[COMPLETED]
Ini cerita tentang mereka yang mencoba menjadi tokoh antagonis. Tentang mereka yang mencoba menjadi egois. Tentang mereka yang mencoba menjadi sempurna.
Jadi jangan benci Jongin untuk menjadi egois.
Jadi jangan benci Chanyeol untuk berhe...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Senang bertemu denganmu lagi nona Do."
Suara berat itu menyapa telinga Kyungsoo hingga Kyungsoo sendiri sulit untuk percaya bahwa laki-laki yang ada didepannya ini adalah Jongin.
Kyungsoo tidak percaya dengan apa yang disebut kebetulan karena bagi Kyungsoo tidak ada kebetulan yang terjadi tanpa campur tangan takdir.
Jadi, apa takdir diantara mereka masih saling mengikat?
Semalam dia datang kerumah Luhan dengan harapan agar bisa mengenyahkan kenangan-kenangan bersama Jongin yang timbul lagi kepermukaan, tapi yang Kyungsoo dapati pagi ini adalah bukan lagi sebuah kenangan tapi Jongin.
Sedangkan tanpa sepengetahuan Kyungsoo sedari tadi Sehun menatap Jongin dan Kyungsoo secara bergantian. Laki-laki ini tahu sesuatu hal yang dicoba untuk ditutup-tutupi oleh Kyungsoo kepada Luhan.
Sarapan pagi mereka berakhir dengan semua hidangan yang Luhan dan Kyungsoo masak habis tidak tersisa. Kyungsoo menyadari Jongin sama sekali tidak pernah melepaskan senyuman itu dari wajahnya.
Kyungsoo beranjak dari meja makan menuju dapur lagi setelah beers memberikan meja makan, dia tengah menunggu air panas ini mendidih untuk membuat teh hangat entah sejak kedatangan Jongin tadi kepalanya sedikit pusing. Mungkin efek karena semalam dia tidak bisa tidur.
"Badanmu tidak enak? Ada yang sakit?"
Kyungsoo memejamkan kedua matanya erat dia berharap suara Jongin ini hanya ilusinya saja tapi yang benar-benar ada disampingnya sekarang adalah Jongin yang tengah memandangnya dengan sorot mata khawatir.
"Tahu apa kamu?"
"Teh, hanya kamu minum ketika tubuhmu sedang tidak enak badan. Benar bukan?" Tebak Jongin. "Ku pikir Kyungsoo, tidak ada banyak hal yang berubah dari dirimu."
Kyungsoo tidak membalas perkataan Jongin karena apa yang dikatakan Jongin memang kebenaran dan Kyungsoo sedikit terkejut karena Jongin masih mengingat kebiasaannya dengan sangat baik.
Kyungsoo menghela napasnya dengan sangat kasar hingga dia melihat keterkejutan diwajah Jongin. "Kamu pikir, aku adalah Kyungsoo yang dulu?"
Kyungsoo marah. Marah kepada dirinya sendiri. Marah kepada Jongin yang dengan seenak hatinya datang dan berbicara bahwa Kyungsoo masihlah Kyungsoo yang dulu pernah dia kenal.
"Kyungsoo." Panggil Jongin membuat pergerakkan tangannya berhenti untuk mengangkat teko yang berisi air panas ini. "Kyungsoo, ada banyak sekali pertanyaan dikepalaku sekarang." Ucapnya pelan.
Jongin tidak tahu ketika dia mengatakan isi kepalanya disaat yang bersamaan juga Kyungsoo menahan napasnya. Kyungsoo hanya takut air matanya akan jatuh ketika dia bernapas karena yang Kyungsoo tahu sekarang saat dia bernapas ada perasaan sakit yang amat sangat mengganggunya.
"Tapi Kyungsoo, jika aku menanyakan semua pertayaanku apakah kau bersedia menjawabnya?"
"Do Kyungsoo, filmnya sudah selesai Sehun download!" Terdengar suara teriakkan Luhan yang seakan menyadarkan Kyungsoo dari lamunanya.