Aku rasa, aku lelah saat mengejar kuda putih itu.
Tapal kuda yang kencang dengan kaki lebarnya itu terasa momok penghalang.
Rambutnya yang ringan melayang bak selendang lepas dari bidadari.
Raga yang tiba-tiba berseru pada angin untuk bersatu, membuatnya cepat menghilang.
Kenapa? Aku tak sadar akan karunia Tuhan yang melecehkanku.Tak sadarkah aku, jika aku telah dipermainkan oleh kuda ku sendiri?
Tak sadarkah aku, bila aku sudah jauh dari rumah?Selasa, 10 Oktober 2017
KAMU SEDANG MEMBACA
KLASIK √
Poesía❲𝗽𝗲𝗺𝗲𝗻𝗮𝗻𝗴 𝘄𝗮𝘁𝘁𝘆𝘀 2017 𝗸𝗮𝘁𝗲𝗴𝗼𝗿𝗶 𝗡𝗲𝘄𝗰𝗼𝗺𝗲𝗿𝘀❳ Aku diterpa angin malam. Telingaku kalut, tertampar suara gagak hitam. Hingga aku tak dapat bermalam. Dalam hatimu yang tentram. © copyright 2017 R I N I...