Part 1

6K 478 59
                                    

14 Sept 2017

Ada Babang Deon di mulmed


Kira-kira, cowok ganteng, tajir, bersih dari rokok dan perhatian ada nggak ya?

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Kira-kira, cowok ganteng, tajir, bersih dari rokok dan perhatian ada nggak ya?

Jawaban: Ada. Deon.

Sepuluh lewat tiga puluh menit

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Sepuluh lewat tiga puluh menit. Itu artinya, masih ada waktu hingga jarum jam bisa disebut jadi setengah satu siang. Dan itu artinya, masih ada waktu untuk sekedar bengong dan menertawakan segala hal di tempat ini selama dua jam ke depan sebelum masuk kelas.

Berada di tempat dengan sederet payung besar yang terletak di kantin belakang kampus, model payung berwarna-warni pastel yang mampu meneduhkan segerombol mahasiswa tongkrongan nggak penting, guna mencari sensasi setiap harinya.

Aku tertawa skeptis, lucunya ... akulah salah satu dari mereka. Mahasiswi nggak penting yang masih punya sedikit alasan kalau ngampus nggak melulu soal belajar, tapi masih bisa ketawa-ketiwi dari berbagai angkatan.

Sambil menyesap gulungan nikotin yang tersemat di jari, aku memerhatikan setiap gerak-gerik mereka sambil ditemani sepiring brownies yang membuatku merasa kalau menjadi mahasiswi di jurusan Komunikasi itu kejam. Iya, kejam. Karena yang pintar, akan menjadi bodoh apabila mereka nggak bisa menjaga diri dengan baik dan terbawa arus pergaulan yang keras.

Hey, ini ibu kota! Siapapun bisa menjadi biadab hanya karena kebutuhan gaya hidup!

Misalnya, segerombolan di seberang payungku--mereka tertawa tiada henti tanpa kejelasan hanya karena satu hal; mereka habis mengkonsumsi lintingan daun tak berfaedah dan beberapa dari mereka sepertinya habis memakan jamur menjijikan berwarna hitam yang membuat halusinasi jadi berlebihan. Untuk kebutuhan gaya hidup--kalau nggak mencoba, belum gaul.

See? Too much stupid people think over here!

Aku juga bingung apa gunanya mereka mengkonsumsi itu terus-menerus. Jangan tanya apakah aku pernah merasakannya? Karena jawabannya sudah tertera di kepala kalian tanpa diminta.

Rasanya aneh, agak asin sekaligus pahit seperti upil dan--yack, menjijikan. Aku pernah mencobanya sekali, just for fun, karena penasaran.

Sehitam Brownies Seputih SusuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang