[COMPLETED]
Ini cerita tentang mereka yang mencoba menjadi tokoh antagonis. Tentang mereka yang mencoba menjadi egois. Tentang mereka yang mencoba menjadi sempurna.
Jadi jangan benci Jongin untuk menjadi egois.
Jadi jangan benci Chanyeol untuk berhe...
For a moment I was getting better, I was feeling good, I wanted to live, I had hope again, and in a moment, I lost it all. Again.
***
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Chanyeol menghembuskan napasnya untuk kesekian kali ketika kedua matanya tak henti memandang foto Kyungsoo yang masih berada diatas meja kerjanya. Chanyeol sudah menghabiskan harinya –selama tiga hari atau bahkan lebih hanya untuk termenung didalam gelap dan sunyi yang dia ciptakan.
Chanyeol akan tidur jika dia mengantuk. Chanyeol akan makan jika dia lapar. Chanyeol juga akan berhenti ketika dia lelah. Tapi anehnya lelah itu sama sekali belum mendatangainya. Itulah sebabnya kenapa Chanyeol lebih senang duduk dikursi dengan mengamati foto Kyungsoo.
Kadang terlintas dibenaknya tekad untuk melupakan Kyungsoo, melupakan semua kenangan yang mereka ciptakan, dan melupakan cerita yang mereka bagi. Namun tekadnya tidak sekuat akar-akar perasaan yang telah tercipta didalam hati dan benaknya.
Chanyeol lagi-lagi harus mengaku, jika melupakan Kyungsoo adalah salah satu hal yang paling sulit untuk dia lakukan.
Kadang Chanyeol menyalahkan takdir yang tercipta. Karena ketika bertemu, kenapa semudah itu? Namun ketika berpisah, kenapa seberat ini?
Dulu hanya dengan tarikan kecil pada lengan bajunya dan dengan sebuah kalimat, "Jangan pergi." Dapat membuat Chanyeol tinggal, hingga benar-benar tinggal.
Tapi sekarang hanya dengan sebuah kalimat, "Bahagia Chanyeol, karena bahagiamu bukan tentang diriku saja." Dapat membuat Chanyeol membiarkan Kyungsoo pergi darinya.
Tidak ada sebuah kata berpisah yang keluar dari mulut Kyungsoo, namun kalimatnya benar-benar menjelaskan sebuah perpisahan tanpa harus dijelaskan lagi.
Chanyeol tidak pernah suka mengingat-ingat sebuah kenangan. Bagi Chanyeol, kenangan yang tercipta adalah bagian dari masa lalu, karena Chanyeol tahu dia tidak tinggal dimasa lalu melainkan masa sekarang yang harus dihadapi dengan kepala tegak. Tapi sekarang, Chanyeol harus membuang jauh-jauh sebuah prinsip yang sudah dia ciptakan sendiri.
Karena nyatanya, prinsip yang dia punya tidak lah mampu untuk menghalau kenangan yang dia ciptakan bersama Kyungsoo.
Enam tahun yang lalu, pada hari pertama sejak Kyungsoo membuka kedua matanya, hanya satu kalimat yang Chanyeol dengar langsung dari mulut Kyungsoo. Kalimat, "Jangan pergi," itu seolah menahan Chanyeol.
Kemudian pada hari kedua, Chanyeol tidak mendengar Kyungsoo berbicara sepatah katapun. Melainkan yang Chanyeol dengar adalah sebuah suara jeritan yang Chanyeol yakini adalah suara Kyungsoo. Disambung dengan teriakan dari ibu Kyungsoo yang semakin membuat kedua kaki Chanyeol berlari masuk kedalam rumah.
Pertama kali yang Chanyeol lihat adalah pecahan piring dilantai dengan Kyungsoo berada dekat dengan pecahan-pecahan itu. Sedangkan ibu, beliau berdiri sambil menggendong Hanbin.