They say, that time will heal me
Truth is time doesn't heal anything
It just teach me how to live with the pain
***
"Kim Jongin?"
Saat itu untuk kali kedua Jongin bertemu dengan ayah Kyungsoo. Setelah pertemuan dipagi hari ketika menjemput Kyungsoo.
"Paman." Jongin mencoba mengendalikan tubuhnya agar tidak kentara bergetar ketika membalas jabatan tangan yang ayah Kyungsoo ulurkan.
"Hebat ya, masih muda tapi sudah mengelola kantor sebesar ini."
Jongin tahu hanya adanya rasa kagum dari cara ayah Kyungsoo berbicara. "Terima kasih, paman." Jongin menyerahkan sebotol air mineral sesuai permintaan ayah Kyungsoo.
Tadi pagi sebelum Jongin berangkat untuk mengantar Kyungsoo, ayah Kyungsoo terlebih dahulu meminta nomor ponsel Jongin. Jongin bahkan dengan senang hati memberikan nomor ponselnya tapi sama sekali tidak terlintas dalam pikirannya bahwa ayah Kyungsoo akan menghubunginya pada jam makan siang dan meminta bertemu.
Kantor -lebih tepatnya cafetaria kantor Jongin sore ini sudah sepi dari karyawan mengingat juga jam yang sudah lewat dari jam pulang kantor. Tapi disini lah Jongin duduk berhadap-hadapan dengan ayah Kyungsoo secara langsung dan hanya berdua.
"Apa aku mengganggu waktumu?"
Jongin menggelengkan kepalanya dengan cepat. "Tidak. Tidak sama sekali."
Yang dibalas oleh sebuah senyum ayah Kyungsoo.
"Aku ingin mengenal Jongin secara langsung. Tidak hanya melalui cerita-cerita Kyungsoo."
"Saya?"
Ayah Kyungsoo mengangguk. "Iya. Karena aku terlalu penasaran dengan laki-laki bernama Jongin yang sering Kyungsoo sebut."
Ada sebuah perasaan bahagia yang Jongin rasakan sekarang, entah bahagia untuk apa. Tapi Jongin hanya ingin bahagia setelah mendengar apa yang ayah Kyungsoo ucapkan.
"Enam tahun, apa kamu hidup dengan baik?"
Jongin mengepalkan tangannya yang berada dibawah meja ketika ingatan masa lalu kembali lagi. Enam tahun yang lalu, Jongin sendiri tidak tahu apakah dia hidup dengan baik atau tidak.
"Ketika saya pikir, saya tidak baik-baik saja ternyata ada seseorang yang lebih tidak baik-baik saja daripada saya." Diakhiri oleh senyuman kecil dari Jongin. "Maaf, paman. Karena keegoisan ayah saya, Kyungsoo harus melewati masa sulit."
Jongin mengamati raut wajah ayah Kyungsoo yang tenang. Sangat tenang hingga Jongin tidak tahu apa yang sedang dipikirkan.
"Enam tahun yang lalu, jika kamu bertanya apa aku marah kepada ayahmu maka jawabannya, iya."
KAMU SEDANG MEMBACA
First Love
Fanfiction[COMPLETED] Ini cerita tentang mereka yang mencoba menjadi tokoh antagonis. Tentang mereka yang mencoba menjadi egois. Tentang mereka yang mencoba menjadi sempurna. Jadi jangan benci Jongin untuk menjadi egois. Jadi jangan benci Chanyeol untuk berhe...