[COMPLETED]
Ini cerita tentang mereka yang mencoba menjadi tokoh antagonis. Tentang mereka yang mencoba menjadi egois. Tentang mereka yang mencoba menjadi sempurna.
Jadi jangan benci Jongin untuk menjadi egois.
Jadi jangan benci Chanyeol untuk berhe...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Chanyeol memandang foto Kyungsoo yang biasa dia simpan dashboard mobil. Foto Kyungsoo yang sedang tersenyum kali ini menimbulkan reaksi yang berbeda dari biasanya, kerutan halus dikening Chanyeol perlahan semakin terlihat dengan jelas. Aneh, tidak seperti biasanya Chanyeol tidak ikut tersenyum ketika melihat foto Kyungsoo ini.
Ada sebuah perasaan kosong yang dia rasakan setelah kepergian Byun Baekhyun yang meninggalkan sebuah perkataan yang terus terngiang dikepalanya. Seperti sebuah mantra, kata-kata yang Baekhyun ucapkan tadi seakan melekat dikepalanya dan terdengar terus menerus padahal sudah tiga puluh menit berlalu sejak Baekhyun beranjak turun dari mobil Chanyeol.
Foto ini diambil tepat pada hari dimana seorang Park Chanyeol menyatakan cintanya-untuk yang kesekian kalinya- kepada Do Kyungsoo. Tidak ada yang spesial di hari pernyataannya. Diruang tv, di apartemen Chanyeol.
Siang itu Chanyeol mendapati Kyungsoo tengah duduk disofa dengan tangan yang memainkan tombol-tombol remote tv, terlihat jelas jika Kyungsoo sedang bosan saat ini. Ketika kedua mata mereka bertemu bukan sebuah senyum yang Chanyeol dapatkan melainkan tatapan datar dan kata-kata pedas khas Do Kyungsoo.
"Yang semalam bilang datang jam tujuh pagi siapa ya?" Sindir Kyungsoo.
Chanyeol mengulum senyumnya. Chanyeol tahu Kyungsoo mungkin sedang kesal kepadanya. Chanyeol berjalan menghampiri Kyungsoo yang masih duduk disofa. Lihatlah betapa lucunya Kyungsoo ketika memasang ekspresi kesalnya.
"Mau makan sekarang? Akan aku panaskan dulu." Kali ini pada langkah kaki Chanyeol yang keempat nada suara Kyungsoo kembali terdengar datar seperti biasanya. Dengan perlahan Kyungsoo bangkit dari sofa dan Chanyeol segera menggenggam pergelangan tangan Kyugsoo. "Apa?" Tanya Kyungsoo.
Chanyeol masih mengulum senyumnya, berusaha untuk menetralkan jantungnya yang berdegup kencang serta ingin perutnya yang tiba-tiba terasa tergelitik.
"Ada apa?" Tanya Kyungsoo sekali lagi. "Jangan bilang kamu membuat kejadian di ugd lagi?"
Chanyeol tersenyum, dia tidak dapat menahan lebih lama lagi senyum lebarnya. "Jaga malamku lancar-lancar saja Kyungsoo."
"Oh, aku pikir kamu melakukan hal bodoh lagi." Kyungsoo menunduk menatap genggaman tangan Chanyeol dipergelangan tangan Kyungsoo. "Mau sampai kapan berdiri disini?"
"Do Kyungsoo, dengarkan baik-baik ya."
Kyungsoo menganggukkan kepalanya.
"Jangan tertawa."
Kyungsoo menganggukkan kepalanya lagi.
"Aku mencintaimu, Do Kyungsoo."
Satu, dua, tiga, empat, lima, enam. Chanyeol menghitung dalam hatinya dan mengamati raut wajah Kyungsoo. Dan tepat pada detik ke sepuluh Kyungsoo mulai menggerakkan kedua kelopak matanya.
