninggalin lo saat lo lagi sayang-sayangnya sama gue. Tapi percaya Ta itu semua gue lakuin karena ada alasan kuat, yang gak bisa gue jelasin sama lo." Ucap lelaki itu, matanya menatap mata coklat Agatha lekat.
Agatha diam namun matanya masih menatap tajam orang di hadapannya ini, kemudian ia tertawa hambar bahkan terkesan dipaksakan, "Haha, lo bilang gue sayang sama lo? pede banget lo! inget ya Galaksi. Gue udah gak mau berurusan lagi sama lo dan gue gak peduli lo mau pergi kemanapun bukan urusan gue!"
Cowok yang dipanggil Galaksi itu makin diselimuti rasa bersalahnya, ia tidak kuat melihat sirat mata Agatha yang penuh dengan kebencian. Bahkan Agatha seperti orang asing yang baru ia kenal saat ini. Benar adanya kata-kata jaman sekarang yang menyebutkan, 'dulu sedekat nadi, sekarang sejauh matahari.' Mungkin kata-kata itu sangat pas untuk menggambarkan posisi Agatha dan Galaksi saat ini.
"Maaf Ta." Kini Galaksi bersimpuh dihadapan Agatha membuat Agatha tersentak kaget melihat perlakuan Galaksi.
"Gak usah ngelakuin hal gila kayak gini Galaksi!" Agatha mundur agar ia tidak lagi dekat dengan Galaksi yang kini sedang tertunduk lemah.
Galaksi bangun matanya memerah menahan air matanya yang siap keluar. Agatha sempat terpaku melihat wajah Galaksi yang memerah lelaki yang dulu sangat kuat, di segani, bahkan di takuti oleh seluruh murid SMP Galaksi, yang notabennya sekolah milik keluarganya, kini terlihat begitu lemah. Jujur Agatha tidak tega, namun egonya dan rasa kecewanya pada Galaksi melebihi rasa tidak teganya.
KAMU SEDANG MEMBACA
AGATHA (LENGKAP)
Novela JuvenilSELESAI Agatha, seorang gadis tomboy yang memiliki sifat cuek, jutek, dingin, dan tidak peduli oleh sekitar. Tiba-tiba ada seorang Alvaro yang masuk ke dalam kehidupannya yang mempunyai sifat berbanding terbalik dengan dirinya. Akankah es batu itu a...