Part 31

2.4K 313 51
                                    

18 Mei 2018

Apabila kalian ada di posisi gue, mau nggak kasih kesempatan buat orang lain yang udah bikin kesalah pahaman?

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Apabila kalian ada di posisi gue, mau nggak kasih kesempatan buat orang lain yang udah bikin kesalah pahaman?

Apabila kalian ada di posisi gue, mau nggak kasih kesempatan buat orang lain yang udah bikin kesalah pahaman?

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Mendekati akhir semester, seluruh mahasiswa aktif di keorganisasian ataupun UKM hectic banget deh. Pasalnya, kami menyiapkan rencana untuk kegiatan mahasiswa baru terkait kegiatan kampus. Perkenalan HIMA, BEM, DPM, hingga UKM.

Apalagi sebagai UKM terbaik Fotografi haruslah jadi terdepan dan memiliki rancangan yang bagus. Ditambah lagi, tahun ini Levin sebagai ketua umum harus memilih berganti kepemimpinan atau lanjut memimpin.

Buktinya, sekarang dia dan yang lainnya sibuk melakukan penjadwalan, pembuatan final proposal ini itu. Kami baru saja selesai rapat internal terkait acara-acara kampus yang akan melibatkan UKM fotografi ini.

Levin sebagai ketua umum, sibuknya ampunan, semua mengandalkan dia. Lalu Deon sebagai pengedit handal, adalah salah satu yg diandalkan terkait kerja sama dengan humas UKM maupun kampus. Gitu deh, aku pun nggak begitu peduli tugas mendetil yang mereka kerjakan.

Aku memerhatikan mereka saja dari sini sambil ngemil brownies kemasan yang diberikan Deon tadi pagi. Sambil melirik teman-teman lain yang sama sibuknya. Kayaknya cuma aku yang sibuk makan, nggak penting banget ada aku di sini.

"Minta satu dong, Nyet," panggil Levin tiba-tiba sudah duduk di bangku sampingku.

Aku memberikan kotak brownies itu padanya. "Masih lama nggak sih? Gue laper deh," kataku begitu Levin mengambil brownies itu.

"Masih, ini bisa sampe nginep-nginep sih," sahut Levin enteng, aku melotot.

"Ah, lo gilak! Gue ogah ikutan nginep di kampus, mending gue nyari tempat buat dinner atau tidur di rumah."

Dia memutar bola mata. "Hidup lo monoton, anjir!" cibirnya, kemudian dia melanjutkan. "Lagipula, gue mana tega biarin lo ikutan nginep di kampus."

Sehitam Brownies Seputih SusuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang