15. Gomawo

1K 118 23
                                    

^ Semakin banyak kata yang tak bisa kusampaikan
Maka semakin besar rasa benciku pada diriku
Nyatanya,diriku mempedulikanmu ^ ㅡ Xiao Lian

ㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡ


# Author POV #

"Cepat buka jaketmu!" titah Sinb membuat Ong mengacir begitu saja. "Hei! Kau mau kemana?" Sinb semakin dibuat belingsatan antara mengejar pemuda berjaket hitam atau membersihkan pecahan gelas di lantai.

"Kejar dia! Biar aku saja yang mengurus ini semua,palliwa!" Eunha datang membawa seperangkat alat kebersihan yang ia pinjam di salah satu kantin.

Sinb mengangguk kemudian tanpa mengulur waktu ia berlari ke arah perginya Ong Seongwoo. Setelah berlari tiga menitan ia melihat Ong sedang berjalan di koridor. Ia pun segera menahan si pemuda.

"Sunbaenim!" teriakan Sinb membuat Ong menoleh dan mengistirahatkan langkah.

"Aku takkan membiarkanmu pergi sebelum kupastikan keadaanmu baik-baik saja," tutur Sinb merentangkan kedua tangan di hadapan si pemuda.

"Sudah kubilang aku tidak apa-apa."

"Gelas itu menghantam punggungmu,iya kan?" terka Sinb seakan menyaksikan sendiri adegan itu.

"Itu tidak penting,Bbi-ya. Yang paling penting adalah gelas itu tidak melukai dirimu," kata Ong kembali melangkah. Tingkahnya memang tampak seperti menutupi sesuatu dari Sinb. Bukannya apa,ia hanya tidak mau gadis itu merasa berhutang budi atau merasa bersalah.

Namun,bukan Sinb namanya kalau tak punya rasa ingin tahu yang tinggi. Oleh karena itu,tak perlu menunggu izin dari Ong, ia dengan tangkas menyingkap jaket dan kemeja si pemuda dari belakang.

"Heol! Kau mau apa?!" Mestilah Ong terperanjak karena aksi Sinb yang sedikit konyol.

"Aigoo! Punggungmu biru lebam. Kajja aku antar ke UKK!" (*A.n : UKK-Unit Kesehatan Kampus)

Masih terus berjalan,Ong enteng menjawab,"Tidak usah. Ini tidak sakit."

Sinb mempercepat langkah,berusaha menyamai langkah Ong yang cepat.

"Ke UKK atau aku keluar dari JFC?"

"Aish,kau ini." Ong kembali mem-pause langkah. Ia menghela napas panjang. Ternyata punggungnya sampai membiru,pantas saja daritadi nyeri. "Baiklah tapi aku tidak mau diobati perawat di sana."

"Aku yang mengobatimu. Tenang saja."

"Kalau tahu begitu aku bersedia dari tadi." Cengiran khas tampak dari wajah Ong.

"Apa? Aish,untung aku berhutang budi padamu,kalau tidak aku sudah menendang bokongmu. Dasar namja tukang modus!"

"Tapi kau suka tipe sepertiku kan? Jujur saja!" Jiwa kepedean Ong kumat lagi.

"Jangan banyak mengkhayal! Sekarang ayo ke UKK! Satu jam lagi aku harus masuk kelas."

"Papah aku,juseyo! Punggungku sakit," pinta Ong seakan kena serangan encok dadakan.

"Shireo! Katanya tadi kau baik-baik saja,kenapa mendadak manja seperti ini? Jalan sendiri!"

"Ck,padahal tadi kau sangat khawatir padaku." Modus sang playboy gagal.

MY IDOL (Because I'm Stupid)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang