☆AGATHA 30☆ (Jalan bareng)

523 49 4
                                    


Hari ini adalah hari minggu, Alvaro masih anteng mendengkur di kamarnya bersama para sahabatnya, siapa lagi kalau bukan Abay, Kaelo, Arfi dan Lexi. Mereka semua menginap di rumah Alvaro, menghabiskan malam minggu dengan bermain PS dan game online di ponsel. Ya biasa lah, seperti laki-laki pada umumnya.

Jam dinding menunjukkan pukul sembilan pagi, tetapi tidak ada tanda-tanda mereka semua akan bangun. Anis, yang sudah sehat total menghampiri kamar sang putra dan tersenyum singkat melihat mereka semua yang sepertinya kelelahan karena begadang semalam.

"AYO ANAK-ANAK BANGUN!! MAMA SUDAH MASAK BANYAK NIH." Teriak Anis, sembari memukulkan kedua panci yang sengaja ia bawa, pasalnya Anis tau mereka tidak akan bangun semudah itu.

Pertama Lexi bangun dari tidurnya, mengerjap kaget karena tidur tenangnya terganggu oleh bisingnya aduan panci. Di susul oleh semuanya, sebab Anis masih saja memukulkan panci itu hingga semuanya terusik dan bangun dengan wajah jengkel khas masing-masing.

"Aduhhh mama apaan sih ma? Aku masih ngantuk banget." Alvaro memasang wajah kesalnya akibat tidur nyenyaknya terganggu.

"Kalian pada bangun dong, mama udah masak banyak masa nggak ada yang makan?"

Mendengar kata makan mereka semua berbondong-bondong keluar kamar untuk mengisi perut masing-masing yang terasa sangat kosong. Anis yang melihat itu hanya tersenyum, sudah biasa sekali melihat pemandangan seperti ini.

"Widih kalo setiap hari gue nginep di rumah lo, auto gemuk kali gue Ro." Ucap Arfi melahap makanannya dengan semangat.

"Enak aja lo mau nginep setiap hari, lo kira rumah gue penampungan gelandangan." Arfi menepuk pundak Alvaro mendengar dirinya disebut gelandangan.

"Sialan lo Ro."

Mereka semua asyik menyantap sarapannya hingga bersih tak bersisa, kemudian sebagai anak yang baik dan cowok-cowok ganteng yang sayang mama, mereka semua membantu Anis membersihkan bekas sarapannya tadi.

"Udah nggak usah repot gitu, kalian pada mandi aja sana, kalau nggak mau pada nyantai aja. Tante bisa sendiri kok."

Lexi yang sedang mencuci piring menyahut, "Durhaka tante kalo kita nggak bantuin, udah di kasih makan enak tapi nggak bantuin ha ha ha. Tante duduk aja mendingan, biar kita yang beresin ini."

Anis tersenyum senang melihat putranya dan sahabat-sahabatnya yang begitu menyayanginya. Ternyata ia tidak benar-benar sendiri, masih banyak yang menyayanginya.

Setelah selesai, kelima sahabat itu berkumpul di taman belakang dekat kolam renang, sekedar ngobrol-ngobrol ringan.

"Makasih ya kalian semuanya." Ucap Alvaro tiba-tiba.

"Apaan sih Ro lebay banget idup lo." Balas Lexi ngegas, pasalnya Alvaro tidak henti hentinya meminta maaf, padahal mereka semua ikhlas membantu Alvaro.

"Iya lebay banget, lu kata ini lebaran apa." Abay ikut sewot.

"He he he iya deh iya, kalian emang sahabat terbaik sepanjang masa." Alvaro nyengir, kemudian mengambil ponselnya yang sedari tadi tergeletak, setelah membuka aplikasi chat Alvaro jadi punya niatan untuk mulai pdkt lagi dengan Agatha. Ya walaupun kemungkinannya tipis, tapi Alvaro akan tetap semangat.

Alvaro mulai membuka room chatnya bersama Agatha kemudian menuliskan sesuatu disana.

Calon

Alvaro: Assalamualaikum ukhti😇

Alvaro terkekeh sendiri melihat ketikannya, agak aneh sih secara selera humor Agatha berkelas, sedangkan dirinya? Receh setengah mati.

AGATHA (LENGKAP)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang