23. My Way

937 139 8
                                    

^ Harapanku mengabur
Gempita malamku memang kelam
Tak hanya malam,tapi kehidupan
Tidak,aku harus tetap berjalan
Jarum tak selamanya menanggalkan kesakitan ^

Quotes by Xiao_lian

ㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡ


# Sinb POV #

Tak terasa sudah satu minggu aku mengikuti pengambilan nilai spring semester pertamaku. Detik ini aku bisa bernapas lega karena semua test sudah kulewati. Aku hanya perlu menunggu hasilnya akhir minggu depan. Setelah itu,liburan musim panas dimulai.

Liburan ini tidak sepenuhnya kuhabiskan untuk bermalas-malasan tetapi untuk mencari penghasilan. Empat hari yang lalu aku dan Eunha mengirim surat lamaran pekerjaan ke KBS. Kami juga sudah interview kemarin. Semoga kami berdua diterima kerja part time di sana.

"Woi! Bagaimana test tadi?" seru seseorang merangkulku dari belakang. Siapa lagi kalau bukan Eunha.

 Siapa lagi kalau bukan Eunha

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Lumayan," jawabku santai. Kami berjalan di koridor lantai dua Gedung Ilkom B sambil berangkulan.

Sejujurnya baru kali ini aku merasa enjoy saat menghadapi ujian. Dari dulu, bagiku ujian adalah sesuatu yang sangat menakutkan. Itu mungkin karena aku yang kurang persiapan.

"Syukurlah. Sepertinya dari kemarin kau menikmati test-nya."

"Sedikit. Gomawo sudah membantuku belajar." Aku menepuk-nepuk punggung Eunha seraya tersenyum lebar.

"Ah,cheonmanenyo. Tanganmu sudah sembuh?" Eunha mengangkat tangan kananku hati-hati. Mengamati telapak tanganku yang sekarang sudah berbentuk seperti telapak tangan manusia pada umumnya.

"Sudah."

"Aku tahu siapa yang menaruh ulat di tasmu," bisik Eunha.

Sontak perkataannya membuat alisku terangkat dan darahku naik. Aku ingin tahu siapa yang tega membuat tanganku bengkak selama tiga hari.
"Nuguya?"

"Nancy dan bala pasukannya. Dua hari yang lalu saat mau ke toilet aku sempat mendengar tawa mereka di depan washtafel.  Kudengar mereka sengaja menaruh ulat bulu itu ke dalam totebag yang kutaruh di meja kantin saat aku pesan jjampong waktu itu. Kau ingat?"  (Chap Am I Crazy)

"Oh ne. Geundae wae? Kenapa dia selalu bikin masalah denganku?" gerutuku kesal.

"Mereka suka bikin onar mentang-mentang kampus ini milik ayahnya."

"Jika dia macam-macam padaku lagi aku tak akan segan mengadukannya pada Kim Jong Kang-ssi."

Eunha menatapku seakan ragu.
"Serius? Kau berani?"

MY IDOL (Because I'm Stupid)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang