[COMPLETED]
Ini cerita tentang mereka yang mencoba menjadi tokoh antagonis. Tentang mereka yang mencoba menjadi egois. Tentang mereka yang mencoba menjadi sempurna.
Jadi jangan benci Jongin untuk menjadi egois.
Jadi jangan benci Chanyeol untuk berhe...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Oh, Hanbin ah, maaf ya sudah membuatmu bangun ditengah malam." Tangan Chanyeol mengusap puncak kepala Hanbin yang sedang menguap saat membukakan pintu untuk Chanyeol.
Chanyeol tidak bisa memikirkan apapun sejak tadi. Sejak dia tidak sengaja melihat Kyungsoo dan Jongin berciuman. Banyak sekali pertanyaan yang bermunculan juga Chanyeol bahkan tidak berharap melihat adegan dimana Kyungsoo dan Jongin berciuman.
Iya, berciuman dan Chanyeol tidak melakukan apapun untuk mencegahnya. Bodohnya Chanyeol justru duduk diam didalam mobil sambil terus melihatnya.
Chanyeol membuka pintu kamar Kyungsoo dengan perlahan agar tidak menimbulkan suara. Kamar ini gelap seperti biasa karena Kyungsoo tidak bisa tidur jika lampu menyala. Kedua kaki Chanyeol melangkah menuju sisi tempat tidur Kyungsoo. Hingga dia sekarang bisa melihat wajah Kyungsoo yang terlelap dalam tidurnya.
Chanyeol duduk dilantai membiarkan udara dingin yang berasal dari penyejuk ruangan menjalari tubuhnya. Kedua matanya terpaku menatap wajah Kyungsoo yang damai dalam tidurnya.
Tahu tidak definisi bahagia menurut Chanyeol?
Adalah mengamati wajah Kyungsoo seperti ini. Membuat hatinya sedikit lebih tenang karena sedari tadi banyak sekali pertanyaan yang sama sekali tidak bisa dia jawab.
Baginya melihat wajah Kyungsoo seperti ini saja sudah cukup karena Chanyeol tahu yang dia butuhkan hanya Kyungsoo saat ini.
"Dokter juga butuh istirahat Chanyeol!"
Suara Kyungsoo kembali menyapa telinganya.
Bukan.
Bukan karena Kyungsoo yang sedang tertidur kini bangun dan mendapati Chanyeol berada disamping ranjangnya, tapi karena isi kepala Chanyeol mulai memutar kenangannya bersama Kyungsoo.
Saat itu Chanyeol masih sangat ingat jelas bagaimana dia berakhir terbaring di ugd karena seperti kata seorang perawat, Chanyeol sama sekali tidak beristirahat.
"Aku kan punya obat yang lebih manjur."
Tangan kiri Kyungsoo mendarat pada pundak Chanyeol. Kyungsoo memukul pundaknya beberapa kali tapi pukulan itu sama sekali tidak berarti apa-apa untuk Chanyeol.
"Obat itu sudah ada disini dan aku baik-baik saja sekarang."
Sekarang bagi Chanyeol pun Kyungsoo masih sama, masih bisa membuatnya merasa lebih baik. Karena Kyungsoo adalah obat paling dia butuhkan.
Chanyeol mengehela napasnya, kepalanya kembali memikirkan apa yang harus dia lakukan untuk saat ini karena Chanyeol tidak mau Kyungsoo meninggalkannya. Chanyeol bahkan tidak pernah membayangkan bisa melihat Kyungsoo tersenyum untuk orang selain dirinya.
Karena Chanyeol pikir dia lah dunia Kyungsoo sekarang.
***
Jam lima pagi saat Kyungsoo mulai membuka perlahan kedua matanya saat suara alarm yang memekakkan telinganya ini terdengar tapi sebelum Kyungsoo berhasil mematikan suara alarm, suara itu berhenti. Berganti dengan wajah laki-laki yang sedang tersenyum. Laki-laki yang sempat dia pikirkan sebelum terlelap dalam tidur.