Masalah bukan untuk di takutkan tapi untuk di selesaikan, sekarang waktunya kamu meluruskan bukan menghindar, biarlah mengalir sebagaimana mestinya dan seharusnya. Takdir tidak pernah salah.
------
Jangan lupa vote dan komentar.
------
"Gudmorning eperi badiiii!!!!" Teriakkan yang lumayan menggelegar itu datang dari Alvaro, seisi kelas menjawab dengan hangat namun sedikit di selingi rasa heran, apa benar ini Alvaro? Alvaro yang sempat hilang selama dua minggu belakangan ini.
"Woy Paro! Udah balik jadi gila lagi lo ya? Hahahaha gapapa deh lo kayak gini aja, nggak seneng gue liat lo yang sok sok an diem gitu." Tiba-tiba Hanif—teman sekelas Alvaro menyambut dengan kejujuran yang membuat Alvaro tersenyum simpul.
"Ha ha ha siap boskuh." Jawab Alvaro dan mulai mendekati mejanya, kini ia kembali duduk bersama Arfi setelah beberapa waktu menjadi bonekanya Alnira.
Tepat di sebelah mejanya yang terdapat di pojok paling belakang, ada Agatha yang sedang memainkan ponselnya dengan headset yang menyumpal di kedua telingannya. Alvaro tersenyum sejenak lalu mulai mendekati Agatha yang sama sekali tidak menggubris kedatangannya.
"Woy cantik, bengong aja kesambet loh nanti." Sapaan itu membuat Agatha menolehkan kepalanya, sapaan yang beberapa minggu ini sempat hilang kini hadir kembali sapaan yang mampu membuat Agatha kesal, salting, di waktu yang bersamaan.
"Siapa yang bengong? Gue lagi main ponsel." Jawab Agatha enteng.
Kemudian Alvaro menarik tubuhnya mendekat ke Agatha, kemudian membisikkan sesuatu yang membuat Agatha deg-deg an setengah mati.
"Jangan jutek jutek dong. Nggak inget kemaren janji apa? Oh iya kalo Alnira nyamperin lu, jangan ngalah lawan aja. Nanti gue bantu. Gue bakal selalu ada buat lo sekarang. Asal lo juga selalu ada buat gua." Kurang lebihnya begitu lah ucapan Alvaro, sebelum akhirnya jalan begitu saja dengan tampang konyolnya yang sempat hilang, tanpa memperdulikan bagaimana reaksi Agatha selanjutnya.
Saat setelah tersadar Agatha menoleh ke arah Alvaro kemudian mengucapkan sesuatu yang membuat Alvaro ingin terbahak saat itu juga.
"Bucin anjing." Ucap Agatha, sarkas, sambil menjulurkan jari tengahnya. Fuck.
---
Jam istirahat berbunyi, anehnya sedari tadi Alnira sama sekali tidak melabrak Agatha atau menyindir Agatha dengan kata-kata pedasnya padahal selama jam pelajaran berlangsung Alvaro selalu menggoda Agatha dengan segala keanehannya.
Anggi yang sedang merapikan bukunya mencolek bahu Agatha, "Eh tumben si Alnira nggak bacot."
Agatha menoleh dan menjawab, "Ya bagus lah mungkin udah mikir."
Kemudian Kaelo, Arfi, Lexi, Abay, dan Alvaro menghampiri meja mereka.
"Anggi bareng?" Ujar Kaelo, Anggi membalas dengan anggukan pelan.
"Iyaa bareng."
Agatha menoleh, "Gue sama siapa kampang?"
"Ya bareng-bareng aja sih itung-itung merayakan kembalinya Alvaro ha ha ha. Selow di traktir sama Paro. Ya gak bro?" Ujar Lexi sambil merangkul pundak Alvaro, dasar teman.
KAMU SEDANG MEMBACA
AGATHA (LENGKAP)
Genç KurguSELESAI Agatha, seorang gadis tomboy yang memiliki sifat cuek, jutek, dingin, dan tidak peduli oleh sekitar. Tiba-tiba ada seorang Alvaro yang masuk ke dalam kehidupannya yang mempunyai sifat berbanding terbalik dengan dirinya. Akankah es batu itu a...