Part 5

3.1K 335 36
                                    

Minggu, 24 Sept 2017.

Mungkin kalau orang lain berharap doinya peduli, peka, dan lain sebagainya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Mungkin kalau orang lain berharap doinya peduli, peka, dan lain sebagainya. Namun, kalau gue cuma berharap bokap kembali peduli sama keadaan gue, bukan cuma sekedar materi.

 Namun, kalau gue cuma berharap bokap kembali peduli sama keadaan gue, bukan cuma sekedar materi

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Jakarta tanpa macet? Kayaknya impossible deh. Karena buktinya sekarang aku sudah terjebak di daerah Arteri selama setengah jam, dan selama perjalanan itu pula jalanan padat merayap.

Sambil mengetuk-ketukan jari pada setir mobil dengan alunan musik dari Snakeship mengalun asik, menemani kemacetan ini. Motor menyalip seenaknya, aku tidak peduli. Mobil lain menekan klakson bersahutan, aku tetap masa bodo, yang penting Snakeship jadi teman asik ngejomblo di mobil seperti sekarang.

Ketika mobil depan mulai berjalan pelan, aku berhenti menginjak rem dan mobil matic ini ikut berjalan. Namun, mataku yang usil menatap ke beberapa mobil, dan pandanganku sempat berhenti pada mobil di sebelah kiriku. Kacanya tembus pandang dan menampilkan keluarga kecil yang terlihat bahagia. Ayahnya menyetir, di samping kemudi ada Ibunya yang menemani. Di jok belakang ada dua anak remaja perempuan yang sepertinya menikmati obrolan di dalam mobil itu.

Aku tersenyum tipis, tapi sudut hatiku terasa miris karena pemandangan itu seperti keadaan keluargaku yang utuh. Aku pernah ada di posisi seperti mereka, ketika Shakira masih SMA dan aku masih SMP. Kami bahagia, dulu ... tapi sekarang tidak lagi.

Kemudian mobil di sebelahku itu berjalan terlebih dahulu, aku mengembuskan napas yang terasa berat. Menyandarkan punggung sambil menatap kosong ke depan.

Aku ... bisakah keegoisanku mengambil alih keegoisan mereka sedikit saja hanya untuk mengembalikan keutuhan keluargaku?

Tapi kayaknya itu cuma mimpi deh, Ra!

Sekarang, berbicara tentang keegoisan aku teringat tentang isi dompetku yang sudah menipis. Soal keuangan, keegoisanku totalitas banget. Aku tidak akan membiarkan hidupku kekurangan--karena kasih sayang tidak lagi bisa kudapatkan, maka materi harus tercukupi.

Aira Fanda Warema:
Pa, dompet Aira kemarau nih

Terkikik sendiri, kode keras seperti itu biasanya ampuh untuk Papa. Peduli setan dia sedang apa pagi ini, yang pasti nanti siang aku harus makan. Karena tadi sebelum berangkat, aku mengecek saldo m-banking tinggal tersisa seratus ribu. Bisa gila aku karena urusan perut, bensin, dan hal remeh-temeh tak terduga lainnya harus tercukupi--paling tidak sampai seminggu ke depan.

Sehitam Brownies Seputih SusuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang