Napasku terhenti di sebuah jarak.
Memisahkan raga yang tertinggal jauh.
Bulir keringat bagai noda yang berkerak.
Sebuah kata yang hilang, bersih.Tercekat, tawa seolah menghukumku dalam tangis.
Ruang dalam gerak tak lagi tersisih.
Menjadi peraduan yang magis.
Dalam gelap yang tak mau beralih.Untuk ragaku, aku tinggal kerangka.
Untuk jiwaku, aku tinggal nyawa.
Untuk Tuhanku, bawalah aku ke baka.Selasa, 29 Mei 2018
KAMU SEDANG MEMBACA
KLASIK √
Poetry❲𝗽𝗲𝗺𝗲𝗻𝗮𝗻𝗴 𝘄𝗮𝘁𝘁𝘆𝘀 2017 𝗸𝗮𝘁𝗲𝗴𝗼𝗿𝗶 𝗡𝗲𝘄𝗰𝗼𝗺𝗲𝗿𝘀❳ Aku diterpa angin malam. Telingaku kalut, tertampar suara gagak hitam. Hingga aku tak dapat bermalam. Dalam hatimu yang tentram. © copyright 2017 R I N I...