14. Back Hug

1.6K 159 45
                                    

^ Meski belum lama kita menghabiskan waktu bersama
namun, kau harus tahu.
Aku adalah satu-satunya yang merentangkan kedua tanganku Untukmu dan hatimu ^ Ong Seongwoo

ㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡ

[Seoul,25 Juni 2016]

# Author POV #


Dua gadis dengan style yang kontras berjalan keluar dari ruang kelas Dosen Suho. Selain fashion style rupanya ekspresi mereka saling berlawanan juga. Satu sisi ada yang tersenyum lega sedangkan gadis satunya menggigit bibir disertai air muka gelisah.

"Mianhae,aku kurang maksimal tadi," gumam gadis yang mengenakan white t-shirt sebagai inner-nya dengan outer kemeja kotak-kotak marun dan jeans serta sepatu converse kesayangannya.

Gadis yang tampil feminim dengan rok asimetris dan kemeja bermotif floral tersenyum tipis kemudian menepuk gadis di sampingnya. "Kau sudah berusaha,Sinb-ya."

"Tadi saat kau memutar video hasil wawancaranya tiba-tiba kepalaku pusing dan masih pusing sampai sekarang," jelas Sinb mengurut keningnya.

"Pasti kau belum sarapan,iya kan?" tukas Eunha kemudian merangkul Sinb sebelum menuruni anak tangga.

Sinb menggelengkan kepala lalu menjawab,"Aniyo. Sudah tentu aku sarapan. Kan sedang ada calon ahli gizi di rumahku. Kau ini lupa ya? Bahkan Sowon eonni menyuruhku makan empat kali sehari karena katanya aku gizi buruk."

Eunha langsung tertawa begitu mendengar jawaban Sinb yang menyebutkan bahwa Sinb gizi buruk. Jujur saja ia juga setuju dengan pernyataan itu. Akhir-akhir ini sahabatnya itu semakin kurus. Dia juga sering mendengar keluhan sahabatnya yang merasa pusing.

"Makanya mulai sekarang makan teratur! Mungkin kau bisa konsultasi pada sepupumu itu,wahai penderita gizi buruk."

"Mworago? Berhenti memanggilku si gizi buruk! Aku tidak sekurus dan semenyedihkan itu eoh," protes Sinb merengut.

"Aku jadi ingin bertanya pada Sowon-ssi tips-tips diet yang sehat."

Sinb melirik Eunha terutama bagian pipi. Dia membayangkan kalau pipi Eunha adalah bakpao rasa blueberry.
"Majjayo. Kau harus diet. Lihat! Bakpaomu semakin chubby. Pasti berat badanmu sekarang bertambah. Aku jadi gemas sendiri."

"Hanya sedikit sih. Napsu makanku sedang baik minggu-minggu ini."

Selepas menuruni sekitar tiga belas anak tangga, kini mereka sudah berada di lantai dasar. Mereka duduk sebentar di salah satu bangku yang ada di beranda gedung Fakultas Sos-Pol. Sambil menikmati semilir angin yang  bertiup dari pohon-pohon yang bergayutan,Eunha mengecek jadwal kuliah selanjutnya. Apakah ia akan satu kelas lagi dengan Sinb atau tidak.

Sinb mengejam. Kepalanya masih terasa kliyengan. Ia mencoba mengira-ngira apa yang membuat kepalanya pusing begini. Apa dia salah makan? Gejala sakit? Kelelahan atau mungkin keseringan bermain laptop karena mengedit video wawancara? Apa karena muak dengan buku-buku setebal bantal itu?

"Oh ya,katanya kau pusing. Kalau begitu kajja kita ke kantin. Perutku sudah lapar ingin makan siang," ajak Eunha mengulurkan tangan kanan bermaksud ingin menggandeng Sinb.

Sinb membuka matanya kemudian mendecak,"Dasar tukang makan! Apa kau sedang program menggendutkan badan? Bukannya sebelum kita presentasi kau sudah memakan satu burger?"

"Hei,itu burger. Aku belum makan kalau Bibimbap belum memasuki kerongkonganku." Eunha mesem kemudian menarik tangan Sinb supaya bangkit lalu menemaninya ke kantin.

MY IDOL (Because I'm Stupid)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang