RADEN PAMANAH RASA

9.2K 241 9
                                    


Setelah kematian istrinya, Raden Pamanah Rasa menjadi sangat kesepian. Ia begitu terpukul dan bersedih atas meninggalnya Sang Puteri Mahkota. Ia menjadi sering keluar istana hanya sekadar untuk berburu atau berjalan jalan dengan menyamar.

Suatu hari ketika Sang Raden sedang berjalan jalan dengan menyamar disekitaran desa, tanpa sengaja Ia mendengar seorang perempuan dengan suara merdunya sedang mengaji melantunkan ayat suci Al Qur'an. Raden Pamanah Rasa sangat takjub dan heran dengan apa yang dilantunkan oleh wanita tersebut. Ia belum pernah mendengar suara selembut dan semerdu itu.

Oh Gusti Dewa Batara, siapakah wanita bersuara selembut sutra dan semerdu hembusan angin ini? Dan bacaan apakah yang ia lantunkan ini? Sungguh aku sangat terpikat hanya oleh suaranya. Batin sang Raden.

Mengkuti Rasa penasarannya, Raden Pamanah Rasa mencari tahu suara itu berasal. Rupanya suara itu berasal dari seorang gadis cantik di padepokan Syekh Quro. Dia adalah putri Ki Gedeng Tapa. Nyi Mas Subang Larang.

Raden Pamanah Rasa sangat takjub dengan suara sang gadis. Tanpa sadar ia telah berada disana selama beberapa jam. Ia begitu menikamati suara merdu Nyi Mas Subang Larang dan juga kecantikannya. Ia benar benar sudah jatuh cinta pada wanita itu.

***

Raden Pamanah Rasa benar benar sudah jatuh hati pada Nyimas Subang Larang. Sepanjang hari ia sering mengunjungi padepokan Syekh Quro hanya untuk mengunjungi Nyimas Subang Larang dari kejauhan. Ya, putera mahkota Galuh itu tidak berani menemui langsung sang gadis pujaan. Ia hanya mampu mengagumi Nyimas Subang Larang dari kejauhan.

Ketika perang antara kerajaan Singapora kecil dengan Japura pecah, Prabu Anggalarang mengirim puteranya untuk maju ke Medan perang memimpin pasukan Singapora. Dengan berat hati Raden Pamanah Rasa pergi memimpin pasukan Singapora melawan pasukan Japura yang dibawahi Raden Amuk Marugul.

Raden Pamanah Rasa adalah seorang yang ahli strategi perang. Ia juga amat piawai memainkan beberapa senjata. Kemampuan bela dirinya juga jangan diremehkan. Memanglah sangat tepat keputusan Prabu Anggalarang menobatkan Raden Pamanah Rasa sebagai calon penerus tahta. Selain keahliannya dalam strategi perang, Ia juga ahli dalam ketatanegaraan. Rakyat menyukainya karena sifat welas asih dan bijaksananya.

Raden Amuk Marugul dan pasukannya berhasil dipukul mundur. Sang calon Raja Galuh pulang memboyong kemenangan untuk pihak sekutunya. Raja pun sangat bangga dan semakin memantapkan niatnya menjadikan Pamanah Rasa sebagai Raja penerus dirinya.

Sepulangnya dari medan perang, Pamanah Rasa memantapkan niatnya untuk meminang Nyi Subang Larang pujaan hatinya. Namun ia mendapat kabar buruk. Ternyata selama kepergiannya ke pertempuran melawan pasukan Amuk Marugul, ayahandanya menurunkan titah melarang penyebaran agama Islam di tanah Galuh. Ia juga menutup pondok pengajian Syekh Quro, tempat dimana Nyimas Subang Larang menuntut ilmu.

Raden Pamanah Rasa kembali menelan pil kekecewaan. Ia harus kembali kehilangan wanita yang dicintainya. Setelah kepergian istri pertamanya Nyai Ambet Kasih, kini ia kehilangan wanita idamannya. Nyimas Subang Larang.

Raden Pamanah Rasa menjadi sangat sedih dan terus menyendiri. Ia sering keluar istana hanya untuk berburu atau berkeliling. Seakan kehilangan semangat dan kemampuannya, hasil buruan sang pangeran pun sangat menurun. Jauh dari apa yang bisa didapatkan olehnya sebelumnya. Kesedihannya saat ini jauh lebih dalam daripada saat ia kehilangan Nyai Ambet Kasih.

Raja menjadi cemas mengetahui kondisi pangeran yang sangat kacau dirundung duka. Beberapa kali ia menanyakan apa yang terjadi, namun tetap sang pangeran hanya diam seribu bahasa.

Prabu Anggalarang meminta puteranya untuk mengunjungi desa di perbatasan wilayah Galuh dengan wilayah Japura. Raja meminta agar pangeran membantu warga disana karena di desa itu sering terjadi perampokan dan penindasan pada rakyat miskin.

PRABU SILIWANGI RAJA PADJAJARANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang